Meksiko Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Ekuador Usai Kedubesnya Digerebek

Penggerebekan Kedutaan Besar Meksiko di Quito oleh polisi Ekuador terjadi pada Jumat (5/4/2024) malam untuk menangkap wakil presiden Ekuador yang mencari suaka politik di sana.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 08 Apr 2024, 09:10 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2024, 15:00 WIB
Polisi Ekuador menerobos masuk ke Kedutaan Meksiko di Quito pada Jumat (5/4/2024). Penggerebekan terjadi beberapa jam setelah pemerintah Meksiko memberikan suaka politik kepada mantan Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas.
Polisi Ekuador menerobos masuk ke Kedutaan Meksiko di Quito pada Jumat (5/4/2024). Penggerebekan terjadi beberapa jam setelah pemerintah Meksiko memberikan suaka politik kepada mantan Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas. (Dok. AP Photo/David Bustillos)

Liputan6.com, Quito - Meksiko memutuskan hubungan diplomatik dengan Ekuador setelah polisi merangsek ke Kedutaan Besar Meksiko di Quito untuk menangkap mantan wakil presiden (Wapres) Ekuador yang mencari suaka politik di sana pasca didakwa melakukan korupsi.

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador membuat pengumuman pemutusan hubungan diplomatik pada Jumat (5/4/2024) malam. Mantan Wapres Ekuador Jorge Glas sendiri telah tinggal di sana sejak Desember 2023.

Glas, yang bisa dibilang orang paling dicari di negara ini, dihukum atas tuduhan suap dan korupsi. Pihak berwenang Ekuador masih menyelidiki lebih banyak tuduhan terhadapnya.

Polisi mendobrak pintu luar markas diplomatik Meksiko di ibu kota Ekuador dan memasuki teras utama untuk menangkap Glas.

"Ini tidak mungkin, tidak mungkin, ini gila," kata Roberto Canseco, kepala bagian konsulat Meksiko di ibu kota, Quito, kepada pers lokal sambil berdiri di luar kedutaan, seperti dilansir AP, Sabtu (6/4). "Saya sangat khawatir karena mereka bisa membunuhnya. Tidak ada dasar untuk melakukan ini, ini benar-benar di luar norma."

Eskalasi Ketegangan

Polisi Ekuador menerobos masuk ke Kedutaan Meksiko di Quito pada Jumat (5/4/2024). Penggerebekan terjadi beberapa jam setelah pemerintah Meksiko memberikan suaka politik kepada mantan Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas.
Polisi Ekuador menerobos masuk ke Kedutaan Meksiko di Quito pada Jumat (5/4/2024). Penggerebekan terjadi beberapa jam setelah pemerintah Meksiko memberikan suaka politik kepada mantan Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas. (Dok. AP Photo/David Bustillos)

Mempertahankan keputusannya, kepresidenan Ekuador mengatakan, "Ekuador adalah negara berdaulat dan kami tidak akan membiarkan penjahat mana pun tetap bebas."

Presiden Lopez Obrador membalas dengan menyebut penahanan Glas sebagai "tindakan otoriter" dan "pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan kedaulatan Meksiko".

Menteri Hubungan Luar Negeri Meksiko Alicia Barcena menulis di paltform X alias Twitter bahwa sejumlah diplomat menderita luka-luka selama penggerebekan. Dia menambahkan tindakan tersebut melanggar Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik.

Barcena lebih lanjut menegaskan Meksiko akan membawa kasus ini ke Mahkamah Internasional untuk mengecam tanggung jawab Ekuador atas pelanggaran hukum internasional. Dia juga menyatakan diplomat Meksiko menunggu pemerintah Ekuador memberikan jaminan yang diperlukan untuk kepulangan mereka.

Kementerian Luar Negeri Ekuador dan Kementerian Dalam Negeri Ekuador belum merespons permintaan komentar.

Sementara itu, Kedutaan Besar Meksiko di Quito tetap berada di bawah penjagaan ketat polisi pada Jumat malam.

Sehari sebelumnya, ketegangan antara kedua negara meningkat setelah presiden Meksiko mengeluarkan pernyataan yang dianggap sangat disayangkan oleh Ekuador mengenai pemilu terakhir yang dimenangkan oleh Presiden Daniel Noboa.

Sebagai reaksinya, pemerintah Ekuador menyatakan duta besar Meksiko sebagai persona non grata.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya