Liputan6.com, Bangkok - Menteri Pendidikan Thailand Permpoon Chidchob menuai sejumlah kecaman hingga komentar negatif selama lebih dari tiga minggu setelah mengungkapkan kekagumannya terhadap aspek sistem pendidikan Korea Utara.
Dilansir Bangkok Post, Rabu (7/2/2024), Jenderal Pol Permpoon mengatakan, dalam pertemuan dengan Duta Besar Korea Utara Kim Je Bong pada 19 Januari bahwa ia mengagumi Korea Utara karena menerapkan disiplin terhadap generasi muda. Dia juga memuji negara yang terisolasi secara politik itu atas patriotisme dan kesetiaan terhadap pemimpinnya.
Baca Juga
Permpoon bahkan menyebut bahwa Kementerian Pendidikan yang dipimpinnya berharap bisa menirunya jika Thailand mendapat dukungan pendidikan dari Korea Utara.
Advertisement
"Saya berharap ada kesempatan untuk mengunjungi Korea Utara guna mempelajari budaya dan pertukaran informasi yang akan bermanfaat untuk dunia pendidikan," ujarnya dalam sebuah unggahan di Facebook.
Tulisannya itu kemudian menuai reaksi di sosial media, yang sebagian besar menentang pendapatnya.
"Tanpa harapan," tulis salah satu pengguna media sosial.
"Ingin negara ini menjadi seperti Korea Utara," ujar yang lainnya.
Sementara itu, salah satu pengguna media sosial lainnya mengomentari unggahan tersebut sebagai suatu "mahakarya".
Kondisi Pendidikan di Korea Utara
Sebaliknya, sebuah laporan Amnesty International tahun ini, dilansir Barrons, mengkritik pendidikan di Korea Utara, dengan menyatakan bahwa pendidikan di sana "dangkal dan tidak memberikan pendidikan yang memadai bagi siswa".
Dikatakan bahwa anak-anak, beberapa di antaranya masih duduk di bangku sekolah dasar, dipaksa melakukan berbagai jenis pekerjaan kasar oleh negara saat berada di sekolah.
Advertisement
Thailand Sebelumnya Pernah Puji Pendidikan Korea Utara
Komentar Permpoon ini bukan kali pertama Thailand memuji sistem pendidikan Korea Utara.
Pada tahun 2014 – tak lama setelah kerajaan tersebut melakukan kudeta terbaru – menteri pendidikan saat itu menyatakan kepada Pyongyang kesamaan antara pendidikan kedua negara dan menyarankan agar mereka mengembangkan hubungan melalui pertukaran pendidikan.
Kritikus di Thailand telah menyuarakan keprihatinan atas sistem pendidikan di kerajaan tersebut, yang mereka anggap sebagai cerminan dari nilai-nilai patriarki dan otoriter yang mengakar dalam masyarakat.
Sebuah video yang bocor muncul di media sosial tahun lalu di mana seorang guru memukuli seorang siswa di kelas.
Sebuah kelompok yang menamakan dirinya "Siswa Nakal" melakukan unjuk rasa selama protes pro-demokrasi tahun 2020 untuk menyerukan perombakan sistem pendidikan.