27 Juli 1996: Ledakan Bom Mengguncang Olimpiade Atlanta, 2 Orang Tewas

Keamanan Olimpiade langsung ditingkatkan dengan pemeriksaan tambahan dan penyisiran rutin jika ada oknum yang membawa bahan peledak selama Olimpiade Atlanta berlangsung.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 27 Jul 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi ledakan (pixabay)
Ilustrasi ledakan (pixabay)

Liputan6.com, Atlanta - Sebuah bom meledak di sebuah konser yang ramai di Atlanta, Georgia -- kota yang menjadi tuan rumah Olimpiade di tahun itu.

Dua orang dilaporkan tewas dan petugas pemadam kebakaran mengatakan bahwa sebanyak 200 orang terluka, dikutip dari BBC, Sabtu (27/7/2024).

Ledakan terjadi pada pukul 01.25 waktu setempat selama konser rock di Centennial Olympic Park.

Tiga bulan sebelum kejadian, Komite Olimpiade Atlanta mengubah lokasi seluas 21 hektar dari daerah kumuh dan gudang tua yang tidak terpakai menjadi tempat hiburan yang populer.

Tempat ini telah menarik sekitar 100.000 orang pada siang dan malam hari yang sengaja datang untuk berkumpul dan mendengarkan musik atau membeli suvenir.

Sebuah band bernama Jack Mack and the Heart Attack baru saja selesai memainkan sebuah lagu ketika bom meledak di dekat menara suara.

Setelah ledakan, area tersebut segera dikepung oleh polisi dan ditutup. Pusat pers di dekatnya ditutup karena penjaga khawatir akan ledakan lain.

Saksi mata menggambarkan tempat kejadian yang kacau. Orang-orang tergeletak di tanah dengan kepala dan luka-luka saat polisi mencoba membersihkan area tersebut.

Polisi mengatakan, mereka menerima panggilan telepon yang memperingatkan tentang bom dan menjelaskan lokasinya tetapi sudah terlambat untuk mengevakuasi taman. Namun, mereka berhasil membersihkan area sekitar.

Keamanan Olimpiade Atlanta langsung ditingkatkan dengan pemeriksaan tambahan dan penyisiran rutin jika ada oknum yang membawa bahan peledak.

Presiden Bill Clinton bereaksi dengan menantang dengan mengatakan bahwa Olimpiade harus terus berjalan sesuai rencana untuk menunjukkan bahwa negaranya tidak akan takut dengan tindakan terorisme.

"Tindakan teror yang kejam seperti ini jelas ditujukan pada semangat demokrasi kita sendiri," katanya.

"Kita tidak boleh membiarkan serangan ini menghentikan kita untuk maju. Kita tidak boleh membiarkan teror menang. Itu bukan cara Amerika Serikat."

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya