Kesaksian Korban Selamat Penembakan Massal di Penitipan Anak Thailand: Hanya 1 Balita Selamat

Orang-orang yang menyaksikan pembantaian akibat penembakan dan penikaman massal di tempat penitipan anak Thailand menggambarkan momen mengerikan, ulah seorang mantan polisi.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 07 Okt 2022, 07:55 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2022, 07:55 WIB
Peta Thailand yang menunjukan lokasi penembakan massal dan penikaman di penitipan anak. (AP)
Peta Thailand yang menunjukan lokasi penembakan massal dan penikaman di penitipan anak. (AP)

Liputan6.com, Bangkok - Orang-orang yang menyaksikan pembantaian di sebuah tempat penitipan anak Thailand menggambarkan momen mengerikan, ulah seorang mantan polisi masuk yang mulai menyerang staf dan anak-anak.

Menurut kesaksian Nanticha Panchum, kepala sekolah di pusat pengasuhan anak itu, dia akan membuat makan siang setelah mengantar anak-anak tidur siang dan mendengar suara lima tembakan.

Dia mengatakan kepada BBC bahwa biasanya ada 92 anak-anak di tempat itu, tetapi karena bus bersama mogok dan cuaca hujan, hanya ada 24 anak di lokasi pada saat serangan itu --penembakan dan penikaman massal.

Hanya satu anak yang selamat, menurut Nanticha.

"Ini adalah sesuatu yang tidak pernah saya impikan... Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Saya benar-benar tidak bisa memikirkan apa pun saat ini," katanya seperti dikutip dari BBC, Jumat (7/10/2022).

Salah satu guru lain mengenali penyerang sebagai orang tua dari seorang anak di tempat penitipan anak tersebut, katanya - meskipun anak itu tidak bersekolah selama sebulan.

Dia mengatakan pria itu tidak pernah terlihat tidak sehat, menambahkan bahwa dia selalu sopan saat mengantar putranya dan terkadang terlalu banyak bicara.

Tetapi pada Kamis 6 Oktober, dia mengatakan rekannya mengatakan kepadanya bahwa matanya juling dan pendiam.

"Para guru berusaha mengunci pintu, tetapi pelaku mendobrak masuk ke kamar tempat anak-anak tidur, kata Nanticha.

Nanticha mengatakan kepada AFP beberapa staf sedang makan di luar ketika penyerang memarkir mobilnya dan menembak mati empat dari mereka.

Dia kemudian "mendobrak pintu dengan kakinya dan kemudian masuk ke dalam" dan mulai menyerang anak-anak, katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Korban Tewas Termuda Berusia 2 Tahun

Lokasi penembakan di penitipan anak Thailand di Distrik Nong Bua Lamphu. (AP)
Lokasi penembakan di penitipan anak Thailand di Distrik Nong Bua Lamphu. (AP)

Seorang guru yang putus asa di tempat penitipan anak itu menceritakan bagaimana dia mengunci pintu dan mencoba meminta bantuan sebelum si pembunuh, bersenjatakan pistol dan pisau, menembak masuk dan menyerang anak-anak yang sedang tidur.

Dia gemetar ketika mengatakan kepada TV Thailand Thairath bagaimana dia mendengar suara "mirip dengan petasan", dan melihat dua rekannya terbaring di lantai sebelum melihat penyerang berjalan ke arahnya.

Dia mengatakan kepada rekan-rekan lain untuk masuk ke sebuah ruangan dan telah mengunci pintu sebelum memanjat tembok untuk mendapatkan bantuan.

Guru itu menangis ketika dia berkata dia tidak tepat waktu.

Anak-anak berusia dua tahun termasuk di antara korban serangan di pusat di Provinsi Nong Bua Lamphu.

Ada lebih sedikit anak-anak dari biasanya di pusat itu ketika pria itu tiba karena hujan lebat membuat banyak orang tak datang, menurut pejabat distrik Jidapa Boonsom, yang bekerja di sebuah kantor di dekatnya.

"Penembak datang sekitar waktu makan siang dan menembak empat atau lima petugas di pusat penitipan anak terlebih dahulu," kata Jidapa kepada kantor berita Reuters.

Penyerang kemudian memaksa masuk ke ruangan terkunci di mana anak-anak sedang tidur dan menyerang mereka, kata pejabat itu.

Awalnya orang mengira tembakan itu adalah kembang api, ujar Jidapa.

"Ini benar-benar mengejutkan. Kami sangat takut dan berlari untuk bersembunyi begitu kami tahu itu penembakan. Begitu banyak anak terbunuh, saya belum pernah melihat yang seperti itu."

 

 


Pakai Pisau Pemotong Rumput?

Orang tua bersedih di lokasi penembakan massal dan penikaman, tempat penitipan anak di timur laut Thailand. (AP)
Orang tua bersedih di lokasi penembakan massal dan penikaman, tempat penitipan anak di timur laut Thailand. (AP)

Seorang guru yang berhasil melarikan diri menggambarkan pisau itu "seperti pisau untuk memotong rumput - bentuknya melengkung".

Paweena Purichan, 31, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa dia sedang mengendarai sepeda motornya ke toko ketika dia bertemu dengan si pembunuh yang mencoba menabrak pengemudi lain saat dia melarikan diri dari tempat kejadian dengan sebuah truk pikap.

"Dia bermaksud menabrak orang lain di jalan," kata Purichan.

"Penyerang menabrak sebuah sepeda motor dan dua orang terluka. Saya melesat untuk menjauh darinya.

"Ada darah di mana-mana," kata Purichan lagi.

Polisi menyebut penyerang sebagai Panya Kamrab, seorang letnan kolonel polisi yang telah dipecat dari kepolisian karena penggunaan narkoba.

Mereka mengatakan dia digambarkan gelisah sebelum serangan dan melepaskan tembakan setelah tidak dapat menemukan anaknya di pusat itu, menurut penyiar ThaiPBS.


Korban Penembakan Massal di Penitipan Anak Thailand Kini 37 Orang

Pelaku penembakan massal di penitipan anak Thailand. (Nong Bua Lamphu Provincial Public Relations Office via AP)
Pelaku penembakan massal di penitipan anak Thailand. (Nong Bua Lamphu Provincial Public Relations Office via AP)

Korban penembakan massal di penitipan anak di timur laut Thailand dilaporkan bertambah. Ulah seorang mantan polisi itu telah menewaskan sedikitnya 37 orang, kebanyakan dari mereka anak-anak, dalam serangan senjata dan pisau.

Menurut laporan BBC, yang dikutip Jumat (7/10/2022), polisi mengatakan pelaku penembakan dan penikaman massal itu kemudian diburu dan ditemukan bunuh diri bersama keluarganya setelah serangan yang dilakukan di Provinsi Nong Bua Lamphu.

Anak-anak dan orang dewasa termasuk di antara korban- polisi mengatakan penyerang kebanyakan menikam korbannya sebelum melarikan diri dari tempat kejadian.

Mantan perwira berusia 34 tahun itu dipecat pada Juni karena penggunaan narkoba, kata polisi.

Sejauh ini belum jelas diketahui apakah ada motif serangan di penitipan anak Thailand itu.

Sedikitnya 22 anak termasuk di antara yang tewas dalam pembunuhan massal di Kota Utthai Sawan. Beberapa korban berusia semuda dua tahun diserang saat mereka tidur.

Selusin orang yang terluka telah dibawa ke rumah sakit Distrik Nong Bua Lamphu.

Infografis 42 Perempuan dan 37 Anak Turut Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 42 Perempuan dan 37 Anak Turut Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya