Kota Cusco, Warisan Legenda Spanyol-Inca

Sejarah kelam masa penjajahan Spanyol terhadap suku Inca masih hidup hingga kini. Bangunan bernuansa budaya Inca lebih banyak terlihat di pinggir kota Cusco. Pariwisata andalan roda perekonomian di Cusco.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Feb 2005, 08:20 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2005, 08:20 WIB
060205aLnKota.jpg
Liputan6.com, Cusco: Kota Cusco di Peru adalah saksi sejarah sekaligus warisan legenda suku pribumi Inka. Kota Cusco berada di ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut. Kecantikan kota itu makin menyolok di tengah kilau Pegunungan Andes. Dalam bahasa suku Inca, Quechuan nama Cusco berarti pusar. Suku Inca menganggap Kota Cusco sebagai pusat dunia.

Kejayaan suku Inca hanya bertahan tiga abad. Suku Inca mulai rontok setelah penjajah Spanyol masuk pada abad ke-16. Sistem pertahanan orang Inca di atas bukit luluh lantak. Meski sudah berbaur dengan bangunan arsitektur bangsa Spanyol, sejarah hitam kekejaman kolonial masih tercipta. Kebudayaan Inca kini lebih banyak terlihat mendominasi bangunan dan rumah-rumah di pinggir Kota Cusco.

Setiap Ahad selalu dibuka sebuah pasar khusus di Urcos. Kehadiran pasar itu sangat mengikat penduduk setempat. Tak heran banyak orang rela menempuh perjalanan malam agar tiba di pasar pagi harinya. Pasar itu diburu karena banyak barang dan bahan makanan langka dijual seperti 18 macam kentang khas Peru atau daging segar.

Dahulu Kota Cusco memang sempat menjadi pusat pemerintahan perdagangan. Kini tidak lagi, karena roda perekonomian hanya mengandalkan sektor wisata. Salah satu andalan wisatanya adalah Machu Picchu yang dahulu kala hanya berupa kawasan kumuh di pinggiran Kota Cusco.(KEN/Nlg)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya