Puing Asteroid dari Misi DART NASA Sedang Melesat ke Arah Bumi

Meskipun misi DART NASA berhasil membelokkan asteroid agar tidak mengancam bumi, tabrakan ini menciptakan serpihan-serpihan yang bisa melesat menuju ke bumi dan benda-benda angkasa lainnya.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 29 Agu 2024, 01:00 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2024, 01:00 WIB
Ilustrasi Asteroid
Ilustrasi artis tentang asteroid yang berpotensi berbahaya menuju Bumi. (Kredit: ESA)

Liputan6.com, Jakarta - Puing-puing asteroid hasil misi Aeronautics and Space Administration (NASA) diperkirakan sedang menuju ke arah bumi. Puing-puing itu berasal dari Uji Pengalihan Asteroid Ganda atau Double Asteroids Redirect Test (DART) NASA yang bertabrakan dengan Dimorphos pada 26 September 2022.

Melansir Science Alert pada Rabu (28/08/2024), NASA meluncurkan misi tersebut sebagai uji coba untuk menangkis asteroid penghancur bumi yang berpotensi berbahaya (PHA) di masa mendatang. Meskipun misi DART NASA berhasil membelokkan asteroid agar tidak mengancam bumi, tabrakan ini menciptakan serpihan-serpihan yang bisa melesat menuju ke bumi dan benda-benda angkasa lainnya.

Dalam sebuah penelitian terbaru, tim ilmuwan internasional mengeksplorasi uji tumbukan itu untuk mengamati bagaimana puing-puing tersebut suatu hari nanti bisa mencapai bumi dan Mars sebagai meteor. Penelitian tersebut dipimpin oleh Dr. Eloy Pena-Asensio, seorang research fellow dari kelompok Riset dan Teknologi Astrodinamika Antariksa Dalam (DART) di Institut Politeknik Milan dan dipublikasikan oleh The Planetary Science Journal.

Setelah melakukan serangkaian simulasi dinamis, peneliti menyimpulkan bahwa serpihan-serpihan asteroid itu bisa mencapai Mars dan sistem bumi-bulan dalam waktu satu dekade atau 10 tahun ke depan. Dalam penelitiannya, Pena-Asensio dan rekan-rekannya menggunakan data yang diperoleh oleh Light Italian CubeSat for Imaging of Asteroids (LICIACube), yang menemani misi DART dan menjadi saksi uji tumbukan kinetik.

Data itu memungkinkan tim untuk membatasi kondisi awal lontaran, termasuk lintasan dan kecepatannya, mulai dari beberapa puluh meter per detik hingga sekitar 500 m/detik. Tim kemudian menggunakan superkomputer di Fasilitas Navigasi dan Informasi Tambahan (NAIF) NASA untuk mensimulasikan apa yang akan terjadi pada lontaran tersebut.

Simulasi itu melacak 3 juta partikel yang dihasilkan dari tumbukan misi DART dengan Dimorphos. Sebagian dari partikel-partikel itu akan mencapai bumi dan Mars dalam waktu satu dekade atau lebih.

Hal ini tergantung dari seberapa cepat partikel-partikel tersebut bergerak setelah tumbukan terjadi. Namun tenang, puing-puing asteroid yang sampai di bumi tidak akan menimbulkan risiko atau dampak yang signifikan.

Partikel-partikel yang lebih cepat ini diperkirakan terlalu kecil untuk menghasilkan meteor di Bumi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Misi DART

Wahana antariksa DART yang memiliki ukuran seperti mobil van ini dirancang khusus untuk misi bunuh diri. Untuk menguji teknik defleksi ini, DART menabrak asteroid dekat bumi sepanjang 170 meter bernama Dimorphos dengan kecepatan 14.000 mil per jam pada September 2022.

Hasil uji coba tabrakan tersebut berhasil menggeser orbit batu angkasa tersebut. Demonstrasi tersebut menunjukkan bahwa tumbukan kinetik dapat membelokkan asteroid berbahaya jika berada di jalur tabrakan dengan bumi.

Dimorphos dan Didymos merupakan pasangan asteroid yang mengorbit di sekitar matahari. Satu-satunya orbit akan diubah secara terukur oleh DART adalah orbit Dimorphos, asteroid kecil yang mengorbit kepada Didymos dengan besar.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya