Ilmuwan Klaim Temukan Sisa Lubang Hitam di Bumi

Teori ini memberikan pemahaman baru tentang bagaimana lubang hitam terbentuk dan berevolusi. Pada 1970-an, Hawking menemukan bahwa lubang hitam tidak sepenuhnya hitam.

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 19 Mar 2025, 03:00 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2025, 03:00 WIB
Ilustrasi lubang hitam raksasa atau supermassive black hole
Ilustrasi lubang hitam raksasa atau supermassive black hole yang berjarak 13 miliar tahun cahaya dari Bumi (Robin Dienel/Carnegie Institution for Science)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Stephen Hawking adalah fisikawan teoretis terkemuka yang dikenal atas kontribusinya terhadap pemahaman kosmologi, terutama terkait lubang hitam. Salah satu gagasan paling populer yang ia kemukakan adalah bahwa ledakan Big Bang mungkin telah membanjiri alam semesta dengan lubang hitam kecil.

Teori ini memberikan pemahaman baru tentang bagaimana lubang hitam terbentuk dan berevolusi. Pada 1970-an, Hawking menemukan bahwa lubang hitam tidak sepenuhnya hitam.

Melalui interaksi kompleks antara cakrawala peristiwa lubang hitam dan medan kuantum ruang-waktu, lubang hitam dapat memancarkan radiasi secara perlahan. Fenomena ini kini dikenal sebagai radiasi Hawking.

Penemuan ini sangat revolusioner karena menantang pandangan sebelumnya bahwa lubang hitam adalah objek yang tidak memancarkan apa pun. Radiasi Hawking menyiratkan bahwa lubang hitam dapat menguap dan akhirnya menghilang.

Bahkan, semakin kecil ukuran lubang hitam, semakin besar energi radiasi yang dipancarkannya. Akhirnya, lubang hitam meledak dalam semburan partikel berenergi tinggi.

Baru-baru ini, para peneliti mengklaim telah menemukan bukti meyakinkan tentang fenomena tersebut. Dikutip dari Live Science pada Selasa (18/03/2025), kolaborasi ilmiah Eropa KM3NeT yang menggunakan detektor bawah laut di lepas pantai Prancis, Italia, dan Yunani mengumumkan penemuan sebuah neutrino dengan energi luar biasa pada Februari 2025.

Neutrino ini memiliki energi sekitar 100 PeV (petaelektronvolt), atau lebih dari 25 kali lipat energi partikel yang dipercepat di Large Hadron Collider (LHC), akselerator partikel paling kuat di dunia. Energi sebesar ini menandakan bahwa partikel tersebut kemungkinan besar berasal dari fenomena kosmik yang sangat dahsyat.

Para fisikawan menghadapi tantangan besar dalam menjelaskan asal-usul neutrino berenergi tinggi tersebut. Namun, sebuah tim peneliti yang tidak terlibat langsung dalam deteksi awal mengusulkan hipotesis menarik yang berlandaskan teori Stephen Hawking.

Menurut hipotesis ini, neutrino tersebut merupakan tanda dari lubang hitam kecil yang menguap dan akhirnya meledak. Hipotesis tersebut dijelaskan dalam makalah yang diunggah ke database arXiv, meskipun belum melalui proses peer review.

Jika benar, maka penemuan ini akan menjadi bukti kuat pertama dari ledakan lubang hitam primordial, yang merupakan objek teoretis yang terbentuk pada tahap awal pembentukan alam semesta. Menurut teori ini, lubang hitam yang meledak tersebut harus jauh lebih kecil dibandingkan dengan lubang hitam bintang yang biasa ditemukan di alam semesta.

Ukurannya diperkirakan sekitar 10.000 kilogram yang dipadatkan menjadi lubang hitam lebih kecil dari sebuah atom. Energi yang dilepaskan saat lubang hitam kecil ini meledak akan sangat besar, menciptakan partikel berenergi tinggi seperti neutrino yang terdeteksi oleh KM3NeT.

Satu-satunya cara yang diketahui untuk menghasilkan lubang hitam sekecil itu adalah melalui peristiwa kacau di awal Big Bang. Pada masa tersebut, fluktuasi kepadatan ekstrem mungkin telah menciptakan sejumlah besar lubang hitam primordial dengan berbagai ukuran.

Lubang hitam primordial yang sangat kecil kemungkinan telah meledak sejak lama, sementara yang lebih besar bisa bertahan hingga masa kini. Jika hipotesis ini terbukti benar, maka penemuan tersebut akan menambah bukti kuat terhadap teori radiasi Hawking dan membuka wawasan baru tentang fisika partikel berenergi tinggi serta proses-proses awal pembentukan alam semesta.

Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengonfirmasi apakah neutrino tersebut benar-benar berasal dari ledakan lubang hitam primordial atau dari fenomena astrofisika ekstrem lainnya.

(Tifani)

Promosi 1

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya