Liputan6.com, Zamfara - Polisi mengkonfirmasi penculikan setidaknya kepada 317 siswi sekolah di Zamfara pada 26 Februari 2021 lalu.
Kelompok pria bersenjata tak dikenal telah menculik 317 siswi di negara bagian Zamfara, Nigeria.
Baca Juga
Dalam pernyataannya, seperti dilansir aljazeera.com, polisi menyatakan bahwa penculikan kedua ini terjadi dalam waktu kurang dari satu minggu.
Advertisement
Mengutip keterangan komisaris negara bagian Zamfara, Sulaiman Tanau Anka yang mengatakan kepada kantor berita Reuters, "orang-orang bersenjata tak dikenal....membawa gadis-gadis itu pergi dalam penggerebekan tengah malam di Jangebe Government Girls’ Secondary School (Sekolah Menengah Putri Pemerintahan Jangebe).
"Informasi yang saya dapatkan mengatakan mereka datang dengan kendaraan dan memindahkan para pelajar, ada juga yang berjalan kaki," ujar Sulaiman Tanau Anka seraya menambahkan bahwa aparat keamanan sedang memburu di kawasan tersebut.
The United Nations Children’s Fund (UNICEF) kemudian membenarkan insiden penculikan tersebut, dengan mengatakan lebih dari 300 anak perempuan diperkirakan telah diculik.
"Kami marah dan sedih atas serangan brutal lainnya terhadap anak-anak sekolah di Nigeria," ujar Peter Hawkins, perwakilan UNICEF di Nigeria.
Juru bicara kepolisian setempat, Mohammed Shehu mengatakan bahwa komando polisi negara bagian Zamfara bekerja sama dengan militer kemudian memulai operasi pencarian dan penyelamatan bersama untuk menyelamatkan 317 siswa yang diculik oleh para bandit bersenjata di Government Girls Science Secondary School Jangebe.
Salah satu orang tua menyatakan bahwa kedua putrinya ikut menjadi korban dari penculikan tersebut.
"Dua putri saya berusia 10 dan 13 tahun termasuk di antara 300 anak perempuan yang hilang," ujar Nasiru Abdullahi.
Ancaman Anak-Anak Tidak Bisa Kembali Bersekolah
Seorang jurnalis aljazeera.com, Ahmed Idris, mengabarkan dari Minna, salah satu negara bagian dari Nigeria, bahwa para pria bersenjata itu tiba saat tengah malam dan melakukan aksi penculikan selama beberapa jam di sekolah khusus perempuan di Zamfara.
"Ini adalah salah satu negara bagian yang terus-menerus diserang oleh para orang bersenjata, melakukan penculikan untuk mendapatkan uang tebusan, dan penggerebekan… ini adalah salah satu hal utama yang dihadapi masyarakat di bagian utara Nigeria ini setiap hari," ujar Ahmed Idris.
Badan amal Save the Children mengatakan mereka merasa ngeri engan berita penculikan tersebut.
Mercy Gichuhi, direktur Save the Children’s di Nigeria mengatakan bahwa ia tidak bisa menerima bahwa serangan terhadap sekolah dan siswa telah menjadi skenario yang berulang di Nigeria Utara. "Serangan ini… menempatkan (anak-anak) pada resiko tidak dapat kembali bersekolah, karena mereka atau orang tua mereka menganggapnya terlalu berbahaya," tambahnya.
Advertisement
Insiden Sebelumnya
Kejadian penculikan ini adalah yang kedua dalam kurun waktu lebih dari seminggu di wilayah utara Nigeria. Menjadi saksi dalam peningkatan aktivitas kelompok bersenjata yang menyebabkan gangguan keamanan yang meluas dan memburuk.
Pada pekan lalu sebelum penculikan ini terjadi, seorang penyerang tak dikenal membunuh seorang siswa dalam serangan pada malam hari di sebuah sekolah asrama di Nigeria dan menculik 42 orang, termasuk 27 siswa. Para sandera belum dibebaskan.
Pembebasan ini terjadi hanya sehari setelah para pria bersenjata tersebut menculik lebih dari 300 anak perempuan.
"Sekelompok pria bersenjata ini akhirnya membebaskan 42 orang, termasuk 27 pelajar, yang diculik dari sebuah sekolah berasrama pekan lalu di negara bagian Niger di bagian utara-tengah," kata gubernur negara bagian tersebut.
Adapun penculikan untuk mendapatkan uang tebusan oleh orang bersenjata dan mengendarai sepeda motor sering terjadi di banyak negara bagian Nigeria utara.
Kembali Terjadi di 2023
Mengutip dari aljazeera.com, penculikan diketahui berulang pada tahun 2023. Pasukan keamanan di sana telah menyelamatkan 14 dari setidaknya 20 mahasiswa yang diculik dari sebuah universitas di barat laut Nigeria dan mencari sisa tawanan.
Kejadian ini dipelopori oleh orang-orang bersenjata yang menyerang sekolah di daerah Bungudu, di negara bagian Zamfara, dan melarikan diri bersama para korban.
Ke-14 mahasiswa Universitas Federal Gusau diselamatkan bersama dua orang lainnya, ujar pernyataan dari Universitas tersebut, namun tidak menjelaskan kapan mereka dibebaskan.
"Insiden yang menyedihkan dan disayangkan ini memang telah membuat civitas universitas berada dalam ketegangan dan ketakutan yang serius," ujar perwakilan dari Universitas tersebut.
Militer Nigeria telah memerangi kelompok-kelompok bersenjata seperti Boko Haram di wilayah timur laut, yang membuat mereka kesulitan untuk mengatasi geng-geng penculik, yang dikenal secara lokal sebagai bandit.
Para bandit tersebut diyakini sebagian besar adalah etnis Fulani, namun mereka juga menduga bahwa para penggembala dan tentara bayaran dari wilayah tersebut serta negara tetangga Chad dan Niger juga terlibat dalam aksi ini.
Advertisement