Indonesia Kutuk Aksi Blokade Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza oleh Warga Israel

Para demonstran mendesak pembebasan sandera Israel yang ditahan kelompok militan Palestina, Hamas.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 16 Mei 2024, 15:03 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2024, 15:03 WIB
Potret Anak-anak Pengungsi Palestina Antre Pembagian Makanan di Kamp Jabaliya Jalur Gaza
Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan, blokade Israel telah menyebabkan sedikitnya 27 orang tewas akibat kekurangan gizi dan dehidrasi di Gaza. (AP Photo/Mahmoud Essa)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia secara tegas mengecam aksi blokade yang dilakukan oleh warga Israel terhadap bantuan kemanusiaan yang dikirimkan untuk para pengungsi di Jalur Gaza.

Dalam sebuah video yang beredar, para pengunjuk rasa Israel terlihat memblokir truk bantuan yang menuju Gaza, melemparkan paket makanan ke jalan dan merusak kantong gandum.

"Indonesia mengutuk keras blokade dan perusakan yang dilakukan oleh warga sipil Israel terhadap bantuan kemanusian dari masyarakat internasional bagi warga Gaza," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Indonesia melalui akun X resmi @kemlu_ri, Kamis (16/5/2024). 

Pemerintah Indonesia menilai bahwa aksi pembiaran yang dilakukan aparat keamanan Israel membuktikan posisi negara tersebut yang mencoba menghalangi berbagai cara penyaluran bantuan kemanusiaan bagi rakyat Gaza.

"Tindakan tersebut seharusnya ditindak dengan tegas dan dipastikan tidak terulang lagi," sambung pernyataan itu.

Indonesia juga mendorong agar Dewan Keamanan PBB dapat memastikan jaminan dari Israel bagi kelancaran pemberian bantuan kemanusiaan.

"Jaminan kelancaran bantuan kemanusiaan sangat penting guna mencegah memburuknya katastropi kemanusiaan di Gaza," tutup pernyataan itu.

AS Turut Kecam Aksi Blokade Bantuan Kemanusiaan

Militer Israel Kembali Bombardir Jalur Gaza
Asap mengepul di Rafah setelah serangan udara Israel di Jalur Gaza Selatan pada 1 Desember 2023. (SAID KHATIB/AFP)

Dilansir BBC, truk-truk yang membawa bantuan kemanusiaan dilaporkan datang dari Yordania dan menuju ke Jalur Gaza. Namun, para pengunjuk rasa memblokadenya, menginjak-injak serta merusaknya. 

Gedung Putih mengutuk serangan itu, dan menggambarkan "penjarahan" konvoi bantuan sebagai "kebiadaban total". 

Kelompok yang dilaporkan berada di balik protes tersebut mengatakan bahwa mereka berdemonstrasi menentang berlanjutnya penahanan sandera Israel di Gaza.

Rekaman yang belum diverifikasi dan dibagikan di media sosial menunjukkan para pengunjuk rasa menjatuhkan kotak-kotak truk ke tanah, dan menginjak-injaknya begitu kotak-kotak itu terjatuh.

Beberapa video menunjukkan kendaraan dibakar pada malam harinya.

Menurut laporan di media Israel, kelompok aktivis Tzav 9 bertanggung jawab mengorganisir protes tersebut.

Tuntut Pembebasan Sandera Israel

Militer Israel Kembali Bombardir Jalur Gaza
Warga Palestina memeriksa kerusakan di sekitar bangunan tempat tinggal setelah serangan udara Israel di kamp pengungsi Rafah di Jalur Gaza Selatan pada 1 Desember 2023, (SAID KHATIB/AFP)

Laporan media Israel menggambarkannya sebagai kelompok sayap kanan yang berusaha menghentikan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza sementara sandera Israel ditahan di sana.

Seorang pengunjuk rasa mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa dia berada di pos pemeriksaan pada hari Senin karena dia mendengar truk bantuan sedang dalam perjalanan ke tangan Hamas, yang mencoba membunuh tentara lain dan warga Israel lainnya.

Hana Giat (33) mengatakan bahwa "tidak ada makanan yang boleh masuk ke Gaza" sampai sandera Israel dikembalikan "dalam keadaan sehat dan hidup". 

 

 

Empat Demonstran Ditangkap

Perang Israel Palestina di Jalur Gaza
Rafah, yang terletak di sebelah perbatasan dengan Mesir, adalah bagian paling selatan Jalur Gaza. Tempat ini semakin banyak didatangi para pengungsi setelah Israel memperluas serangannya ke jantung Khan Younis di Gaza selatan. (AP Photo/Mohammed Dahman)

Dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Jerusalem Post, Tzav 9 tidak sepakat terhadap tindakan para pengunjuk rasa, mengatakan bahwa "tindakan yang dilakukan hari ini tidak sejalan dengan nilai-nilai gerakan kami".

Namun, pihaknya menambahkan bahwa "memblokir truk adalah langkah efektif dan praktis di mana kami menyerukan bahwa 'tidak ada bantuan yang diberikan sampai sandera terakhir kembali'".

Empat pengunjuk rasa, termasuk seorang anak di bawah umur, ditangkap dalam demonstrasi tersebut.

Infografis Keprihatinan Serangan Militer Israel di Gaza Selatan
Infografis Keprihatinan Serangan Militer Israel di Gaza Selatan (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya