Indonesia Desak 5 Poin Konsensus untuk Akhiri Krisis Politik Myanmar

Indonesia mendesak terlaksananya poin konsensus untuk Myanmar.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 11 Jan 2023, 15:58 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2023, 15:58 WIB
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri 2023 (PPTM 2023). (Liputan6.com/R. Trimutia Hatta)
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri 2023 (PPTM 2023). (Liputan6.com/R. Trimutia Hatta)

Liputan6.com, Jakarta - Hingga saat ini Indonesia aktif berkontribusi dalam mengupayakan konsensus untuk Myanmar. 

Hal ini terbukti dari upaya Indonesia yang terus mendorong implementasi 5PC (Five points of consensus) antara lain melalui inisiasi Pertemuan Menteri Luar Negeri di Jakarta dan Phnom Penh serta Pertemuan pada tingkat Leaders di Phnom Penh. 

Namun terkait isu ini, ASEAN juga kecewa atas implementasi 5PC yang belum menunjukkan kemajuan. 

"ASEAN kecewa terlepas semua upaya Ketua dan semua anggota ASEAN, implementasi 5PC oleh junta militer Myanmar tidak mengalami kemajuan signifikan," ujar Menlu Retno dalam pidatonya di PPTM 2023. 

Kendati demikian, Menlu Retno tetap mengapresiasi yang tinggi kepada Kamboja dalam menjalankan keketuaan ASEAN yang baik, termasuk upaya mendorong pelaksanaan 5PC untuk Myanmar. 

Sebelumnya, Menlu Retno juga telah menegaskan posisi Indonesia bahwa ASEAN tidak boleh lemah di hadapan Myanmar. 

Ia menegaskan ASEAN tidak boleh didikte Myanmar.

Menurutnya, lima poin konsensus merupakan satu-satunya pendekatan ASEAN dalam menyelesaikan persoalan di Myanmar.

Guna menyelesaikan persoalan krisis politik di Myanmar yang terjadi sejak kudeta militer pada 1 Februari 2021, para pemimpin negara-negara anggota ASEAN pada April 2021 telah mengeluarkan lima butir konsensus yang terdiri dari dialog konstruktif, penghentian kekerasan, mediasi antara berbagai pihak, pemberian bantuan kemanusiaan dan pengiriman utusan khusus ke Myanmar.

Namun kelima poin konsensus itu tidak kunjung dilaksanakan oleh junta militer Myanmar.


Satu-Satunya Pendekatan untuk Myanmar

Ilustrasi bendera Myanmar (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Myanmar (AFP Photo)

Menlu Retno Marsudi mengatakan lima poin konsensus ini merupakan satu-satunya pendekatan ASEAN dalam menyelesaikan persoalan di Myanmar. Retno menegaskan ASEAN tidak boleh didikte oleh junta militer di Myanmar.

"Dalam mekanisme ASEAN, hanya dikenal satu track dalam engagement dengan Myanmar yaitu dengan rujukan utama implementasi 5PC (five poin consensus)," ujar Retno dalam jumpa pers bersama dengan Menlu Malaysia Zambry Abdul Kadir di Jakarta.

Zambry Abdul Kadir sepakat dengan Retno Marsudi bahwa ASEAN tidak boleh didikte oleh junta militer Myanmar, dan bahwa lima poin konsensus ASEAN itu sedianya dilaksanakan secara keseluruhan.

"Kerja-kerja ASEAN tidak boleh ditentukan oleh junta tentara Myanmar. Dalam hal ini Malayasia dan Indonesia akan memastikan keadaan di Myanmar tidak akan mengganggu community di ASEAN," kata Zambry.


Pertemuan Jokowi dan Anwar Ibrahim

Jokowi Sambut Kedatangan PM Malaysia Anwar Ibrahim di Istana Bogor
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim melambaikan tangan di veranda Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (9/1/2023). Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Istana Bogor. (AP Photo/Achmad Ibrahim)

Terkait hal ini, Jokowi dan PM Malaysia Anwar Ibrahim juga mendesak implementasi konsensus Myanmar.

"Mengenai Myanmar, Indonesia dan Malaysia memiliki pandangan yang sama tentang pentingnya pelaksanaan five point consensus. Kita sepakat mendesak junta militer Myanmar untuk mengimplementasikan five point concensus," kata Jokowi dalam konferensi pers di Istana Bogor hari Senin.


Upaya Terbaik

Presiden Jokowi memberikan kenang-kenangan berupa album foto kepada PM Malaysia Anwar Ibrahim. (Foto: Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi memberikan kenang-kenangan berupa album foto kepada PM Malaysia Anwar Ibrahim. (Foto: Sekretariat Presiden)

Sementara itu, PM Anwar Ibrahim menyampaikan bahwa implementasi lima poin konsesus merupakan upaya terbaik menyelesaikan masalah krisis kemanusiaan di Myanmar. Hal ini, kata dia, demi kesejahteraan masyarakat di Myanmar.

"Usaha melaksanakan persetujuan ini perlu diteruskan selaras dengan keputusan para Pemimpin ASEAN di Sidang Kemuncak ASEAN pada November tahun lalu," kata Anwar Ibrahim.

"Pihak berkuasa tentera Myanmar digesa memberikan komitmen sepenuhnya dalam melaksanakan Kemuafakatan Lima Perkara ini secara segera dan bermakna demi kesejahteraan rakyat Myanmar," sambung PM Anwar Ibrahim.

Infografis 5 Tips Cegah Klaster Keluarga Covid-19 Saat Perayaan dan Libur Imlek. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 5 Tips Cegah Klaster Keluarga Covid-19 Saat Perayaan dan Libur Imlek. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya