Penderita Kanker Butuh Obat Murah

Ketua Umum YKI, Prof. Dr Nila F Moeloek menyatakan akan terus mengupayakan agar sumber dana bantuan terus mengalir untuk penderita kanker

oleh Benedikta Desideria diperbarui 17 Jul 2014, 17:29 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2014, 17:29 WIB
Nila Moeloek
Prof. Dr Nila F Moeloek (kiri)

Liputan6.com, Jakarta Tak sedikit biaya yang harus dikeluarkan penderita kanker untuk terus bertahan hidup. Tabungan habis, pinjam uang, berhutang dan segala cara lain dikerahkan demi mendapatkan pengobatan yang menghabiskan dana tidak sedikit.

Besarnya beban biaya yang ditanggung oleh penderita kanker, terutama stadium lanjut, mendorong Yayasan Kanker Indonesia (YKI) membuat program yang membantu para penderita kanker sedikit untuk memudahkan pengobatan bernama Patients Asistance Program (PAP).

Program yang berjalan sejak tahun 1998 ini paling tidak setiap tahunnya memberikan bantuan kepada sekitar 200-250 penderita kanker per tahun. Salah satu bantuannya adalah memberikan obat dengan harga murah.

"Saya mendapatkan obat di YKI dengan harga murah, lebih murah dibandingkan saya beli. Untuk saya ini sangat membantu," tutur cancer survival Berti pada acara diskusi media "Bersama Kita Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Kanker" yang diadakan kantor YKI, Menteng, Jakarta (17/7/2014).

Suhendra (52) misalnya penderita kanker ginjal ini dipermudah dalam mendapatkan obat nexafar yang penting agar sel kanker di ginjalnya tidak menyebar. Lewat program ini, ia bisa mendapatkan obat seharga Rp. 24.450.000 ini dengan potongan Rp 5.000.000 atau buy one get one.

"Berbagai pengobatan saya lakukan hingga membuat dana pun habis. Saya coba ikut program JKN dari BPJS Kesehatan di Rumah Sakit Dharmais, ternyata nexafar tak dikaver, padahal obat ini yang paling saya butuhkan," tuturnya dalam acara diskusi ini.

Ketua Umum YKI, Prof. Dr Nila F Moeloek menyatakan akan terus mengupayakan agar sumber dana bantuan ini terus mengalir demi menunjang kelangsungan hidup para penderita kanker.

"Seperti LSM kami harus mencari dana agar program ini terus berjalan. Bisa dari sumbangan pribadi, CSR perusahaan, hingga sumbangan anak sekolah," tutur Dr Nila.

Kini memang jauh berkurang pendaftar bantuan progam ini karena hadirnya program Jaminan Kesehatan Nasional yang bertujuan membantu memberikan fasilitas kesehatan termasuk penderita kanker.

Penderita yang datang ke YKI umumnya untuk mendapatkan obat-obatan yang tidak dikover oleh program JKN.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya