Mantan Menlu RI Marty Natalegawa Sorot Peran Penting Diplomasi Profesional Hadapi Tantangan Global

Marty Natalegawa menyorot peran penting diplomat dalam dunia diplomasi.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 01 Des 2024, 00:35 WIB
Diterbitkan 01 Des 2024, 00:35 WIB
Salah satu panel diskusi dalam acara CIFP 2024 yang diselenggarakan FPCI di The Kasablanka, Jakarta, Sabtu (30/11/2024). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)
Salah satu panel diskusi dalam acara CIFP 2024 yang diselenggarakan FPCI di The Kasablanka, Jakarta, Sabtu (30/11/2024). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, kembali menegaskan pentingnya peran diplomasi profesional dalam menghadapi dinamika politik internasional yang semakin kompleks.

Dalam pernyataannya baru-baru ini, Marty menyoroti pentingnya keahlian dan pengalaman diplomasi dalam menjaga kepentingan nasional Indonesia.

"Diplomasi adalah suatu profesi, suatu keahlian yang dibangun melalui pengalaman panjang, sering kali hingga puluhan tahun," ujar Marty sebagai salah satu panelis dalam diskusi Conference on Indonesia Foreign Policy (CIFP) 2024 yang diselenggarakan FPCI, Sabtu (30/11/2024).

Ia menggarisbawahi bahwa profesionalisme para diplomat Indonesia merupakan aset penting yang harus dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mencapai hasil optimal dalam berbagai perundingan internasional. Menurut Marty, para diplomat membawa memori institusional dan kemampuan membaca dinamika global yang menjadi fondasi penting bagi kebijakan luar negeri.

Marty juga menekankan perlunya pendekatan yang sistematis dan terarah dalam memperjuangkan kepentingan nasional. Ia menyebut bahwa definisi kepentingan nasional harus dirumuskan dengan presisi tinggi (laser-sharp definition).

"Tekad dan niat Indonesia harus didukung oleh definisi yang jelas mengenai kepentingan nasional kita, sehingga upaya diplomasi dapat dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan," jelasnya.

Dalam konteks hubungan bilateral, Marty mengkritisi kesepakatan tertentu yang menurutnya memerlukan kajian lebih mendalam. Sebagai contoh, ia mengangkat pertanyaan mengenai joint statement antara Indonesia dan Tiongkok terkait overlapping claims.

Pentingnya Peran Diplomat

Mantan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa dalam acara CIFP 2024 yang diselenggarakan FPCI di The Kasablanka, Jakarta, Sabtu (30/11/2024). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)
Mantan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa dalam acara CIFP 2024 yang diselenggarakan FPCI di The Kasablanka, Jakarta, Sabtu (30/11/2024). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)

Marty mengingatkan bahwa diplomat adalah pelayan publik yang bertugas untuk mewakili dan memperjuangkan kepentingan Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah harus lebih aktif memberdayakan mereka.

"Gunakan, manfaatkan, deploy, employ, empower para diplomat kita. Mereka adalah profesional yang memiliki keahlian untuk menghadapi dunia yang sangat kompleks dan penuh tantangan ini," ujar Marty.

Menurutnya, tanpa memanfaatkan kemampuan para diplomat secara maksimal, Indonesia berisiko menghadapi situasi yang sulit di kancah internasional.

Meskipun tidak lagi aktif di pemerintahan, Marty mengaku menikmati masa pensiunnya, namun ia tetap berkomitmen untuk berbagi pandangan kritis demi kemajuan bangsa.

"Ini bukan pada tempatnya bagi kami untuk memberikan nasihat langsung kepada pemerintah saat ini, tetapi semangat kami adalah menggarisbawahi pentingnya pendekatan profesional dalam diplomasi," pungkasnya.

Infografis Pertemuan Menhan Prabowo dengan Presiden China Xi Jinping. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Pertemuan Menhan Prabowo dengan Presiden China Xi Jinping. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya