Liputan6.com, New York - Ekonom Amerika kelahiran Turki Nouriel Roubini mengatakan minggu ini bahwa perang dingin antara AS dan China memburuk, dan Perang Dunia III telah dimulai.
Roubini menyinggung implikasi lebih luas Perang Rusia-Ukraina, saat membicarakan ketegangan AS-China dan geopolitik global saat berbicara di 2022 Yahoo Finance All Markets Summit (KTT Yahoo Finance All Markets 2022).
Baca Juga
Roubini lalu membahas perang yang sedang berlangsung di Eropa timur, dan mengapa dia percaya "ini adalah awal dari sesuatu yang lain."
Advertisement
"Perang Dunia III sudah dimulai. Itu dimulai di Ukraina, karena konflik ini memiliki implikasi yang lebih luas yang melampaui Rusia dan Ukraina,” kata Roubini seperti dikutip dari situs Benzinga, Jumat (21/10/2022).
Profesor emeritus di Stern School of Business New York University (Sekolah Bisnis Stern Universitas New York) yang dikenal sebagai “Dr. Doom”, sebelumnya secara akurat memprediksi sejumlah peristiwa, termasuk krisis keuangan 2008.
"Eskalasi menjadi perang dunia yang panas, di mana tentara terlibat dalam pertempuran yang bertentangan dengan perang dingin, di mana negara-negara berusaha untuk saling mengalahkan secara politik, akan memicu konfrontasi antara AS dan China mengenai masalah Taiwan,” kata Roubini.
Roubini yakin konfrontasi langsung akan terjadi dalam lima sampai 10 tahun ke depan.
Pemicunya
Menurut Roubini, telah dilaporkan secara luas bahwa Presiden China Xi Jinping mengawasi invasi Rusia ke Ukraina dengan cermat untuk membentuk strategi potensial bagaimana merebut kembali Taiwan. Roubini percaya penyatuan kembali China dengan negara kepulauan Asia timur itu adalah prioritas utama Xi yang ia harap dapat menjadi warisannya.
“Alasan mengapa Xi Jinping sekarang mencari masa jabatan ketiga dan mungkin yang keempat, bukan karena dia ingin melewati sejarah sebagai orang yang mereformasi Tiongkok, (itu) karena dia ingin melewati sejarah sebagai orang yang menyatukan (daratan) dengan Taiwan," kata Roubini.
Roubini melihat peristiwa di masa depan sebagai pemicu yang akan membuat AS dan China perang besar-besaran.
"Kami tidak tahu apakah itu akan terjadi, bagaimana hal itu akan diselesaikan, tapi di situlah kita sampai ke Perang Dunia III antara lain," tambah Roubini.
Mengenai masalah China, Roubini juga menggemakan beberapa kekhawatiran yang disampaikan oleh Sir Jeremy Fleming, direktur Government Communications Headquarters (GCHQ) agen mata-mata Inggris, dalam pidatonya di Royal United Services Institute pada 11 Oktober.
Keduanya sepakat bahwa kemajuan strategis China dalam upaya mengendalikan data dan teknologi akan menentukan masa depan, dan merupakan ancaman keamanan nasional terbesar.
Advertisement
Rusia: Bantuan Barat Picu Perang Dunia III
Rudal Rusia telah menghantam lebih dari 40 kota besar dan kecil di Ukraina, kata pihak berwenang pada Kamis 13 Oktober 2022, setelah resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut pencaplokan empat wilayah Ukraina oleh Moskow "ilegal" dan sekutu Ukraina memberikan lebih banyak bantuan militer.
Rusia kemudian mengulangi posisinya bahwa Barat, dengan membantu Ukraina, menunjukkan bahwa “mereka adalah pihak langsung dalam konflik” dan memperingatkan masuknya Ukraina ke NATO dapat memicu Perang Dunia Ketiga.
"Kyiv sangat menyadari bahwa langkah seperti itu akan berarti jaminan eskalasi ke Perang Dunia Ketiga," kata Alexander Venediktov, wakil sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia, kepada kantor berita TASS seperti dikutip dari Straits Times, Kamis (13/10/2022).
Lebih dari 24 jam, rudal Rusia menghantam lebih dari 40 pemukiman, sementara angkatan udara Ukraina melakukan 32 serangan terhadap 25 target Rusia, kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina.
Wali Kota kota pelabuhan Mykolaiv, Oleksandr Senkevich mengatakan dalam sebuah posting media sosial Mykolaiv "dihantam secara besar-besaran".
10 Negara Ini Dukung Rusia Jika Serangan ke Ukraina Jadi Perang Dunia 3?
Sejauh ini Ukraina telah mendapatkan dukungan dari NATO dan sejumlah negara di luar organisasi militer terkuat di dunia itu. Bagaimana dengan Rusia, siapa pendukungnya?
Mengutip situs eurasiantimes, Moskow disebutkan memiliki kelompok pro-Rusia dan bahkan pasukan di wilayah Donbass Ukraina yang telah lama dituduh menyebabkan ketidakstabilan di wilayah tersebut. Ini adalah mayoritas orang berbahasa Rusia. Jika terjadi perang, wilayah ini mungkin akan menjadi yang pertama memberikan dukungan di belakang Rusia.
Lalu, ada Collective Security Treaty Organization (CSTO), sebuah blok militer yang mirip dengan NATO. Ini pada dasarnya adalah aliansi keamanan yang terdiri dari bekas republik Soviet. Jika diserang, enam negara yang membentuk CSTO (Rusia, Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan) kemungkinan besar akan saling membela.
Karena penarikan tiba-tiba Amerika dari Afghanistan dan pengambilalihan oleh Taliban, kekhawatiran keamanan di antara negara-negara Asia Barat telah meningkat, menyebabkan pergeseran alami ke arah Rusia.
Putin menggunakan kesempatan yang diberikan kepadanya ketika protes meluas di negara paling makmur di kawasan itu, Kazakhstan. Dia mengerahkan pasukan untuk membantu pemerintah. Ini telah memulihkan kepercayaan negara-negara CSTO di Rusia dan aliansi secara keseluruhan.
Terlepas dari kenyataan bahwa organisasi itu tidak dirancang untuk terlibat dengan masalah internal, beberapa atau semua mitra ini pasti akan bergegas membantu Presiden Putin jika serangan Rusia ke Ukraina berubah menjadi Perang Dunia 3.
Advertisement