Kasus COVID-19 Meningkat, Kemenkes Singapura Sangat Menganjurkan Penggunaan Masker di Tempat Ramai

Kementerian Kesehatan Singapura pada Jumat (15/12/2023) menuturkan bahwa perkiraan jumlah kasus COVID-19 pada 3-9 Desember meningkat menjadi 56.043, melonjak 75 persen dibandingkan dengan 32.035 kasus pada pekan sebelumnya.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 16 Des 2023, 19:40 WIB
Diterbitkan 16 Des 2023, 19:40 WIB
Seorang pengunjung, yang mengenakan masker pelindung di tengah kekhawatiran tentang penyebaran Virus Corona COVID-19, berjalan di sepanjang Merlion Park di Singapura pada 17 Februari 2020. (Roslan RAHMAN / AFP)
Seorang pengunjung, yang mengenakan masker pelindung di tengah kekhawatiran tentang penyebaran Virus Corona COVID-19, berjalan di sepanjang Merlion Park di Singapura pada 17 Februari 2020. (Roslan RAHMAN / AFP)

Liputan6.com, Singapura - Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan pihaknya sangat menganjurkan masyarakat untuk memakai masker di tempat-tempat ramai meski sedang tidak dalam kondisi sakit, terutama di dalam ruangan atau ketika mengunjungi orang-orang yang rentan.

Pernyataan tersebut dirilis di tengah fenomena meningkatnya kasus COVID-19 di negara itu.

Kementerian Kesehatan Singapura pada Jumat (15/12/2023) menuturkan bahwa perkiraan jumlah kasus COVID-19 pada 3-9 Desember meningkat menjadi 56.043, melonjak 75 persen dibandingkan dengan 32.035 kasus pada pekan sebelumnya. Demikian seperti dilansir CNA, Sabtu (16/12).

Rata-rata rawat inap harian akibat COVID-19 meningkat dari 225 menjadi 350. Adapun rata-rata kasus harian di unit perawatan intensif meningkat dari empat menjadi sembilan.

Sebagian besar kasus terinfeksi oleh varian JN.1, sublineage dari BA.2.86.

Berdasarkan data internasional dan lokal yang tersedia, sebut Kementerian Kesehatan Singapura, saat ini tidak ada indikasi jelas bahwa BA.2.86 atau JN.1 lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan varian lain yang beredar.

Mendesak masyarakat untuk menjalankan tanggung jawab pribadi dan sosial, Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan orang-orang yang tidak sehat dengan gejala infeksi saluran pernafasan akut harus tinggal di rumah dan menghindari kontak dengan orang lain.

Ditambahkan pula bahwa mereka yang bepergian harus mengenakan masker di bandara, membeli asuransi perjalanan, dan menghindari tempat ramai dengan ventilasi yang buruk.

"Kami mengimbau masyarakat mencari perawatan medis di unit gawat darurat rumah sakit hanya untuk keadaan darurat yang serius atau mengancam jiwa," tegas Kementerian Kesehatan Singapura.

"Hal ini akan menjaga kapasitas rumah sakit bagi pasien yang benar-benar membutuhkan perawatan akut di rumah sakit dan memungkinkan mereka yang menderita penyakit parah menerima perawatan tepat waktu."

Pembaruan Data Setiap Hari

Orchard Road Singapura Menyongsong Natal
Orang-orang berjalan melewati dekorasi lampu Natal di luar pusat perbelanjaan di sepanjang kawasan Orchard road di Singapura, Selasa (8/12/2020). Mengusung tema Love This Christmas, acara tahun ini lebih sunyi karena aktivitas jalanan dibatasi di tengah pandemi Covid-19. (ROSLAN RAHMAN / AFP)

Kementerian Kesehatan Singapura menegaskan pihaknya telah bekerja sama dengan rumah sakit umum untuk melakukan perencanaan darurat, seperti memastikan kecukupan tenaga kerja dan menunda operasi elektif yang tidak mendesak guna memaksimalkan kapasitas tempat tidur untuk kasus-kasus mendesak yang memerlukan perawatan akut.

"Selain itu, rumah sakit juga memanfaatkan fasilitas yang lebih sedikit seperti Fasilitas Perawatan Transisi dan model perawatan alternatif seperti Mobile Inpatient Care@Home (MIC@Home) untuk memastikan penempatan pasien yang tepat," kata Kementerian Kesehatan Singapura.

Fasilitas Perawatan COVID-19 kedua akan dibuka akhir pekan ini di Singapore EXPO Hall 10, menambah kapasitas fasilitas yang ada di Rumah Sakit Crawfurd.

Bersama-sama, mereka akan mampu merawat lebih dari 80 pasien COVID-19 stabil yang tidak memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

"Jika diperlukan, kapasitas CTF (COVID-19 Treatment Facility) di EXPO dapat lebih ditingkatkan," ungkap Kementerian Kesehatan Singapura.

Mulai 19 Desember, Kementerian Kesehatan Singapura akan memperbarui perkiraan jumlah kasus COVID-19 setiap hari di situs web-nya, bukan setiap minggu, untuk memberikan informasi terkini selama periode peningkatan infeksi ini.

Disebutkan bahwa karena pengujian COVID-19 tidak lagi diwajibkan secara rutin di DORSCON Green, jumlah infeksi yang dilaporkan diperkirakan kurang mewakili situasi sebenarnya.

Singapura menurunkan respons pandeminya ke kode hijau pada 13 Februari, yang merupakan level terendah dalam kerangka empat tingkat Kondisi Sistem Respons Wabah Penyakit (DORSCON).

Pada saat itulah sebagian besar pembatasan terkait COVID-19 seperti penggunaan masker di transportasi umum dicabut.

Untuk mendapatkan perkiraan jumlah kasus COVID-19 lokal yang lebih akurat, Kementerian Kesehatan Singapura menuturkan pihaknya memperhitungkan jumlah orang yang memiliki gejala infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di poliklinik, proporsi sampel ISPA poliklinik yang positif COVID-19 setiap minggu epidemiologi, serta persentase kasus ISPA nasional yang ditemukan di poliklinik.

Kampanye Vaksinasi COVID-19

FOTO: Suasana Pemilu Singapura di Tengah Pandemi COVID-19
PM Lee Hsien Loong melambai saat memberikan suara dalam pemilu di TPS Sekolah Dasar Alexandra, Singapura, Jumat (10/7/2020). Pemilu di tengah pandemi COVID-19, warga Singapura memberikan suara dengan mengenakan masker dan sarung tangan plastik. (Ministry of Communications and Information via AP)

Kementerian Kesehatan Singapura menekankan kembali bahwa vaksinasi tetap menjadi pertahanan utama Singapura terhadap COVID-19 dan tetap efektif dalam mencegah penyakit parah. Analisis Kementerian Kesehatan Singapura menunjukkan bahwa tingkat rawat inap jauh lebih rendah di antara mereka yang tetap mendapatkan vaksinasi COVID-19 dibandingkan dengan mereka yang tidak.

Dari 1 Juli hingga 30 November tahun ini, rata-rata tingkat kejadian bulanan kasus rawat inap dan ICU per 100.000 penduduk bagi mereka yang tidak mengikuti vaksinasi adalah 16,2.

Artinya, kelompok tersebut 1,6 kali lebih mungkin terjangkit COVID-19 parah yang memerlukan rawat inap atau masuk ICU, dibandingkan dengan kelompok yang terus mendapatkan suntikan COVID-19.

"Seiring dengan menurunnya kekebalan masyarakat bersamaan dengan berjalannya waktu, kami mengimbau masyarakat untuk terus memperbarui vaksinasi agar tetap terlindungi dan menjaga ketahanan kolektif kita terhadap COVID-19," sebut Kementerian Kesehatan Singapura.

Mereka yang berusia 60 tahun ke atas, orang-orang yang rentan secara medis, dan penghuni fasilitas perawatan lansia sangat disarankan untuk mendapatkan vaksin COVID-19 terbaru jika dosis terakhir mereka diberikan lebih dari setahun yang lalu. Demikian pula dengan petugas kesehatan hingga pengasuh orang-orang yang rentan secara medis.

Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan awal pekan ini bahwa Singapura dapat bertahan dalam situasi COVID-19 saat ini dengan cukup lancar tetapi masyarakat harus terus mendapatkan vaksinasi.

Kementerian Kesehatan Singapura menambahkan pada Jumat, "Masyarakat kita telah melewati beberapa gelombang infeksi dan menjadi lebih tangguh setiap saat, dan kita juga dapat menahan gelombang ini lewat kerja sama semua orang."

"Kami mendesak semua orang untuk memainkan peran mereka dalam melindungi diri mereka sendiri dan keluarga mereka, terutama para lansia dan orang-orang yang rentan secara medis."​

Infografis Waspada Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Libur Panjang Nataru. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Waspada Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Libur Panjang Nataru. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya