Juni 2013 lalu, saat mengekskavasi situs kota kuno Argilos di wilayah utara Yunani, para arkeolog menemukan hal yang menarik: sebuah reruntuhan pusat perbelanjaan berusia 2.700 tahun.
Para ahli kini bahkan telah berhasil mengidentifikasi sejumlah toko yang ada di sana. Ada toko roti alias bakery, toko minyak zaitun, dan ada juga toko bahan kimia yang diduga menjual kosmetik dan obat.
Tapi, jangan samakan mal kuno dengan masa kini yang supermegah. Pada zaman Yunani kuno, pusat belanja itu berbentuk serambi atau 'stoa' dalam Bahasa Yunani. Bentuknya memanjang, terbuka, dengan toko-toko dan tempat publik yang berjejer.
Serambi bertiang itu biasa ditemukan dari periode Helenistik, dari Abad ke-3 SM sampai Abad ke-1 SM. Namun, dari masa yang lebih tua jarang ditemukan.
Temuan terakhir dari Argilosis adalah contoh tertua dari wilayah utara Yunani. Dan sangat menarik.
"Kami tak menyangka sesuatu yang penting secara historis berada di sini," kata Jacques Perreault, profesor dari Centre of Classical Studies, University of Montreal, seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (11/10/2013). "Ini sangat menarik dan kami yakin masih banyak yang bisa ditemukan di sini."
Berlokasi di Laut Aegea, kota tua Argilos adalah koloni Yunani pertama di wilayah itu. Sejak tahun 1992, Profesor Perreault dan Dr Zisis Bonia telah melakukan ekskavasi di sana.
Reruntuhan pusat perbelanjaan berada di salah satu situs, di ujung utara yang dulunya distrik komersial, 50 meter dari area pelabuhan kala itu.
Ada sekitar 7 ruangan, 5 di antaranya telah digali, masing-masing berukuran 5 meter dan lebar 7,5 meter, dengan tinggi 2,5 meter.
"Setiap ruang itu adalah sebuah toko dan mereka saling berdampingan, seperti pengaturan di mal-mal modern," jelas Profesor Perreault.
Uniknya, tak sesuai perkiraan, arsitekturnya sama sekali tak seragam. Teknik konstruksi dan batu yang digunakan berbeda satu sama lain. Mengisyaratkan, pemiliknya mempekerjakan tukang batu berbeda tiap ruangan.
"Mungkin pemilik toko yang bertanggung jawab untuk membangun ruangan. Bahwa perusahaan swasta bukan pemerintah yang membangun stoa itu," tambah dia.
Para arkeolog telah mengonfirmasi salah satu toko adalah toko roti. "Kami menemukan penggiling tepung dan oven di dalamnya. Ada lagi toko minyak zaitun yang memiliki alat peras zaitun," kata Profesor Perreault.
Para arkeolog juga menemukan batu kecil yang diduga ulekan. Temuan itu mengindikasikan toko itu adalah toko kimia yang menjual obat dan kosmetik.
Pada Zaman Besi, wilayah utara Yunani sangat makmur. Tambang-tambang emas dan perak didirikan di Lembah Sungai Strymon.
Dengan tambang dan pelabuhan, Argilos adalah lokasi strategis perdagangan logam berharga.
Namun kejayaan itu redup sejak pertengahan Abad ke-5 SM, saat orang Atena mendirikan kota terdekat Amphipolis. Pada tahun 357 SM, Philip II menaklukkan seluruh wilayah dan memindahkan penduduk dari Argilos ke Amphipolis.
Sepi dan tak tersentuh oleh pembangunan, Argilos tetap membeku dalam waktu. Dan apa saja yang ada di dalam kota yang dulunya makmur belum semua terungkap. (Ein/Sss)
Para ahli kini bahkan telah berhasil mengidentifikasi sejumlah toko yang ada di sana. Ada toko roti alias bakery, toko minyak zaitun, dan ada juga toko bahan kimia yang diduga menjual kosmetik dan obat.
Tapi, jangan samakan mal kuno dengan masa kini yang supermegah. Pada zaman Yunani kuno, pusat belanja itu berbentuk serambi atau 'stoa' dalam Bahasa Yunani. Bentuknya memanjang, terbuka, dengan toko-toko dan tempat publik yang berjejer.
Serambi bertiang itu biasa ditemukan dari periode Helenistik, dari Abad ke-3 SM sampai Abad ke-1 SM. Namun, dari masa yang lebih tua jarang ditemukan.
Temuan terakhir dari Argilosis adalah contoh tertua dari wilayah utara Yunani. Dan sangat menarik.
"Kami tak menyangka sesuatu yang penting secara historis berada di sini," kata Jacques Perreault, profesor dari Centre of Classical Studies, University of Montreal, seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (11/10/2013). "Ini sangat menarik dan kami yakin masih banyak yang bisa ditemukan di sini."
Berlokasi di Laut Aegea, kota tua Argilos adalah koloni Yunani pertama di wilayah itu. Sejak tahun 1992, Profesor Perreault dan Dr Zisis Bonia telah melakukan ekskavasi di sana.
Reruntuhan pusat perbelanjaan berada di salah satu situs, di ujung utara yang dulunya distrik komersial, 50 meter dari area pelabuhan kala itu.
Ada sekitar 7 ruangan, 5 di antaranya telah digali, masing-masing berukuran 5 meter dan lebar 7,5 meter, dengan tinggi 2,5 meter.
"Setiap ruang itu adalah sebuah toko dan mereka saling berdampingan, seperti pengaturan di mal-mal modern," jelas Profesor Perreault.
Uniknya, tak sesuai perkiraan, arsitekturnya sama sekali tak seragam. Teknik konstruksi dan batu yang digunakan berbeda satu sama lain. Mengisyaratkan, pemiliknya mempekerjakan tukang batu berbeda tiap ruangan.
"Mungkin pemilik toko yang bertanggung jawab untuk membangun ruangan. Bahwa perusahaan swasta bukan pemerintah yang membangun stoa itu," tambah dia.
Para arkeolog telah mengonfirmasi salah satu toko adalah toko roti. "Kami menemukan penggiling tepung dan oven di dalamnya. Ada lagi toko minyak zaitun yang memiliki alat peras zaitun," kata Profesor Perreault.
Para arkeolog juga menemukan batu kecil yang diduga ulekan. Temuan itu mengindikasikan toko itu adalah toko kimia yang menjual obat dan kosmetik.
Pada Zaman Besi, wilayah utara Yunani sangat makmur. Tambang-tambang emas dan perak didirikan di Lembah Sungai Strymon.
Dengan tambang dan pelabuhan, Argilos adalah lokasi strategis perdagangan logam berharga.
Namun kejayaan itu redup sejak pertengahan Abad ke-5 SM, saat orang Atena mendirikan kota terdekat Amphipolis. Pada tahun 357 SM, Philip II menaklukkan seluruh wilayah dan memindahkan penduduk dari Argilos ke Amphipolis.
Sepi dan tak tersentuh oleh pembangunan, Argilos tetap membeku dalam waktu. Dan apa saja yang ada di dalam kota yang dulunya makmur belum semua terungkap. (Ein/Sss)