Seperti sungai bangkai ikan, itulah pemandangan yang terlihat di Sungai Fuhe, China. Air sungainya yang tercemar zat amonia dari sebuah pabrik kimia, membuat ikan-ikan yang hidup di sungai tersebut keracunan dan mati secara massal.
Akibat keracunan massal itu, 220 ribu pon atau sekitar 99 ribu kilogram ikan mati dan hampir memenuhi sungai tersebut. Menurut warga setempat, kumpulan bangkai ikan mati itu membentang sekitar 25 mil atau sekitar 40.233 meter.
Pihak berwenang di China telah mengangkut sekitar 99 ribu kilogram ikan mati pada Rabu 4 September 2013 waktu setempat.
Sementara Unit Perlindungan Lingkungan Provinsi Hubei, menyalahkan perusahaan lokal Hubei Shuanghuan Science and Technology Stock Co atas bencana yang menyerang biota sungai itu.
Para pejabat mengatakan sampel dari air sungai, menunjukkan bahwa kandungan amonia jauh melebihi standar nasional. Namun perusahaan itu mengatakan belum memberikan komentar.
Merugi
Matinya sekitar 99 ribu kilogram ikan di Sungai Fuhe, China Tengah tentu berdampak pada masyarakat yang tingagl di sekitarnya. Terlebih bagi mereka yang bergantung pada mata pencaharian di sungai itu.
Â
"Sekitar 1.600 warga di sekitar Huanghualao yang bergantung hidup dengan memancing," ujar Wang Sanqing, Sekretaris Partai Komunis Desa.
Wang mengatakan, desa tersebut memiliki 150 kapal nelayan. Karena tak ada yang bisa dipancing, maka para nelayan bisa merugi hingga 70 ribu yuan atau sekitar Rp 126 juta per hari.
"Ikan mati itu menutupi seluruh sungai dan tampak seperti kepingan salju," tutur wang.
Sejauh ini, Departemen Lingkungan Hidup setempat memperingatkan masyarakat untuk tidak memakan ikan mati itu. Namun air sungainya masih boleh digunakan atau pun dikonsumsi. Karena zat amonia dalam kadar rendah tak berbahaya bagi manusia.
Kabarnya, pemerintah telah memerintahkan perusahaan untuk menghentikan operasi dan memperbaiki masalah polusi. (Tnt/Mut)
Akibat keracunan massal itu, 220 ribu pon atau sekitar 99 ribu kilogram ikan mati dan hampir memenuhi sungai tersebut. Menurut warga setempat, kumpulan bangkai ikan mati itu membentang sekitar 25 mil atau sekitar 40.233 meter.
Pihak berwenang di China telah mengangkut sekitar 99 ribu kilogram ikan mati pada Rabu 4 September 2013 waktu setempat.
Sementara Unit Perlindungan Lingkungan Provinsi Hubei, menyalahkan perusahaan lokal Hubei Shuanghuan Science and Technology Stock Co atas bencana yang menyerang biota sungai itu.
Para pejabat mengatakan sampel dari air sungai, menunjukkan bahwa kandungan amonia jauh melebihi standar nasional. Namun perusahaan itu mengatakan belum memberikan komentar.
Merugi
Matinya sekitar 99 ribu kilogram ikan di Sungai Fuhe, China Tengah tentu berdampak pada masyarakat yang tingagl di sekitarnya. Terlebih bagi mereka yang bergantung pada mata pencaharian di sungai itu.
Â
"Sekitar 1.600 warga di sekitar Huanghualao yang bergantung hidup dengan memancing," ujar Wang Sanqing, Sekretaris Partai Komunis Desa.
Wang mengatakan, desa tersebut memiliki 150 kapal nelayan. Karena tak ada yang bisa dipancing, maka para nelayan bisa merugi hingga 70 ribu yuan atau sekitar Rp 126 juta per hari.
"Ikan mati itu menutupi seluruh sungai dan tampak seperti kepingan salju," tutur wang.
Sejauh ini, Departemen Lingkungan Hidup setempat memperingatkan masyarakat untuk tidak memakan ikan mati itu. Namun air sungainya masih boleh digunakan atau pun dikonsumsi. Karena zat amonia dalam kadar rendah tak berbahaya bagi manusia.
Kabarnya, pemerintah telah memerintahkan perusahaan untuk menghentikan operasi dan memperbaiki masalah polusi. (Tnt/Mut)