Pilpres AS Digelar 5 November, Ini 7 Swing States Atau Negara Bagian Medan Tempur Penentu Kemenangan

Pada pemilu Amerika Serikat, kemenangan calon presiden tidak ditentukan oleh seluruh negara bagian, tetapi hanya oleh beberapa di antaranya atau swing states. Apa saja, dan apa alasannya? Simak artikel ini untuk mengetahuinya.

oleh Santi Rahayu diperbarui 04 Nov 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2024, 20:40 WIB
Pemilihan Presiden
Pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2024 (Unsplash/Markus Spiske)

Liputan6.com, Jakarta - Pemilu (pemilihan umum) Presiden atau Pilpres AS akan segera digelar. Di sebagian besar negara bagian saat pemilihan Presiden pada bulan November nanti, kandidat presiden yang meraih Electoral College votes atau suara elektoral terbanyak sepertinya tidak akan menjadi hal yang mengejutkan.

Namun, di tujuh negara bagian atau biasa disebut swing states atau negara bagian mengambang yang membentang dari gurun di Southwest hingga ke Upper Midwest (Bagian utara) dan kembali ke Selatan - hasilnya sangat menentukan.

Swing states juga dikenal sebagai negara bagian medan tempur,  merujuk kepada negara bagian manapun yang dapat dimenangkan oleh calon presiden Partai Demokrat atau Partai Republik.

Dilansir dari U.S. News, Selasa (29/10/2024), total 93 suara elektoral yang diperebutkan kemungkinan besar akan menentukan siapa yang akan menduduki Gedung Putih pada Januari mendatang, Wakil Presiden AS Kamala Harris atau mantan Presiden Donald Trump.

Apa yang Dimaksud dengan Swing State?

Swing state adalah negara bagian yang dianggap memiliki peran penting dalam hasil pemilihan presiden, di mana kedua kandidat, dari Partai Demokrat dan Partai Republik memiliki tingkat dukungan yang seimbang.

Negara swing states sering kali sama dalam setiap siklus pemilihan presiden, meskipun faktor-faktor seperti perubahan demografi dan jumlah pemilih dapat membuat negara bagian yang biasanya adalah Blue state (Biru) atau negara bagian yang secara konsisten mendukung kandidat dari partai Demokrat dan Red state (merah) yang konsisten mendukung kandidat dari partai Republik berubah menjadi ungu atau negara yang kecenderungan politiknya tidak konsisten.

Georgia misalnya, masuk ke dalam kategori swing state setelah kemenangan mengejutkan Biden dari partai demokrat di sana pada tahun 2020 dan kemenangan Senator Demokrat, Raphael Warnock dalam pemilu pada tahun 2022.

Sebelumnya, Georgia menjadi salah satu negara bagian yang selalu mendukung kandidat dari Partai Republik dalam pemilihan Presiden. 

Mengapa Swing State itu Penting?

Pemilu Amerika Serikat
Ilustrasi kertas Pemilu Amerika Serikat (Unsplash/Janine Robinson)

Siapa pun kandidat yang memenangkan negara-negara bagian swing state terbanyak akan menjadi presiden. 

Ada banyak negara bagian di mana partai republik yakin akan menang, begitu juga dengan partai demokrat. Namun, di negara bagian yang termasuk swing state ini dinamika persaingan antara kandidat presiden sangat ketat sehingga seluruh kandidat lebih banyak memfokuskan kampanye di sini.

Seperti yang dikutip dari Brookings Creative Lab, sekitar 75% atau lebih pengeluaran kandidat dihabiskan pada saat pemilihan di negara bagian ini.

Pemilihan presiden di negara bagian mengambang sangat kompetitif karena berbagai alasan, seperti sejarah, dan demografi tertentu yang membentuk negara bagian.

Tetapi yang terpenting, suara dari negara-negara ini adalah penentu kemenangan calon presiden nantinya.

Apakah Negara yang Termasuk Swing State Konsisten Setiap Tahun?

Tidak, negara yang termasuk negara swing state tidak selalu sama setiap tahunnya.

Dilansir dari History, ada 3 faktor utama yang dapat menciptakan negara mengambang, dan faktor-faktor tersebut sering kali saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.

1. Perubahan Populasi

Daerah perkotaan cenderung memilih Partai Demokrat dan daerah pedesaan condong memilih Partai Republik.

Ketika warga negara meninggalkan negara-negara yang berhaluan liberal atau kota-kota besar untuk menetap di kota-kota kecil atau daerah pedesaan, hal ini dapat mengubah keseimbangan antar partai. 

2. Polarisasi Ideologis 

Pew Research Center menemukan bahwa kesenjangan ideologi antar partai mulai meluas pada tahun 2000an. “Sebelum tahun 1990-an, terdapat sejumlah besar anggota Partai Republik yang liberal di wilayah Utara dan Partai Demokrat yang konservatif di Selatan,” kata John Hudak dari Brookings Institution

“Ketika partai-partai terpecah, mereka dapat mengubah apakah suatu negara bagian merupakan negara bagian yang mengambang atau tidak.”

3. Politik Moderat 

Di negara bagian dengan pemilih yang lebih moderat, kesenjangan antara Partai Republik dan Demokrat semakin menyempit. sehingga lebih sulit untuk menentukan hasil politik.

Hudak mengatakan bahwa negara-negara bagian termasuk Maine dan New Hampshire "memiliki banyak pemilih yang moderat dan berpikiran independen yang mendorong daya saing dua partai."

Hudak menambahkan bahwa seiring dengan berkembangnya negara ini, jumlah dan identitas swing states juga ikut berubah.

Apa Saja Negara Bagian Swing States 2024?

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AS)
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AS)

1. Arizona

Hak Pilih: 11 Electoral College votes

Negara Bagian dengan julukan Grand Canyon ini berubah dari kemenangan Trump pada tahun 2016 menjadi kemenangan tipis Biden pada tahun 2020, melawan tradisi yang telah berlangsung selama beberapa dekade, karena seorang kandidat dari Partai Republik telah memenangkan negara bagian tersebut dalam setiap pemilihan presiden sebelumnya.

Status Arizona sebagai medan pertempuran adalah bukti perubahan demografi, dan imigrasi - yang selalu menjadi isu polarisasi, terutama pada tahun 2024 - adalah titik masalah utama di Arizona tahun ini.

2. Georgia

Hak Pilih: 16 Electoral College votes

Georgia adalah contoh lain bagaimana kelompok swing states dapat bervariasi.

Kemenangan besar Biden di sana pada tahun 2020 menandai pertama kalinya seorang kandidat presiden dari Partai Demokrat memenangkan negara bagian tersebut sejak Bill Clinton pada tahun 1992.

Jumlah pemilih kulit hitam dan antusiasme pada tahun 2020 memainkan peran penting dalam kemenangan Biden, dan blok suara ini akan menjadi sangat penting pada bulan November 2024 nanti. 

3. Michigan

Hak Pilih: 15 Electoral College votes

Negara Bagian yang memiliki julukan Great Lakes ini hampir selalu memilih Partai Demokrat dalam beberapa dekade terakhir, namun juga tidak asing lagi sebagai medan pertempuran.

Ini adalah salah satu dari tiga negara bagian - bersama dengan Pennsylvania dan Wisconsin - yang membentuk blue wall atau tembok biru untuk Biden pada tahun 2020, tetapi Trump memenangkan setiap negara bagian atas mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton pada tahun 2016.

"Tembok biru" merujuk pada negara-negara bagian di Amerika Serikat yang secara konsisten mendukung kandidat dari Partai Demokrat dalam pemilihan presiden. 

Data survei terbaru menunjukkan bahwa ekonomi adalah hal yang paling penting bagi para pemilih Michigan, dan kelas pekerja. Negara bagian ini merupakan negara kunci yang harus dimenangkan oleh kedua kandidat untuk menjadi Presiden.

4. Nevada

kota
Ilustrasi Kota (Unsplash/Phil Hauser)

Hak Pilih: 6 Electoral College votes

Fakta bahwa Nevada memiliki jumlah suara elektoral terendah di antara tujuh negara bagian yang menjadi medan pertempuran ini tidak mengurangi pentingnya suara negara ini dalam pemilihan presiden.

Kemenangan Biden pada tahun 2020 menandai kemenangan keempat berturut-turut oleh kandidat Demokrat di Negara dengan julukan Silver State ini, tetapi selisihnya relatif kecil pada tahun itu dan pada tahun 2016, ketika Clinton memenangkannya.

Meskipun cukup dekat dengan perbatasan selatan dan lebih dari 30% populasi yang beragam dengan latar belakang Hispanik, jajak pendapat menunjukkan bahwa ekonomi menduduki peringkat teratas dibandingkan dengan imigrasi sebagai isu utama pemilu di negara bagian ini.

5. North Carolina

Hak Pilih: 16 Electoral College votes

Negara Bagian dengan julukan Tar Heel ini mungkin "condong ke Partai Republik," menurut analisis dari  U.S. News, tetapi masih merupakan negara bagian yang pasti akan berubah. Trump memenangkan North Carolina hanya dengan 1,3 poin persentase pada tahun 2020.

Biden menjadikan negara bagian ini sebagai perhentian terakhir dalam tur pasca-State of the Union (serangkaian kunjungan yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat dan pejabat tinggi lainnya setelah pidato State of the Union) ke negara-negara bagian swing states, dan Demokrat berharap North Carolina akan terbukti menjadi Georgia selanjutnya,  pada tahun 2024.

Negara bagian ini juga bisa menjadi kemenangan penting bagi Biden jika swing state lainnya berpihak pada Trump.

6. Pennsylvania 

Hak Pilih: 19 Electoral College votes

Negara Bagian dengan julukan Keystone ini memberikan “blue wall” atau tembok biru yang konsisten mendukung kandidat dari partai demokrat - dan kursi kepresidenan - untuk Biden, putra daerahnya, pada tahun 2020.

Namun, kemenangan Trump di sana pada tahun 2016 menghentikan rentetan kemenangan kandidat Demokrat di negara bagian tersebut, dan Biden hanya menang dengan 1,2 poin persentase empat tahun lalu.

Jumlah 19 suara elektoralnya merupakan yang terbanyak kelima secara keseluruhan dan jumlah tertinggi di antara negara-negara bagian yang mengambang.

7. Wisconsin

Hak Pilih: 10 Electoral College votes

Wisconsin pernah dianggap sebagai negara bagian Rust Belt yang dapat diandalkan hingga Trump meraih kemenangan di sana pada tahun 2016 dan mengukuhkan statusnya sebagai medan pertempuran atau swing state.

Biden kemudian membalikkan keadaan dengan kemenangan tipisnya di Negara Bagian  yang memiliki julukan “Badger” ini atas mantan presiden tersebut pada tahun 2020. 

Kedua kandidat utama 2024 menuju ke sana pada bulan April lalu, menunjukkan pentingnya 10 suara elektoral Wisconsin.

 

 

 

Infografis Ada 204 Juta Lebih DPT di Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ada 204 Juta Lebih DPT di Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya