NASA Temukan Lubang Hitam Terbalik

NASA menggunakan metode canggih bernama Selective Amplification of Ultra Noisy Astronomical Signal (Saunas) untuk meneliti fenomena ini. Metode ini dirancang untuk mendeteksi emisi sinar-X dengan kecerahan rendah, yang biasanya tersembunyi di balik sumber radiasi lain.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 25 Des 2024, 05:00 WIB
Diterbitkan 25 Des 2024, 05:00 WIB
Ilustrasi lubang hitam raksasa atau supermassive black hole
Ilustrasi lubang hitam raksasa atau supermassive black hole yang berjarak 13 miliar tahun cahaya dari Bumi (Robin Dienel/Carnegie Institution for Science)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah lubang hitam ditemukan memiliki aktivitas yang tidak biasa, menjadi sorotan utama para ilmuwan astrofisika di seluruh dunia. Penemuan ini dilakukan oleh Pusat Penelitian Ames NASA yang mengungkap bahwa lubang hitam di galaksi NGC 5084 memiliki pergerakan terbalik dari galaksi induknya.

Fenomena ini dianggap luar biasa karena kebanyakan lubang hitam cenderung berputar bersama galaksi tempat mereka berada. Melansir laman NASA pada Selasa (24/12/2024) NGC 5084 sendiri sebenarnya bukan penemuan baru di dunia astronomi.

Galaksi ini pertama kali ditemukan pada abad ke-18 oleh William Herschel, seorang astronom asal Jerman. Namun, baru pada 2024 ini para ilmuwan menyadari bahwa lubang hitam di pusat galaksi tersebut memiliki dinamika yang tidak biasa.

NASA menggunakan metode canggih bernama Selective Amplification of Ultra Noisy Astronomical Signal (Saunas) untuk meneliti fenomena ini. Metode ini dirancang untuk mendeteksi emisi sinar-X dengan kecerahan rendah, yang biasanya tersembunyi di balik sumber radiasi lain.

Dengan menggunakan Saunas, para ilmuwan mampu memisahkan sinyal lemah dari kebisingan latar belakang dan menemukan aktivitas unik dari lubang hitam di NGC 5084. Analisis awal dimulai dengan memanfaatkan data arsip lama yang disimpan di observatorium Chandra X-ray.

Dari hasil penelitian, terungkap bahwa lubang hitam ini memancarkan empat semburan sinar-X besar. Menariknya, dua semburan terlihat sejajar dengan bidang galaksi, sementara dua lainnya memanjang ke arah atas dan bawah galaksi.

Fenomena ini sangat tidak biasa karena jarang sekali ditemukan dua pasang semburan sinar-X dalam satu galaksi. Penemuan ini menjadi semakin menarik ketika para peneliti memeriksa data tambahan dari berbagai observatorium lainnya.

Gambar galaksi dari teleskop Hubble dan Atacama Large Millimeter Array (ALMA) memberikan informasi lebih detail tentang struktur galaksi tersebut. Selain itu, observasi menggunakan Expanded Very Large Array (EVLA) milik NRAO mengungkap gambaran inti galaksi yang tampak aneh.

Hal ini memperkuat dugaan bahwa NGC 5084 memiliki sejarah evolusi yang berbeda dibandingkan galaksi lainnya. Pamela Marcum, seorang astrofisikawan yang juga merupakan salah satu penulis penelitian ini, menjelaskan bahwa penemuan dua pasang semburan dalam satu galaksi adalah sesuatu yang sangat luar biasa.

Salah satu hipotesis yang diajukan adalah bahwa galaksi NGC 5084 mungkin pernah bertabrakan atau berinteraksi dengan galaksi lain. Interaksi semacam ini dapat menyebabkan gangguan besar pada struktur galaksi, termasuk pembentukan semburan plasma dan perubahan dinamika lubang hitam di pusatnya.

Bukti semburan sinar-X sejajar dengan bidang galaksi dan arah vertikal juga mendukung teori ini, karena fenomena serupa sering kali ditemukan pada galaksi yang aktif secara gravitasi. Selain itu, para ilmuwan mencatat bahwa aliran plasma yang dihasilkan oleh lubang hitam ini memanjang jauh melampaui batas galaksi.

Hal ini menunjukkan bahwa lubang hitam tersebut memiliki aktivitas yang sangat kuat, bahkan mungkin melibatkan materi yang jatuh ke dalam cakram akresinya dengan kecepatan tinggi. Keberadaan empat semburan sinar-X yang besar juga mengindikasikan bahwa lubang hitam ini mengalami periode aktivitas intensif yang berlangsung dalam waktu lama.

Penemuan ini juga memunculkan pertanyaan baru tentang bagaimana lubang hitam supermasif dapat memengaruhi evolusi galaksi induknya. Dalam kasus NGC 5084, aktivitas lubang hitam yang tidak biasa ini mungkin telah membentuk kembali struktur galaksi, termasuk pembentukan bintang baru atau bahkan penghentian proses tersebut di wilayah tertentu.

Lebih jauh lagi, para peneliti berharap penemuan ini dapat membuka jalan untuk penelitian lanjutan tentang galaksi lain dengan dinamika serupa. Mereka berencana untuk menggunakan teknologi observasi mutakhir, seperti teleskop James Webb, untuk mempelajari lebih dalam tentang interaksi antara lubang hitam dan galaksi induknya.

Dengan memadukan data dari berbagai instrumen, para ilmuwan berharap dapat mengungkap misteri di balik perilaku unik NGC 5084. Sebagai langkah awal, tim peneliti akan fokus pada simulasi komputer untuk merekonstruksi sejarah galaksi ini.

Mereka juga akan mempelajari apakah terdapat korelasi antara aktivitas lubang hitam terbalik yang tidak biasa dengan keberadaan elemen berat tertentu di sekitar galaksi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman baru tentang mekanisme di balik pembentukan dan evolusi galaksi secara keseluruhan.

(Tifani)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya