Liputan6.com, Singapura - Ada hal yang tampaknya bikin ini warganet Indonesia. Singapura (negara tetangga) mampu bikin Coldplay manggung selama empat hari di negaranya.
Dimulai pada 23 hingga 24 Januari lalu 26 dan 27 Januari 2024 di National Stadium.
Baca Juga
Warganet yang mengetahui bahwa konser Coldplay di Singapura digelar selama empat hari mengaku iri maksimal.
Advertisement
Bagaimana tidak? Jika dibandingkan Indonesia, jumlah penduduk Singapura jauh lebih sedikit. Namun, kenapa di sana digelar empat hari sedangkan di Indonesia hanya satu hari?
"Di Singapura empat hari! Enggak usah rebutan tiket ini mah," kicau @So****
"Expired paspor tahun 2024 tapi kudu nonton Coldplay di Singapura dulu. Wkwkwk," cuit @smithygold.
Lantas, apa yang sebenarnya membuat Singapura mampu membuat Coldplay manggung selama empat hari di negaranya?
Terlepas dari isu lobi-lobi Singapura -- seperti yang diisukan warganet, rupanya Negeri Singa itu telah lama punya program yang mengkhususkan agar banyak terselenggara program ataupun event internasional di negaranya.
Dikutip dari laman eresources.nlb.gov.sg, Senin (12/6/2023) pemerintah punya strategi khusus di bidang ini dan diberi nama Singapore Tourism Board (STB).
Singapore Tourism Board (STB) merupakan badan resmi di bawah Kementerian Perdagangan dan Industri, bertanggung jawab untuk mengembangkan sektor pariwisata Singapura serta mempromosikan dan memasarkan Singapura sebagai tujuan wisata.
Kinerja Singapore Tourism Board
Badan ini mulai beroperasi sebagai Singapore Tourist Promotion Board (STPB) pada tanggal 1 Januari 1964, kemudian berubah menjadi STB.
Visi Singapore Tourism Board (STB) yaitu menjadikan Singapura sebagai 'Ibukota Acara dan Hiburan Asia'.
Strategi ini merupakan bagian dari upaya lembaga pengembangan ekonomi yang lebih luas untuk mendiversifikasi merek Singapura di luar reputasinya yang mapan sebagai tujuan bisnis terkemuka.
Kota ini ingin menarik perhatian pasar pariwisata global dengan mendefinisikan kembali dirinya sebagai pusat budaya yang dinamis dengan acara dan hiburan yang ditawarkan untuk menyaingi beberapa kota paling menarik di dunia.
Strategi ini dapat dilihat sebagai respon terhadap intensifikasi dari negara lain untuk mendapatkan perhatian dunia.
Aparatur negara Singapura juga merancang dan menciptakan strategi budaya yang memastikan gentrifikasi ruang dan tempat yang diperlukan untuk penerimaan arus masuk pariwisata global.
Advertisement