Tokyo Gelar Pemutaran Film Dokumenter Sejarah Perang Jepang di Indonesia

Film dokumenter “Masa Kini adalah Masa Lalu: Ayah, Jawa dan Film-Film Ilusi”, yang menceritakan sejarah pendudukan Jepang di Indonesia selama Perang Pasifik, diputar di Tokyo, Minggu (18/9).

oleh Liputan6.comHariz Barak diperbarui 18 Sep 2022, 20:32 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2022, 20:32 WIB
Tentara Jepang pada Perang Dunia II (Wikimedia Commons)
Tentara Jepang pada Perang Dunia II (Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Tokyo - Film dokumenter “Masa Kini adalah Masa Lalu: Ayah, Jawa dan Film-Film Ilusi”, yang menceritakan sejarah pendudukan Jepang di Indonesia selama Perang Pasifik, diputar di Tokyo, Minggu (18/9).

Sutradara film tersebut, Shinichi Ise, dalam pernyataannya di Tokyo, Minggu, mengatakan bahwa film itu adalah hasil dari upayanya menelusuri film-film yang diproduksi oleh ayahnya semasa perang dan pendudukan Jepang di Indonesia.

“Hakikat dari ‘perang’ saya temui dalam perjalanan untuk merenungkan mendiang ayah saya,” kata dia, dikutip dari Antara, Minggu (18/9/2022).

Ayah Shinichi, Chonosuke Ise (1912-1973), dikenal sebagai penyunting film yang ikut memproduksi film-film propaganda yang membenarkan hegemoni Jepang di Asia.

Jepang pada saat itu menduduki berbagai kawasan di Asia dalam Perang Pasifik dengan dalih untuk membebaskan wilayah itu dari kolonialisme Eropa.

Chonosuke sempat dikirim untuk bekerja di perusahaan film Jepang di Jawa, Nihon Eigasha (Nichiei), sebagai reporter pada 1943-1945.

Shinichi mengaku mulai melakukan riset sambil mengikuti jejak sang ayah 30 tahun yang lalu.

 

130 Film Propaganda

FOTO: 75 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II
Jenderal AS Douglas MacArthur menyerahkan pena kepada Letnan Inggris Jenderal Arthur E. Percival usai menandatangani surat-surat penyerahan Jepang di atas kapal perang USS Missouri, Teluk Tokyo, 2 September 1945. Penandatanganan ini menandai berakhirnya Perang Dunia II. (Pool Photo via AP, File)

Sekitar 130 film propaganda yang diproduksi oleh Chonosuke, kata Shinichi, ternyata disimpan dan dirawat di Arsip Audio Visual Belanda (the Netherlands Institute for Sound and Vision).

Shinichi mencoba menemukan hakikat dari perang di Indonesia dengan mencari karya-karya ayahnya.

“Saya ingin mendengarkan suara yang tidak pernah diungkap,” kata dia.

Film dokumenter “Masa Kini adalah Masa Lalu” (Ima wa Mukashi) diputar di Perpustakaan dan Museum Hibiya, Hibiya Convention Hall dalam Bahasa Jepang pada pukul 11.00 waktu setempat dan dengan terjemahan Bahasa Indonesia pada pukul 13.45 waktu setempat .

Shinichi juga menyutradarai berbagai film dokumenter, seperti "Nao-chan" (1995), "Entoko" (1999), "Piglet" (2002) dan "Grandma Taimagura" (2004) sebelum akhirnya memproduksi film “Masa Kini adalah Masa Lalu: Ayah, Jawa dan Film-Film Ilusi” (Ima wa Mukashi) pada 2021.

 

Kian Banyak Anak Muda di Jepang Ogah Nikah

Bataan Death March, sebuah perjalanan maut tentara Sekutu dan Flipina yang dipaksa oleh militer Jepang pada Perang Dunia II (Wikipedia)
Bataan Death March, sebuah perjalanan maut tentara Sekutu dan Flipina yang dipaksa oleh militer Jepang pada Perang Dunia II (Wikipedia)

Pada kabar lain, sebuah studi menyatakan bahwa sejumlah proporsi pria dan wanita di Jepang mengatakan mereka tidak berniat untuk menikah. Para ahli tren telah memperingatkan akan merusak upaya untuk mengatasi krisis populasi negara itu.

Dilansir The Guardian, Rabu (14/9/2022), Institut Nasional Kependudukan dan Jaminan Sosial – sebuah badan yang berafiliasi dengan pemerintah di Tokyo – mengatakan hasil survei tahun 2021, yang diterbitkan bulan ini, akan menambah kekhawatiran tentang tingkat kelahiran yang rendah.

Baca selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya