Kisah di Balik Lukisan Era Nazi Karya Gustav Klimt yang Hilang 100 Tahun dan Dijual Rp520 Miliar

Lukisan karya seniman Austria, Gustav Klimt yang diyakini hilang selama 100 tahun terakhir telah dijual di lelang di Wina.

oleh Fitria Putri Jalinda diperbarui 02 Mei 2024, 21:05 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2024, 21:05 WIB
Lukisan buatan Gustav Klimt
Lukisan buatan Gustav Klimt, lukisan ini diperkirakan menggambarkan putri Adolf atau Justus Lieser (AFP)

Liputan6.com, Vienna - Sebuah lukisan karya seniman Austria Gustav Klimt yang diyakini hilang selama 100 tahun terakhir telah dijual di lelang di Wina.

Karya yang belum selesai tersebut diyakini Portrait of Fraulein Lieser (Potret Fraulein Lieser) yang berharga €30 juta atau sekitar Rp 520 miliar.

Lukisan ini merupakan lukisan terakhir yang diminta untuk dibuatkan oleh keluarga Jewish industrialists (industrialis Yahudi) pada tahun 1917, setahun sebelum kematian Gustav Klimt.

Namun, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab mengenai lukisan tersebut dan perdebatan mengenai siapa wanita dalam potret tersebut, serta apa yang terjadi pada lukisan tersebut pada era Nazi.

Lukisan ini diyakini menggambarkan salah satu putri Adolf atau Justus Lieser, yang merupakan saudara laki-laki dari keluarga industrialis Yahudi yang kaya.

Mengutip dari BBC, Kamis (2/5/2024), disebutkan bahwa seorang sejarawan seni Tobias Natter dan Alfred Weidinger mengatakan lukisan itu adalah karya Margarethe Constance Lieser, putri Adolf Lieser. Namun rumah lelang im Kinsky di Vienna, yang melelang karya seni tersebut, menyatakan bahwa lukisan tersebut mungkin juga menggambarkan salah satu dari dua putri Justus Lieser dan istrinya Henriette.

Henriette, yang dikenal sebagai Lilly, adalah pelindung seni modern yang dideportasi oleh Nazi dan meninggal di kamp konsentrasi Auschwitz selama Holocaust.

Putrinya, Helene dan Annie, keduanya selamat dari Perang Dunia Kedua.

Selain itu, rumah lelang tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa nasib pasti lukisan itu setelah tahun 1925 'tidak jelas'. 

“Yang diketahui adalah bahwa benda tersebut diperoleh oleh pendahulu sah pengirimnya pada tahun 1960an dan menjadi milik pemilik saat ini melalui tiga warisan berturut-turut."

Banyak Pertanyaan Belum Terjawab

Ilustrasi Apresiasi Seni, Pameran, Lukisan
Ilustrasi Apresiasi Seni, Pameran, Lukisan. Photo by Pauline Loroy on Unsplash

Identitas pemilik asal Austria saat ini belum dipublikasikan.

Adapun lukisan itu dijual atas nama pemilik dan penerus sah Adolf dan Henriette Lieser, dan berdasarkan Washington Principles (Prinsip Washington) - sebuah perjanjian internasional untuk mengembalikan karya seni yang dijarah Nazi kepada keturunan orang-orang yang lukisannya diambil.

Ernst Ploil dari im Kinsky mengatakan kepada BBC: "Kami memiliki kesepakatan, sesuai dengan Prinsip Washington, dengan seluruh keluarga".

Rumah lelang im Kinsky menggambarkan perjanjian ini sebagai sebuah solusi yang adil.  

Namun Erika Jakubovits, direktur eksekutif Kepresidenan Komunitas Yahudi Austria, mengatakan masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Dia menyerukan agar kasus ini diteliti oleh "pihak independen".

"Restitusi seni adalah isu yang sangat sensitif, semua penelitian harus dilakukan secara akurat dan rinci, dan hasilnya harus dapat dipahami dan transparan," kata Erika Jakubovits.

"Harus dipastikan bahwa ada juga prosedur canggih untuk restitusi swasta di masa depan. "Karya seni Klimt telah terjual dalam harga tinggi di lelang". 

Lukisan Vincent van Gogh yang Hilang 40 Tahun

Lukisan Van Gogh Ditemukan Lagi
Lukisan "Cypress Sky and Country" oleh van Gogh ditemukan lagi setelah menghilang lebih dari 40 tahun lamanya.

Selain lukisan milik Gustav Klimt yang hilang selama 100 tahun terakhir, ada lukisan karya Vincent van Gogh yang sempat hilang selama 40 tahun.

Harian El Mundo melaporkan bahwa penagih pajak di Spanyol menemukan suatu lukisan yang hilang, yakni suatu karya van Gogh yang dibuat tahun 1889 sesuai taksiran para pakar seni. Segel di belakang lukisan itu menunjukkan bahwa lukisan itu pernah dimiliki oleh tiga museum yang berbeda.

Lukisan yang berjudul “Cypress Sky and Country” itu ditemukan di dalam kotak simpanan aman (safe deposit box) milik seorang pelanggar pajak setelah benda itu menghilang hampir selama 40 tahun. Tentara Nazi Jerman mengambil lukisan itu dari suatu museum di Belanda sewaktu mereka menduduki Belanda di saat Perang Dunia II.

Salah satu segel pada lukisan itu mencatat tempat terakhir lukisan di Museum Kunsthistorisches di Wina, Austria. Tidak jelas bagaimana caranya lukisan itu bisa keluar dari museum itu atau apakah barang itu dicuri.

Nilai lukisan itu juga belum jelas, tapi van Gogh diketahui pernah melukis beberapa lukisan yang memiliki versi yang mirip dengan lukisan ini. Salah satunya terjual dengan harga 57 juta dollar AS lebih dari 20 tahun yang lalu dan sekarang terpajang di dalam Metropolitan Museum of Art di New York.

Lukisan Norman Rockwell

Ilustrasi seniman
Ilustrasi seniman/Shutterstock-dmitro2009.

Sebuah lukisan terkenal lainnya dikeluarkan dari suatu gudang di Massachusets setelah terpajang di ruang kepala sekolah selama 50 tahun.

Menurut WBZ-TV, lukisan itu bertanda tahun 1941 dan merupakan hadiah untuk sang kepala sekolah dari seniman Norman Rockwell.

Lukisan itu merupakan salah satu dari karya seni Rockwell yang dibuat untuk menjadi sampul depan majalah Saturday Evening Post, namun yang satu ini tidak jadi diterbitkan sebagai sampul depan.

Lukisan aslinya menggambarkan suasana Perang Dunia II, yang juga merupakan ciri pada lukisan-lukisannya yang lain selagi Norman Rockwell ikut menumpang di belakang kendaraan militer bersama para serdadu Perang Dunia II. Bahkan pejabat Museum Rockwell tidak mengetahui keberadaan lukisan ini.

Harian Boston Globe menjelaskan bahwa Rockwell memberikan lukisan ini kepada sang kepala sekolah sebagai hadiah terkait dengan kelulusan para siswa kelas akhir. Lukisan itu disimpan dalam gudang di tahun 2001 ketika para pejabat sekolah itu menjadi khawatir kalau-kalau lukisan itu dicuri.

Lukisan itu akan dilelang di akhir bulan ini bersama dengan 10 lukisan lain oleh Rockwell di Sotheby’s di New York. Nilainya ditaksir lebih dari 1,5 juta dollar AS atau sekitar Rp 24,3 miliar. 

Lukisan Rockwell sebelumnya yang bejudul “Saying Grace” terjual dengan nilai yang luar biasa sebesar 46 juta dollar AS di bulan Desember lalu. Lukisan itu menjadi sampul depan majalah Saturday Evening Post di tahun 1955.

Walikota dan para pejabat sekolah merencanakan untuk menggunakan uang dari hasil lelang untuk mendirikan yayasan bagi kepentingan sekolah itu.

Infografis Seniman Indonesia Mendunia
Seniman Indonesia tak hanya berkarya di dalam negeri, namun mampu tembus secara global. (Dok: Liputan6.com Tim Grafis)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya