Liputan6.com, Aleppo - Pesawat bantuan kemanusiaan dari Kerajaan Arab Saudi telah tiba di Suriah untuk menyalurkan bantuan. Suriah juga terdampak parah akibat gempa yang berpusat di Turki pada Senin (6/2).
Pusat gempa berada di utara kota Aleppo yang dulu menjadi basis ISIS. Korban jiwa pun berjatuhan di kota tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan laporan Al Arabiya, Selasa (14/2/2023), pesawat itu berangkat pada pagi hari melalui Bandara Internasional King Khalid. Pesawat tiba di Aleppo pada hari yang sama.
Saudi Press Agency menyebut pesawat membawa 35 ton dan 322 kilogram bantuan medis, makanan, perlengkapan shelter.
Ini adalah pesawat ke delapan yang dikirim Arab Saudi untuk membantu korban gempa yang berdampak ke Turki dan Suriah.
Pemimpin bantuan PBB, Martin Griffiths, menyebut bencana itu sebagai "peristiwa terburuk dalam 100 tahun" di kawasan tersebut. Angka kematian hingga hari ini telah mencapai 34 ribu orang di Turki dan Suriah.
Griffiths memprediksi angka kematian bisa naik dua kali lipat hingga menyentuh 50 ribu korban. Sementara, WHO menyebut gempa yang terjadi berdampak pada nyaris 26 juta orang.
Melalui Twitternya, Griffiths juga berharap agar bantuan ke Suriah bisa digenjot. Ia menyebut banyak orang-orang yang trauma.Â
"Trauma dari orang-orang yang saya temui di Aleppo, Suriah, sungguh terlihat. Para orang tua berbicara pada saya tentang kehilangan anak-anak mereka dan melihat rumah-rumah mereka kolaps pada gempa bumi tahun lalu. Kita harus memobilisasi dana untuk menyediakan bantuan kepada rakyat di seluruh Suriah," ujarnya.
Â
Bantuan dari Indonesia ke Turki dan Suriah
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy pemerintah akan mengirimkan bantuan berupa bahan pangan dan logistik untuk membantu korban gempa di Turki dan Suriah.
Bantuan untuk korban gempa Turki tersebut akan diangkut oleh empat pesawat kargo yang berangkat pada Senin, 20 Februari 2023.
"Kita akan mengirim bantuan berupa logistik yang dibutuhkan, nanti insyallah akan diberangkatkan tanggal 20 Februari yang akan kita berangkatkan sebanyak 4 pesawat kargo," jelas Muhadjir di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (14/2/2023).
"Untuk mengirim bahan-bahan pangan, bahan-bahan peralatan yang dibutuhkan termasuk selimut. Pokoknya yang sesuai dengan permintaan dari Turki dan pemerintah Suriah," sambungnya.
Selain itu, kata dia, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyetujui bahwa pemerintah akan mengirimkan bantuan berupa uang tunai atau nonmaterial untuk korban gempa Turki. Sementara itu, bantuan kemanusiaan tersebut telah mulai dikirimkan pada 11 Februari 2023 lalu.
"Bantuan dari Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan perintah dari Bapak Presiden yang diberikan kepada saya untuk mengoordinasikan itu sudah kita berangkatkan dua gelombang atau kloter. Kloter pertama tanggal 11 Februari dan kemudian kloter kedua tanggal 13 Februari yang lalu," jelasnya.
Â
Advertisement
Dokter Bedah
Muhadjir menjelaskan pemerintah Indonesia telah mengirimkan bantuan tahap pertama berupa sejumlah personel dan peralatan pendukung termasuk dokter dan tenaga medis. Hal tersebut bertujuan untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak bencana di Turki dan Suriah.
"Untuk kloter pertama itu kita kirim sebanyak 62 personel dengan berikut perangkat-perangkat peralatan pendukungnya. Kemudian pada tanggal 13 Februari itu kita kirim 181 personel orang untuk melakukan tugas-tugas perbantuan di sana," tutur Muhadjir.
"Terutama untuk pertolongan pertama yaitu SAR dan tenaga medis untuk pertolongan pertama terutama dibutuhkan dokter-dokter bedah ortopedi," sambung Muhadjir.
Untuk bantuan tahap kedua, Muhadjir menyampaikan bahwa pemerintah mengirimkan kebutuhan dokter dan ahli kesehatan yang akan menangani penyakit menular. Pasalnya, penyakit menular kerap terjadi satu bulan pasca bencana.
"Pada berikutnya nanti Insya Allah setelah tim pertama ini ditarik, akan kita kirim tahap kedua kemungkinan yaitu dokter-dokter yang khusus dan perawat, ahli kesehatan yang menangani penyakit-penyakit menular," pungkas Muhadjir.
Pemerintah Akan Bahas Santunan untuk WNI Korban Meninggal Gempa Turki
Pemerintah akan membahas soal santunan untuk warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban meninggal dunia akibat gempa bumi di Turki. Total ada 2 WNI yang tewas akibat gempa Turki.
"Untuk yang korban belum kita bicarakan, apakah itu perlu ada santunan dari pemerintah Indonesia atau tidak. Nanti akan saya bicarakan dengan kementerian teknis," kata Muhadjir Effendy.
Menurut dia, pemberian santunan tersebut merupakan tanggung jawab Kementerian Sosial (Kemensos). Untuk itu, Muhadjir akan membahasnya terlebih dahulu dengan Menteri Sosial Tri Rismaharini.
"Itu di bawah tanggung jawab dari Kemensos. Nanti saya akan konsultasi, akan saya sampaikan pada Bu Risma," ujarnya.
Sementara itu, Muhadjir belum mengetahui apakah WNI yang meninggal dunia akibat gempa Turki ini akan dibawa ke Indonesia. Dia menyebut hal ini akan ditangani oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu).
"Secara teknis, saya belum mendapatkan informasi apakah ini harus dibawa ke Indonesia atau cukup dimakamkan di sana. Saya belum mendapatkan informasi tapi ini menjadi domain dari Kemenlu," ucap Muhadjir.
Advertisement