Israel Klaim Temukan Senjata Rusia Canggih Saat Cari Markas Hizbullah di Lebanon

Pejabat Israel, telah melaporkan bahwa senjata anti-tank Rusia dan China telah ditemukan dalam serangan Israel di Lebanon sejak negara itu meningkatkan konfliknya dengan Hizbullah yang didukung Iran bulan September lalu.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 17 Okt 2024, 12:12 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2024, 12:12 WIB
Membabi Buta, Serangan Israel Ratakan Bangunan di Lebanon Utara
Kementerian kesehatan dan media resmi Lebanon melaporkan serangan Israel tersebut menghantam daerah yang dihuni warga dengan mayoritas beragama Kristen dan jauh dari kubu Hizbullah. (JOSEPH EID/AFP)

Liputan6.com, Beirut - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada sebuah surat kabar Prancis bahwa pasukan Israel telah menemukan senjata Rusia "tercanggih", dalam pencarian markas Hizbullah di Lebanon selatan.

PM Netanyahu menekankan kepada surat kabar Le Figaro, seperti dikutip dari AFP, Kamis (1/10/2024), dalam sebuah wawancara yang dirilis Rabu (16/10), bahwa berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 2006, hanya tentara Lebanon yang diizinkan memiliki senjata di selatan sungai utama negara itu, Litani.

"Namun, di daerah ini, Hizbullah telah menggali ratusan terowongan dan tempat persembunyian, di mana kami baru saja menemukan sejumlah senjata Rusia yang canggih," artikel Prancis itu mengutip pernyataan PM Benjamin Netanyahu.

Washington Post, mengutip pejabat Israel, telah melaporkan bahwa senjata anti-tank Rusia dan China telah ditemukan dalam serangan Israel di Lebanon sejak negara itu meningkatkan konfliknya dengan Hizbullah yang didukung Iran bulan September lalu.

Tentara Israel tidak segera menanggapi pertanyaan AFP tentang komentar perdana menteri tersebut.

Israel mengatakan tujuan kampanye militernya terhadap Hizbullah adalah untuk membuat wilayah tersebut aman sehingga sekitar 60.000 penduduk Israel utara yang dievakuasi dapat kembali ke rumah mereka.

Banyak yang meninggalkan rumah mereka karena serangan lintas batas antara Israel dan Hizbullah setelah dimulainya perang Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu.

"Perang saudara baru di Lebanon akan menjadi tragedi. Tentu saja bukan tujuan kami untuk memprovokasinya. Israel tidak bermaksud mencampuri urusan dalam negeri Lebanon," kata PM Netanyahu kepada Le Figaro.

"Satu-satunya tujuan kami adalah memungkinkan warga kami yang tinggal di sepanjang perbatasan Lebanon untuk pulang dan merasa aman," tambahnya.

Hizbullah dan Israel terlibat dalam duel artileri yang meningkat secara bertahap setelah serangan Hamas terhadap Israel memicu perang Gaza.

Menurut penghitungan AFP dari data kementerian kesehatan Lebanon, sejak Israel memulai serangan terhadap Hizbullah, setidaknya 1.373 orang telah tewas di Lebanon. Adapun jumlah korban sebenarnya kemungkinan lebih tinggi.

Infografis Israel Mulai Serbu Lebanon Lewat Darat. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Israel Mulai Serbu Lebanon Lewat Darat. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya