Liputan6.com, Washington - Presiden AS Joe Biden mengatakan NATO "akan menanggapi" jika Rusia menggunakan senjata kimia di Ukraina.
Joe Biden yang tengah berada di Eropa untuk melakukan pembicaraan dengan sekutu, tidak menjelaskan apa artinya itu.
Baca Juga
Dilansir BBC, Jumat (25/3/2022), komentarnya muncul pada hari pertemuan darurat yang belum pernah terjadi sebelumnya di Brussel , di mana para pemimpin Barat menunjukkan front persatuan melawan invasi Rusia.
Advertisement
Biden sedang melakukan perjalanan ke Polandia pada hari Jumat di mana lebih dari dua juta orang Ukraina telah melarikan diri dari pertempuran.
Ditanya apakah penggunaan senjata kimia oleh Vladimir Putin akan memicu tanggapan militer dari NATO, Biden menjawab bahwa itu "akan memicu tanggapan yang sama".
"Kami akan merespons jika dia menggunakannya. Sifat respons akan tergantung pada sifat penggunaannya," katanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Senjata Kimia
Negara-negara Barat telah memperingatkan Rusia dapat bersiap untuk menggunakan senjata kimia atau biologi di Ukraina, karena invasinya ke negara itu memasuki minggu kelima.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan akan menjadi "bencana" jika Putin menggunakan senjata kimia, sementara Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah menjelaskan hal itu akan mengakibatkan konsekuensi yang parah.
Gedung Putih telah membentuk tim keamanan nasional untuk melihat bagaimana AS dan sekutunya harus bereaksi jika Rusia melancarkan serangan kimia. Tapi tidak ada saran NATO akan menanggapi dengan menggunakan senjata kimia, kata Editor BBC AS Sarah Smith.
Biden sebelumnya menekankan AS dan NATO tidak akan mengirim pasukan ke Ukraina karena khawatir akan konfrontasi militer langsung dengan Rusia.
Ia berbicara setelah pertemuan darurat para pemimpin NATO untuk memperdebatkan bagaimana menanggapi kemungkinan penggunaan senjata pemusnah massal, serta bantuan militer untuk Ukraina dan sanksi yang lebih keras terhadap Moskow.
"Satu-satunya hal yang paling penting adalah kita tetap bersatu," kata presiden setelah KTT.
Advertisement