Liputan6.com, Beijing - China kembali mengirimkan tiga astronotnya untuk bergabung dalam a "dream" mission (misi impian) menuju stasiun antariksa Tiangong pada Rabu (30/10/2024) dini hari.
Perjalanan tersebut merupakan bagian dari misi ambisius program antariksa China yang ingin menempatkan astronot di Bulan pada tahun 2030 hingga membangun pangkalan bulan.
Dilansir CNA, Rabu (30/10), misi Shenzhou-19 lepas landas dengan mengangkut tiga penjelajah antariksa, termasuk satu-satunya teknisi penerbangan antariksa wanita China, dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan.
Advertisement
Kru wanita tersebut adalah Wang Haoze (34) yang merupakan wanita ketiga asal China yang tergabung dalam misi antariksa berawak.
"Seperti orang lain, saya bermimpi pergi ke stasiun antariksa untuk melihat-lihat," kata Wang dalam acara jumpa pers pada Selasa (29/10).
"Saya ingin menyelesaikan setiap tugas dengan cermat dan melindungi rumah kita di luar angkasa. Saya juga ingin bepergian ke luar angkasa dan melambaikan tangan ke bintang-bintang," lanjut dia.
Menurut Wakil Direktur Badan Antariksa Berawak Tiongkok (China Manned Space Agency/CMSA) Lin Xiqiang, tim yang dipimpin oleh Cai Xuzhe itu dijadwalkan akan kembali ke Bumi pada akhir April atau awal Mei tahun depan.
Kesiapan Ketiga Awak
Cai, salah satu kru yang merupakan mantan pilot angkatan udara berusia 48 tahun, membawa pengalaman dari tugas sebelumnya di Tiangong sebagai bagian dari misi Shenzhou-14 pada tahun 2022.
"Setelah terpilih menjadi kru baru, mengambil peran baru, menghadapi tugas baru dan tantangan baru, saya merasa terhormat atas misi saya dengan tanggung jawab yang besar," kata Cai.
Veteran kedirgantaraan itu menambahkan bahwa kru sekarang "sepenuhnya siap secara mental, teknis, fisik, dan psikologis" untuk misi yang akan datang.
Satu lagi astronot yang ikut dalam misi tersebut adalah Song Lingdong (34).
Sementara itu, Lin menuturkan bahwa awak yang saat ini berada di stasiun luar angkasa Tiangong dijadwalkan kembali ke Bumi pada 4 November setelah menyelesaikan prosedur serah terima dengan para astronot yang akan datang.
Advertisement
Misi Ambisius China di Dunia Antariksa
Di bawah arahan Presiden Xi Jinping, China secara aktif menggenjot rencananya untuk mencapai tujuan luar angkasa.
Program luar angkasanya adalah yang ketiga yang menempatkan manusia di orbit dan juga telah mendaratkan robot penjelajah di Mars dan Bulan.
Diawaki oleh tiga tim astronot yang dirotasi setiap enam bulan, stasiun luar angkasa Tiangong adalah permata mahkota program tersebut.
Beijing mengatakan bahwa mereka berada di jalur yang tepat untuk mengirim misi berawak ke Bulan pada tahun 2030, di mana mereka bermaksud untuk membangun pangkalan di permukaan bulan.
Dalam misi awak Shenzhou-19 di Tiangong, mereka telah melakukan berbagai eksperimen, termasuk percobaan membuat "batu bata" yang terbuat dari komponen yang meniru tanah bulan.
Barang-barang ini – yang akan dikirim ke Tiangong oleh kapal kargo Tianzhou-8 pada bulan November – akan diuji untuk melihat bagaimana mereka bertahan dalam radiasi ekstrem, gravitasi, suhu, dan kondisi lainnya.
Karena tingginya biaya pengangkutan material ke luar angkasa, para ilmuwan Tiongkok berharap dapat menggunakan tanah bulan untuk pembangunan pangkalan masa depan.
Penting untuk Pengalaman
Seorang astronom di Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian di Amerika Serikat (AS) Jonathan McDowell mengungkapkan bahwa misi Shenzhou-19 utamanya tentang mengumpulkan pengalaman tambahan.
Meskipun pertukaran kru astronot dan tugas enam bulan mendatang di Tiangong ini mungkin tidak menghasilkan terobosan atau prestasi besar, McDowell menilai hal tersebut tetap penting untuk dilakukan.
Dalam beberapa dekade terakhir, Tiongkok telah menggelontorkan dana sebesar miliaran dolar untuk mengembangkan program luar angkasa canggih yang setara dengan Amerika Serikat dan Eropa.
Pada tahun 2019, Tiongkok berhasil mendaratkan wahana antariksa Chang'e-4 di sisi terjauh bulan – wahana antariksa pertama yang pernah melakukannya. Pada tahun 2021, Tiongkok mendaratkan robot kecil di Mars.
Tiangong, yang modul intinya diluncurkan pada tahun 2021, rencananya akan digunakan selama sekitar 10 tahun.
Advertisement