Tommy Soeharto Bantah Terima Suap US$ 20 Juta dari Rolls Royce

Atas tuduhan suap dari Rolls Royce untuk mempengaruhi maskapai Indonesia agar membeli mesin pabrikan Inggris itu.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 26 Nov 2013, 11:14 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2013, 11:14 WIB
tommy-suap131126b.jpg
Putra almarhum Presiden Soeharto, Tommy Soeharto mengontak Badan Antikorupsi Inggris atau Serious Fraud Office (SFO) di London, Inggris. Tommy membantah menerima suap dari perusahaan Rolls Royce untuk mempengaruhi maskapai Garuda Indonesia agar membeli mesin pabrikan Inggris itu.

Bantahan disampaikan pengacara Tommy, Elza Syarief dalam bentuk tertulis yang ditujukan pada Direktur SFO, David Green. Elza menegaskan Tommy tak pernah mendapat uang sebesar US$ 20 juta dan sebuah mobil Rolls Royce untuk mempengaruhi Garuda Indonesia agar membeli mesin-mesin Trent 700 pada tahun 1990.

Dalam pernyataannya, Elza Syarief mengatakan bahwa surat yang dikirim pihaknya, "menyatakan dengan tegas bahwa ia (Tommy Soeharto) tidak dan tidak pernah, menerima uang atau mobil dari Rolls Royce. Dan juga tidak merekomendasikan mesin mereka untuk Garuda seperti yang dituduhkan," demikian dikutip dari Guardian, Selasa (26/11/2013).

Elza menambahkan, "SFO belum mengontak Rolls Royce, Garuda, atau Tommy Soeharto, dan tidak ada kasus hukum atau investigasi dalam kaitannya dengan tuduhan palsu."

Tuduhan ini, kata dia, salah dan disampaikan melalui internet oleh seorang mantan karyawan dan bukan melalui narasumber formal.

Sementara, juru bicara Elza Syarief di London mengatakan, surat yang dikirim pekan lalu ke SFO bertujuan untuk meluruskan duduk perkara dan menepis kesalahpahaman terkait Tommy Soeharto.

Tahun lalu, SFO menduga Rolls Royce terlibat dalam kasus dugaan suap dan korupsi di China, Indonesia, dan negara lain.  SFO kemudian melakukan penyelidikan untuk membuktikan dugaan ini.

Kasus terkait Tommy mengemuka setelah Dick Taylor, mantan karyawan Rolls Royce di Indonesia, diduga memposting dugaan tersebut di internet. Taylor diketahui pensiun dini pada tahun 2004.

Rolls Royce kemudian menghadapi tuduhan lebih lanjut terkait suap kepada seorang eksekutif yang berhubungan dengan dua maskapai penerbangan China. Dugaan tersebut dipicu postingan seorang blogger dengan nama samaran  "soaringdragon" -- terkait penawaran senilai US$ 2 miliar dengan Air China pada 2005 dan China Eastern pada 2010.

Pihak Rolls Royce dan SFO belum bisa dimintai keterangan soal bantahan Tommy Soeharto itu. (Ein/Ism)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya