Liputan6.com, Jakarta - Ledakan bintang SN 1054 pada 1054 menjadi supernova terbesar yang pernah tercatat sejarah manusia. Peristiwa ini menjadi salah satu supernova yang paling terkenal dalam sejarah dan masih dipelajari oleh para astronom hingga saat ini.
Melansir laman Live Science pada Jumat (12/07/2024), SN 1054 begitu terang sehingga dapat dilihat pada siang hari. Bahkan, beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa cahayanya cukup terang untuk membaca buku di malam hari.
Fenomena ini disaksikan oleh orang-orang di seluruh dunia, dari Asia Timur hingga Eropa. Berkat kecerahannya yang luar biasa, SN 1054 didokumentasikan dengan baik dalam catatan sejarah.
Advertisement
Baca Juga
Biarpun jaraknya 6.500 tahun cahaya jauhnya, ledakan supernova itu terlihat jelas di langit Bumi selama 23 hari dan beberapa ratus malam setelahnya. Para astronom dari Tiongkok, Korea, Jepang, Irak, dan Eropa mencatat peristiwa ini dengan detail yang luar biasa.
Para astronom China menjulukinya sebagai 'bintang tamu'. Sementara, para pengamat langit di Jepang, Irak, dan Amerika merekam fenomena itu secara tertulis dan di atas batu. Catatan-catatan ini memberikan informasi berharga tentang sifat supernova dan evolusi bintang.
Dalam sebuah penelitian baru, fenomena alam ini rupanya tetap diabadikan meski disembunyikan di tempat tak terduga, yakni koin emas edisi terbatas. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam European Journal of Science and Theology edisi Agustus 2022, tim peneliti menganalisis serangkaian empat koin emas Bizantium yang dicetak pada masa pemerintahan Konstantinus IX, dari 1042 hingga 1055 M.
Peneliti menemukan koin langka itu menunjukkan adanya peristiwa alam yang luar biasa pernah terjadi di masa itu. Koin langka keempat yang diduga menggambarkan fenomena ledakan Supernova itu menunjukkan dua bintang terang yang membingkai gambar kepala kaisar.
Menurut interpretasi tim, kepala kaisar mungkin mewakili matahari, bintang timur mewakili Venus. Sedangkan bintang barat mewakili SN 1054 yang terlihat selama hampir sebulan di langit siang hari di seberang Venus.
Jika interpretasi ini benar dan koin langka itu menunjukkan SN 1054, maka ini menunjukkan bahwa sarjana Bizantium mungkin dilarang mempelajari atau menulis tentang supernova karena batasan agama. Pejabat gereja mungkin menganggap akan lebih bijaksana untuk mengabaikan supernova.
Sementara tiga koin lainnya menunjukkan hanya satu bintang, peneliti berpendapat bahwa koin keempat mungkin merupakan penggambaran ledakan supernova 1054. Peneliti juga mengunjungi berbagai koleksi museum untuk mempelajari 36 koin lain.
Di situ digambarkan ukuran bintang barat pada koin tak seragam, tetapi tampaknya menyusut seiring waktu. Peneliti berpendapat mungkin dimaksudkan untuk mewakili peredupan bertahap SN 1054 di langit Bumi.
Ledakan SN 1054 meninggalkan sisa-sisa yang dikenal sebagai Nebula Kepiting. Nebula ini dapat dilihat dengan teleskop kecil dan merupakan salah satu nebula yang paling banyak dipelajari di langit malam.
Nebula Kepiting terus berkembang dan berubah hingga saat ini, dan menjadi pengingat akan ledakan bintang yang luar biasa ini.
(Tifani)