Chiang Mai Thailand Jadi Kota dengan Polusi Terburuk di Dunia

Tingkat polusi di Thailand dikatakan sebagai yang terburuk karena banyak orang dilaporkan jatuh sakit karena kondisinya kian memburuk.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 03 Apr 2023, 11:24 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2023, 09:37 WIB
Gajah-Gajah Wisata Thailand Hidup Kelaparan Akibat COVID-19
Sebuah kamp gajah kosong di dekat Peternakan Gajah Patara dekat Chiang Mai, Thailand (29/3/2020). Melepaskan gajah-gajah tersebut ke alam liar adalah tindakan ilegal di Thailand. Pasalnya, gajah-gajah tersebut adalah gajah jinak. (HANDOUT/THAI ELEPHANT ALLIANCE ASSOCIATION/AFP)

Liputan6.com, Bangkok - Kota Chiang Mai di Thailand dinobatkan sebagai kota paling tercemar. Pemerintah kota di bawah tekanan untuk menyatakan wilayah sebagai "zona bencana".

Kota tersebut mendapat peringkat polusi udara terburuk di lebih dari 100 kota oleh perusahaan swasta yang bergerak pada penelitian kualitas udara di seluruh dunia, IQAir. 

Dilansir Mirror, Senin (3/4/2023), tingkat polusi di Thailand dikatakan sebagai yang terburuk dan menyebabkan banyak orang dilaporkan jatuh sakit.

Sebagian besar polusi disebabkan oleh campuran berbahaya dari emisi industri, pembakaran pertanian, dan asap kendaraan.

Atas kondisi tersebut, muncul seruan untuk membuat undang-undang yang lebih ketat demi menurunkan tingkat keparahan polusi.

Weenarin Lulitanonda, salah satu pendiri Thailand Clean Air Network, mengatakan dia yakin undang-undang baru ini akan sangat membantu.

"Ini harus ada untuk memiliki kesempatan memperbaiki solusi", katanya.

Weenarin dan kelompoknya telah menyusun rancangan undang-undang yang dipimpin warga, "Thai Clean Air Act", yang diajukan ke parlemen lebih dari setahun yang lalu, tetapi belum berkembang sejak saat itu.


Kasus Akibat Polusi Udara

Diselimuti Kabut Asap, Warga Thailand Beraktivitas Pakai Masker
Pekerja mengenakan masker usai menaiki komuter selama kabut asap menyelimuti Bangkok (16/1). Thailand telah berupaya untuk mengatasi polusi yang telah menyelimuti ibukota dalam beberapa pekan terakhir. (AFP Photo/Romeo Gacad)

Awal pekan ini, banyak daerah di Thailand utara mengalami kabut tebal yang menyebabkan hampir 200.000 orang harus menjalani rawat inap.

Menurut IQAir, kabut tebal lebih dari 76,3 kali lipat dari nilai pedoman kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia.

Weenarin mengatakan beberapa orang terpaksa membeli masker, pembersih udara, dan monitor pengontrol udara, tetapi harganya tidak selalu terjangkau untuk semua orang.

"Ada ketidaksetaraan yang sangat besar," ujarnya. 

Wiruch Tanchanapradit, direktur divisi manajemen kualitas udara dan kebisingan di metropolitan Bangkok meyakinkan warga bahwa akan ada patroli rutin untuk menyediakan peralatan keselamatan bagi mereka.

"Jika tingkat debu mencapai tingkat 3 (staf kesehatan Bangkok) akan mulai berpatroli, keluar untuk menyediakan masker dan memeriksa kelompok yang rentan," kata Wiruch. 

Menurut angka pemerintah, lebih dari 1,32 juta orang jatuh sakit karena penyakit yang berkaitan dengan polusi udara selama sembilan minggu pertama tahun 2023.

Di Bangkok, ibu kota Thailand, ruang pengawasan polusi telah disiapkan untuk menunjukkan pola cuaca dan tingkat polusi.

Infografis Polusi Udara di Dunia Menurun saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Polusi Udara di Dunia Menurun saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya