Liputan6.com, Itaewon - Beredar video yang menunjukkan segerombolan orang berjoget kegirangan sambil menyanyikan lagu Sex on the Beach saat tragedi Itaewon, meski kala itu ambulans dan petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi untuk menyelamatkan korban.
Hal ini tampak dalam unggahan video yang diupload oleh akun bernama Euichan Shin pada 30 Oktober 2022, dengan judul Human Waste Singing "Sex on the Beach" During Itaewon Halloween Crush.
Advertisement
Dalam video berdurasi singkat tersebut tampak kerlap kerlip merah dari kendaraan ambulans yang datang untuk membawa korban henti jantung.
Namun, segerombolan orang dalam video tetap bersorak-sorak menyanyikan lagu tersebut.
Korban tewas dalam insiden Halloween di Itaewon, Korea Selatan bertambah menjadi 151 orang, demikian laporan dari BBC.
Korban tewas termasuk 19 warga negara asing, kata layanan darurat, namun belum mengonfirmasi dari negara mana saja.
Dikutip dari laman BBC, Minggu (30/10/2022) kala itu, terjadi kerumunan besar manusia yang berkumpul di Itaewon.
Wilayah ini memang dikenal sebagai area dengan kehidupan malamnya yang populer.
Sebagian besar korban adalah remaja dan orang dewasa berusia 20-an, kata petugas pemadam kebakaran yang membantu proses penyelamatan.
Laporan lain mengatakan, aksi himpit mengimpit ini dimulai di gang sempit ketika orang-orang di kerumunan jatuh.
Ini adalah acara Halloween tanpa masker pertama di luar ruangan sejak pandemi.
Â
KBRI Seoul Pantau WNI
KBRI Seoul terus memantau kemungkinan WNI jadi korban di tragedi Halloween Itaewon.
Dalam pernyataan tertulis, KBRI Seoul terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk kepolisian dan sejumlah rumah sakit rujukan, guna menggali informasi kemungkinan adanya WNI yang menjadi korban.
Selain itu juga berkoordinasi dengan tim Gerak Cepat (Gerak Cepat), Persatuan Pelajar Indonesia di Korea (PERPIKA), serta simpul-simpul masyarakat guna memantau sekiranya ada WNI yang terdampak.
Serta menyampaikan himbauan di Grup Kakao Talk (dengan jumlah lebih dari 1000 WNI di Korsel) untuk info cepat sekiranya ada WNI yang terdampak.
KBRI Seoul juga menginformasikan bagi WNI yang membutuhkan bantuan segera, silakan hubungi KBRI Seoul pada 010-5394-2546 (Hotline Bantuan Darurat).
Â
Â
Advertisement
Ucapan Belasungkawa
Duta Besar RI di Seoul, Gandi Sulistiyanto, beserta segenap keluarga besar KBRI Seoul menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya para korban daritragedy perayaan Halloween di Itaewon.
"Kami juga berharap para korban yang terluka mendapatkan penanganan medis pada kesempatan pertama," demikian ditulis dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com pada Minggu (30/10/2022).
Hingga Minggu (30/10) pagi pukul 10.00 KST, informasi dari otoritas Korea Selatan menyebutkan belum teridentifikasi adanya WNI yang menjadi korban.
Per pukul 11.00 waktu Korea Selatan, terdapat informasi dari Kepolisian bahwa dari 151 orang meninggal, terdapat 19 orang WNA, yang teridentifikasi berkewarganegaraan Australia, Iran, Norwegia, Perancis, China, Sri Lanka, dan sebanyak 13 korban belum teridentifikasi.
Para korban meninggal tengah menunggu identifikasi keluarga ditempatkan di Yongsan-gu Wonhyoro Dalmokjok serta 18 rumah sakit di Kota Seoul: RS SuncheonHanyang, RS Idae Mokdong, RS Gangbuk, RS Samsung University, RS St. Mary Yeouido, serta RS Chungang University.
Korban Tewas Bertambah Jadi 151 Orang
Korban tewas dalam insiden Halloween di Itaewon, Korea Selatan bertambah menjadi 151 orang, demikian laporan dari BBC.
Korban tewas termasuk 19 warga negara asing, kata layanan darurat, namun belum mengonfirmasi dari negara mana saja.
Dikutip dari laman BBC, Minggu (30/10/2022) kala itu, terjadi kerumunan besar manusia yang berkumpul di Itaewon.
Wilayah ini memang dikenal sebagai area dengan kehidupan malamnya yang populer.
Sebagian besar korban adalah remaja dan orang dewasa berusia 20-an, kata petugas pemadam kebakaran yang membantu proses penyelamatan.
Laporan lain mengatakan, aksi himpit mengimpit ini dimulai di gang sempit ketika orang-orang di kerumunan jatuh.
Ini adalah acara Halloween tanpa masker pertama di luar ruangan sejak pandemi.
Advertisement