Liputan6.com, Gaza - Serangan Israel menewaskan Belal Jadallah, salah satu jurnalis paling dihormati di Palestina.Â
Penghormatan mengalir untuk Belal Jadallah setelah serangan Israel pada Minggu (19/11) merenggut nyawanya. Saudara perempuannya mengatakan kepada Reuters bahwa Belal Jadallah sedang menuju ke selatan dari Kota Gaza dan tewas akibat tembakan tank Israel di lingkungan Zeitoun.
Baca Juga
Dikenal secara lokal sebagai the godfather bagi jurnalis Palestina, Belal Jadallah adalah pemimpin Press House Gaza, organisasi yang didedikasikan untuk melatih jurnalis masa depan di kawasan. Didirikan pada tahun 2014 di Gaza, organisasi ini bertujuan meningkatkan kebebasan berekspresi melalui program pelatihan, advokasi, dan jaringan.Â
Advertisement
Sebagian besar jurnalis di Jalur Gaza mengenal Belal Jadallah dan sosoknya disebut telah bekerja erat dengan banyak dari mereka. Program bimbingannya membantu banyak jurnalis lokal memulai karier. Demikian seperti dilansir Middle East Eye, Selasa (21/11).
"Press House - Palestina berduka atas kematian direktur jenderal jurnalis Bilal Jadallah yang syahid dalam pengeboman Israel di Kota Gaza," ungkap Press House Gaza.
Press House - Palestine mourns its General Director journalist Bilal Jadallah, who was martyred in an Israeli bombing in Gaza City. pic.twitter.com/fgRvhyaE3H
— Press House (@PressHouseGaza) November 19, 2023
Kematian Belal Jadallah menambah panjang daftar wartawan yang terdampak dalam perang Hamas Vs Israel terbaru yang dimulai pada 7 Oktober.
"Tonggak Sejarah yang suramâš¡Per 20 November, terkait #IsraelGazaWar, CPJ telah mendokumentasikan:- 50 jurnalis tewas: 45 warga Palestina, 4 warga Israel, 1 orang Lebanon- 11 terluka- Tiga hilang- 18 ditangkap- Berbagai Serangan, ancaman, serangan siber, sensor, anggota keluarga dibunuh," ungkap Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) via X alias Twitter.
Grim Milestone âš¡As of Nov. 20, in the #IsraelGazaWar, CPJ has documented: - 50 journalists dead: 45 Palestinian, 4 Israeli, 1 Lebanese- 11 injured- 3 missing- 18 arrested- Multiple Assaults, threats, cyberattacks, censorship, family members killed.https://t.co/W1t8GQMBf8
— Committee to Protect Journalists (@pressfreedom) November 21, 2023
Â
Penghormatan untuk Belal Jadallah
Shaun King, jurnalis kerap membagikan kabar terkini Gaza melalui Instagram-nya, mengatakan, "Setiap jurnalis yang saya kenal di Gaza mengatakan bahwa dia seperti ayah bagi mereka. Belal dikenal sebagai pendengar yang hangat dan penuh kasih sayang. Dia seorang penyemangat, seorang penanam mimpi, guru, seorang pelatih, dan pemandu.
"Dia membuat jurnalis muda Palestina percaya pada diri mereka sendiri. Dia membuat mereka berhenti menganggap diri mereka sebagai orang yang 'ingin menjadi jurnalis' dan membantu mereka melihat dan percaya bahwa mereka ADALAH jurnalis," tambahnya.
"Belal adalah jurnalis Palestina ke-60 yang dibunuh oleh Amerika Serikat dan Israel."
Ali Jadallah, saudara laki-laki Belal Jadallah, menuturkan bahwa saudaranya itu bertekad tetap tinggal di Kota Gaza. Belal percaya bahwa dia memiliki "kewajiban moral untuk memberitahu dunia tentang apa yang dia lihat".
"Dia berupaya keras mendukung semua jurnalis lepas, melindungi mereka, mengatur kursus keselamatan bagi mereka dan memberi mereka alat pelindung diri," ujarnya.
Selama perang yang sedang berlangsung, Belal Jadallah bekerja keras memastikan Press House memberikan dukungan bagi wartawan yang meliput pengeboman di Gaza, termasuk menyediakan peralatan keselamatan dan teknis.
Belal Jadallah juga menjadi tuan rumah bagi anggota delegasi internasional untuk menunjukkan kepada mereka pelanggaran terhadap warga Palestina di Gaza.
Tor Wennesland, koordinator khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, mengenang Belal Jadallah sebagai jurnalis profesional, berpengetahuan, dan bersemangat yang mengabdikan hidupnya untuk kebebasan jurnalisme dan perlindungan jurnalis.
Advertisement
Kanada Ikut Berduka
Duta Besar Palestina untuk Inggris Husam Zumlot menyebut kematian Belal Jadallah "menghancurkan" dan dia meminta para pembunuhnya diadili.
Jurnalis sering menjadi sasaran sejak awal perang Hamas Vs Israel.
Dua jurnalis lepas, Hassouna Sleem dan Sary Mansour, tewas pada Sabtu (18/11) dalam serangan Israel ke kamp pengungsi Bureij, di pusat Gaza.
Perang yang sedang berlangsung telah menyebabkan lebih banyak jurnalis terbunuh pada bulan pertama konflik dibandingkan perang lainnya sejak CPJ pertama kali mulai menyusun statistik jurnalis yang meliput konflik pada tahun 1992.
Christophe Deloire, Sekretaris Jenderal Reporters Without Borders, menggambarkan jumlah korban tersebut mengejutkan, dan jumlahnya kemungkinan akan meningkat.
Perwakilan Kanada untuk Palestina juga turut mengenang sosok Belal Jadallah.
"Kami sangat terpukul atas meninggalnya jurnalis #Gaza @BelalJadallah dalam serangan udara. Dia sangat mendukung #KebebasanPers dan membimbing generasi reporter muda. Seseorang yang baik hati, berjiwa lembut, dia adalah teman dan mitra Kanada, dan dia akan sangat dirindukan," ungkap perwakilan Kanada untuk Palestina via X.
We are devastated by the death of #Gaza journalist @BelalJadallah in an airstrike. He was a fierce advocate for #PressFreedom, mentoring generations of young reporters. A kind, gentle soul, he was a friend and partner of Canada, and he will be missed dearly. pic.twitter.com/fig3bozWHR
— Canada in Ramallah (@CanadaRepPA) November 19, 2023