Shinzo Abe Tewas Ditembak, Pakar: Ini Terorisme Politik

Kabar ditembaknya Mantan PM Jepang Shinzo Abe membuat gempar Negeri Sakura.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 08 Jul 2022, 21:11 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2022, 21:08 WIB
Shinzo Abe, Mantan PM Jepang yang Meninggal Usai Ditembak Saat Pidato Kampanye
File foto pada 25 September 2017, Shinzo Abe yang masih menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang berbicara selama konferensi pers di kediaman resmi perdana menteri di Tokyo. Sejumlah media memberitakan bahwa Shinzo Abe meninggal dunia, setelah sebelumnya mengalami gagal jantung akibat akibat penembakan di Nara pada Jumat, 8 Juli 2022. (AP Photo/Shizuo KambayashiK, File)

Liputan6.com, Tokyo - Kasus penembakan Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe membuat gempar Negeri Sakura. Shinzo Abe ditembak ketika sedang membantu kampanye rekannya di Partai Demokrat Liberal. 

Akibat insiden itu Abe menghembuskan nafas terakhir pada Jumat (8/7/2022). Kecaman pun muncul dari partai berkuasa maupun oposisi, serta dari komunitas bisnis Jepang. 

"Ini adalah jelas-jelas tindakan terorisme politik yang tak bisa diampun," ujar Sanae Takaichi, kepala Dewan Penelitian di Partai Demokrat Liberal, dikutip Kyodo. 

Asosiasi eksekutif perusahaan di Jepang (Keizai Doyoukai) turut memberikan kecaman keras atas perbuatan pelaku yang dinilai tidak bisa diampuni. 

"Ini adalah sebuah tantangan serius kepada demokrasi Jepang. Ini tidak bisa diampuni," ujar Kengo Sakurada, ketua dari Keizai Doyoukai. 

Sekadar informasi, kebijakan ekonomi Abe cukup populer di dunia dengan julukan Abenomics. Kebijakan tersebut mendukung deregulasi, serta pelonggaran moneter. Salah satu kebijakan Abe yang pro-bisnis adalah pendekatan "sandbox" yang memberikan keringanan aturan bagi sektor teknologi yang baru.

Pada 10 Juli 2022, Jepang akan menggelar pemilihan Dewan Penasihat (Sangiin). Kampanye Abe adalah terkait pemilihan tersebut. 

Saat ini, Partai Demokrat Liberal masih menjadi mayoritas dengan total 109 kursi. Salah satu pesaing utama partai tersebut adalah partai baru bernama Partai Demokrat Konstitusional.

Pemimpin partai itu adalah politisi muda bernama Kenta Izumi. Ia juga telah memberikan kecaman kepada penembakan Shinzo Abe. 

"Penembakan Mantan Perdana Menteri Abe adalah serangan kepada kebebasan berpendapat dan sungguh tidak terampuni," ujarnya via Twitter. Ia pun berjanji bahwa partainya akan memandang situasi ini dengan serius dan menolak terorisme dalam kampanye.

"Kami dengan tegas melawan kekerasan dan melindungi demokrasi," tegasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penembak Mantan PM Jepang Mengaku Sudah Lama Berniat Bunuh Shinzo Abe

Pelaku Penembakan Shinzo Abe
Tetsuya Yamagami, bawah, ditahan di dekat lokasi penembakan di Prefektur Nara, Jepang barat, Jumat, 8 Juli 2022. Shinzo Abe, mantan Perdana Menteri Jepang telah mengalami insiden penembakan di kota barat Nara oleh seorang pria berusia 40-an yang diidentifikasi sebagai Tetsuya Yamagami. (Katsuhiko Hirano/The Yomiuri Shimbun via AP)

Pria bernama Tetsuya Yamagami langsung ditangkap usai menembak mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat berpidato kampanye di Nara, Jepang. Setelah dilarikan ke rumah sakit, nyawa Shinzo Abe tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia. 

Pelaku berusia 41 tahun itu diketahui merupakan mantan Marinir Angkatan Laut dan pasukan bela diri Jepang hingga 2005. Tetsuya Yamagami diketahui menggunakan senjata rakitan sendiri. 

Saat kejadian, terdengar dua kali tembakan di lokasi. Motif Tetsuya Yamagami melakukan penembakan diakui karena kecewa dengan Abe saat menjabat sebagai PM dan telah berniat membunuh Abe sejak lama.

Abe terkena luka di dada dan tenggorokan dan detak jantungnya berhenti. Ia langsung dibawa ke salah satu rumah sakit di Nara dengan helikopter, dan diterbangkan lagi ke Tokyo, sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

Berita kematian Abe sangat mengejutkan ketika media pertama kali mendengar bahwa dia telah ditembak sekitar pukul 11.30 waktu setempat pagi ini di kota Nara.

Jepang saat ini sedang melakukan pemilihan parlemen yang akan datang pada Minggu ini dan itulah sebabnya Shinzo Abe turun ke jalan memberikan pidato mendukung salah satu kandidat di kota itu, demikian dikutip dari laman BBC, Jumat (8/7).

Rupanya kunjungan itu baru dikonfirmasi tadi malam sehingga bagaimana tersangka berhasil mengetahui hal ini dan mempersiapkannya masih menjadi pertanyaan terbuka. Kekerasan semacam ini sangat jarang terjadi di Jepang.


Donald Trump Minta Pelaku Dihukum Berat

PM Jepang Shinzo Abe jelang konferensi pers bersama Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih (7/6) (AFP PHOTO)
PM Jepang Shinzo Abe jelang konferensi pers bersama Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih (7/6) (AFP PHOTO)

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump angkat bicara usai mendengar kabar Shinzo Abe meninggal. Melalui media sosial Truth miliknya, Trump memuji Abe sebagai sosok pemersatu. Kematian Abe lantas dinilai sebagai kabar yang sangat buruk. 

Donald Trump juga berharap agar pelaku pembunuhan bisa dihukum dengan keras.  

"Sungguh KABAR BURUK UNTUK DUNIA! Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe meninggal. Ia dibunuh dan semoga ditangani dengan cepat dan keras," tulis Donald Trump, dikutip Fox News, Jumat (8/7/2022).

Lebih lanjut, Donald Trump berkata hanya sedikit orang yang mengetahui bahwa Abe adalah sosok yang hebat. Ia yakin bahwa sejarah akan mengajarkan tentang Abe dengan baik. 

"Ia adalah sosok pemersatu yang tak seperti yang lain, tetapi di atas segalanya, ia adalah seorang laki-laki yang mencintai dan menghargai negaranya yang luar biasa, Jepang. Shinzo Abe akan sangat dirindukan. Tidak akan ada lagi yang seperti dia!" tulis Donald Trump.

Jepang adalah salah satu sekutu penting AS di kawasan Asia. Donald Trump dan Melania Trump juga sempat berkunjung ke Jepang pada 2019. 

Dalam kunjungannya, Donald Trump sempat nonton acara sumo bersama Shinzo Abe, menyantap menu tradisional Jepang bersama para istri mereka, serta yang memberi makan ikan koi.

Penyerangan tokoh politik di Jepang bukanlah yang pertama kali, namun tak biasanya berhasil. Terakhir kali ada perdana menteri yang dibunuh di Jepang adalah Tsuyoshi Inukai pada 1932. 


Pelaku Merupakan Mantan Anggota Pasukan Bela Diri Jepang

Mantan PM Jepang Shinzo Abe Ditembak
Orang-orang bereaksi setelah tembakan di Nara, Jepang barat (8/7/2022). NHK dan Kyodo sama-sama melaporkan Abe dibawa ke rumah sakit dan tampaknya mengalami cardo-respiratory arrest-istilah yang digunakan di Jepang untuk menunjukkan tidak ada tanda-tanda vital, dan umumnya mendahului sertifikasi formal kematian oleh koroner. (Kyodo News via AP)

Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe meninggal dunia usai ditembak saat berpidato kampanye di Nara, Jepang. Abe ditembak seorang pria bernama Tetsuya Yamagami.

Pelaku yang langsung dibekuk usai menembak Abe merupakan mantan anggota Pasukan Bela Diri Jepang, menurut sumber di pemerintahan. Tetsuya Yamagami ditangkap di lokasi penembakan atas tuduhan percobaan pembunuhan, kata kepolisian, dikutip dari Kyodo, Jumat (8/7). 

Tetsuya Yamagami adalah pria berusia 41 tahun dan merupakan warga kota di kawasan barat itu.

Menurut kepolisian, Shinzo Abe ditembak dari belakang sekitar pukul 11.30 waktu setempat ketika menyampaikan pidato di depan stasiun kereta api Yamato-Saidaiji, bagian dari perusahaan KA Kintetsu Railway. Abe jatuh ke tanah dalam keadaan tak sadarkan diri setelah dua tembakan terdengar, kata kepolisian.

Sosok berusia 67 tahun itu, yang pernah sekian lama menjadi pemimpin Partai Demokratik Liberal (LDP), dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan berlumuran darah di kemejanya. Saat dibawa ke rumah sakit, Shinzo Abe tidak menunjukkan tanda-tanda vital fungsi tubuh.

Seorang anggota DPR dari LDP mengatakan ada informasi yang menyebutkan bahwa Abe tertembak di bagian kiri tubuh bagian atas. Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno mengatakan kepada pers bahwa aksi brutal dalam bentuk apa pun tidak boleh ditoleransi.

"Kami mengutuk keras aksi ini," kata juru bicara pemerintah itu.

Infografis Gejala dan Pencegahan Covid-19 Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Gejala dan Pencegahan Covid-19 Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya