Terapi 'Vampir' Bisa Cegah Penuaan & Sembuhkan Azheimer?

Transfusi menggunakan darah segar dari kaum muda diklaim ilmuwan bisa menunda proses penuaan dan menyembuhkan penyakit Alzheimer.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 06 Mei 2014, 07:00 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2014, 07:00 WIB
Terapi 'Vampir' Bisa Cegah Penuaan & Sembuhkan Azheimer?
Transfusi menggunakan darah segar dari kaum muda diklaim ilmuwan bisa menunda proses penuaan dan menyembuhkan penyakit Alzheimer.

Liputan6.com, Jakarta Informasi ini mungkin seperti cerita dalam novel horor, namun transfusi menggunakan darah segar dari kaum muda atau disebut juga terapi vampir diklaim ilmuwan bisa menunda proses penuaan dan menyembuhkan penyakit Alzheimer.

Seperti dikutip dari laman Telegraph, Senin (5/5/2014) terapi vampir ini pernah disebut dalam sejarah dan bukanlah isapan jempol belaka. Karena zama dulu, anak-anak dikorbankan darahnya untuk diminum oleh prajurit yang menang perang. Bahkan diktator Korea Utara Kim Jong-il kabarnya rajin menyuntikkan darah perawan muda yang sehat untuk memperlambat proses penuaan.

Secara ilmiah, para ilmuwan Harvard University  menemukan bahwa protein yang dikenal sebagai 'GDF11 pada darah muda benar-benar dapat mengisi otak, membentuk pembuluh darah baru dan meningkatkan memori dan belajar.

Meski baru sukses diujicobakan pada tikus, peneliti berharap studi ini dapat membawa manfaat kesehatan manusia.  "Ini akan memberikan kita semua harapan untuk masa depan yang lebih sehat," kata Prof Doug Melton dari Departemen Stem Cell dan Regeneratif Biologi  Harvard University.

Peneliti menilai, darah muda memiliki karakter lebih kuat dan kapasitas yang luar biasa untuk memulihkan penuaan pada otot dan fungsi otak. 

"Terapi vampir dapat meningkatkan kinerja tikus di usia tua dalam peningkatan memori. Selain itu ada perubahan struktural, molekul dan fungsional serta pengisian otak untuk mengobati demensia seperti penyakit Alzheimer," ujar Dr Saul Villeda dari Stanford School of Medicine.

Di sisi lain, Dr Eric Karran dari Dementia charity Alzheimer's Research, Inggris mengatakan, studi ini penting diketahui manusia. "Penelitian ini menarik, karena pada penyakit  Alzheimer bukan merupakan konsekuensi dari penuaan."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya