Meja Bahasa Indonesia, Kegiatan Mahasiswa di North Carolina Belajar Bahasa dan Budaya RI

Ini kisah mahasiswa AS dan asing yang tetap bisa mempelajari bahasa dan budaya Indonesia lewat kegiatan rutin yang bernama Meja Bahasa Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jun 2022, 21:00 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2022, 21:00 WIB
Ilustrasi bendera Indonesia
Ilustrasi bendera Indonesia (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, North Carolina - Di kampus Universitas North Carolina (UNC) belum ada kelas Bahasa Indonesia, tapi mahasiswa AS dan asing tetap bisa mempelajari bahasa dan budaya Indonesia lewat kegiatan rutin yang bernama Meja Bahasa Indonesia.

William Burnham adalah seorang senior atau mahasiswa tingkat akhir jurusan Biologi dan Geografi di UNC-Chapel Hill North Carolina. Pria yang akrab disapa Will ini punya cita-cita unik.

"Saya ingin (melakukan) penelitian (tentang) perubahan iklim," ujar mahasiswa 21 tahun ini dalam Bahasa Indonesia. "Saya tertarik dengan perubahan iklim terutama di negara kepulauan seperti Indonesia, Filipina -- Asia Tenggara."

Itulah yang memotivasinya untuk mempelajari Bahasa Indonesia. Setiap dua minggu sekali, ia mendatangi Meja Bahasa Indonesia di sebuah teras di kampus UNC.

Selama sejam, ia dan segelintir peserta lain belajar kosakata, praktik bicara, dan membahas budaya Indonesia di kampus yang kebanyakan mahasiswanya orang AS berkulit putih ini.

"Saya pikir ini cara yang sangat bagus untuk mempelajari sesuatu yang tidak banyak diketahui di kampus," kata mahasiswa yang telah mengikuti kegiatan ini selama tujuh bulan seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (12/6/2022).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bersyukur Meski Minat Rendah

Peristiwa Lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Ilustrasi Bendera Merah Putih Credit: unsplash.com/Nick

Seorang peserta tetap lainnya adalah Baiquni, mahasiswa S3 dari Indonesia. Sebagai penutur asli, ia ikut membantu peserta asing memperlancar percakapan. Laki-laki asal Aceh ini juga ikut berbagi pengalaman dan sudut pandang sebagai orang Indonesia.

"Mereka senang karena mostly orang AS nggak tahu Indonesia gimana," katanya ketika ditemui VOA di kampus UNC. "Tapi bagi orang yang penasaran dengan Indonesia, mereka surprise tahu bahwa Indonesia has a lot to offer," ujar mahasiswa jurusan sejarah ini.

Tak sampai 10 orang menghadiri pertemuan rutin ini, kata pengagasnya, Kevin Fogg. "Minat rendah, tapi kita tetap bersyukur bahwa ada mahasiswa AS yang tertarik dengan Bahasa Indonesia," ujarnya ketika ditemui VOA di Gedung Fedex Global Education Center.

Meski minim peminat, Fogg berusaha membuat sesi ini menarik. "Kadang-kadang kita bawa Astor, Beng-beng, atau kerupuk, atau apa yang bisa kita ceritakan, 'oh ini dimakan di Indonesia,'" katanya dalam Bahasa Indonesia.

 


Pertukaran Budaya AS dan Asia

Bendera AS
Ilustrasi negara Amerika Serikat merayakan Memorial Day. Credits: pexels.com by Brett Sayles

Fogg adalah Associate Director Carolina Asia Center, institut di UNC yang bertujuan mendorong pertukaran budaya antara AS dan Asia, termasuk lewat bahasa.

"UNC sudah mengajarkan bahasa Jepang, Korea, Hindi, Urdu, Vietnam. Belum ada cukup mahasiswa untuk buka kelas Indonesia," ujar akademisi yang pernah melakukan penelitian beberapa tahun di Indonesia ini.

Ia berharap kegiatan ini bisa meningkatkan minat terhadap Bahasa Indonesia, supaya bisa masuk ke dalam kurikulum seperti di beberapa kampus di AS, termasuk Universitas Yale dan Universitas Ohio.

Sekarang ini, Meja Bahasa Indonesia sedang libur di tengah musim panas dan akan dilanjutkan kembali pada musim gugur.

Sementara Will, yang baru saja meraih beasiswa Critical Language dari Departemen Luar Negeri, akan menghabiskan musim panas di Malang, Jawa Timur bulan ini untuk terus memperlancar Bahasa Indonesia. [vm/em]

 

 

 


Bahasa Indonesia Masuk Daftar Paling Banyak Digunakan di Dunia

Ilustrasi bendera Indonesia
Ilustrasi bendera Indonesia (dok. pexels)

Apa bahasa yang paling banyak digunakan di dunia? Bahasa Indonesia salah satunya.

Bahasa secara historis menyebar melalui perdagangan, penaklukan, kolonisasi, imigrasi, dan interaksi budaya. Bahasa Inggris adalah bahasa yang paling banyak digunakan di dunia, dengan hampir 1,13 miliar penutur (sekitar 379 juta di antaranya adalah penutur asli).

Meskipun demikian, bahasa Inggris tidak menempati urutan pertama dalam hal jumlah penutur asli. Sebaliknya, bahasa tersebut telah menjadi terkenal sebagian besar dari popularitasnya sebagai subjek bahasa asing.

Berikut ini analisis bahasa paling populer di dunia dari segi penutur asli dan mereka yang telah mempelajari bahasa tersebut. Dengan kata lain paling banyak digunakan di dunia. Dikutip dari World Atlas, Kamis (17/9/2020):

Selengkapnya di sini...

Infografis Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional
Infografis Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya