Canggihnya Teknologi Pelebaran Pembuluh Darah di RS Pertamedika

Kini para diabetesi memiliki harapan hidup baru dengan menggunakan DSA

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 30 Okt 2014, 08:30 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2014, 08:30 WIB
dr Bagus (Cath Lab)
Dr. Bagus Denny Indra Baruna, Sp. Rad (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Digital Substraction Angiography (DSA) yang dikembangkan di Rumah Sakit Pertamedika Sentul City, Bogor, Jawa Barat, juga dapat digunakan untuk menolong para diabetesi, serta dokter ortopedi untuk mengetahui seberapa panjang kaki yang akan diamputasi.

"Karena daging busuk di ujung kaki, infeksi pun akan menjalar ke seluruh tubuh. Maka itu harus diamputasi," kata Dr. Bagus Denny Indra Baruna, Sp. Rad. "Sebelum pasien dengan kaki membusuk dan akan diamputasi, kita harus tentukan dulu tinggi kaki yang mau diamputasi itu," kata Bagus melanjutkan.

Pemeriksaan menggunakan DSA sebelum prosedur amputasi dilakukan merupakan langkah  penting. Alasannya, apabila terlalu terburu-buru bertindak konsekuensinya fatal. Bisa kepanjangan pemotongannya. Jadi, bila di satu bagian kaki ada pembuluh darah yang sudah mati, menyempit, atau sudah tidak dapat memberikan aliran darah ke bawahnya, maka dalam hitungan bulan operasi pemotongan melebihi wilayah organ yang mati akan dilakukan lagi.

"Kalau seperti itu, berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan pasien gara-gara pemotongan (amputasi) naik dari bawah semakin naik lagi?," kata Bagus kepada Health-Liputan6.com di Cath Lab Lantai 2 Rumah Sakit Pertamedika Sentul City, Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/10/2014)

Dengan DSA, ketika dokter mengetahui aliran darah mengalami penyempitan setinggi titik A, maka dokter ortopedi akan melakukan amputasi sebatas titik A saja. "Itu pun kalau mau dilakukan amputasi," kata Bagus menekankan.

Lebih lanjut Spesialis Radiologi Rumah Sakit Pertamedika Sentul City, menjelaskan, keunggulan lain dari DSA adalah dapat membantu menanggulangi angka amputasi. Dengan membuka aliran yang dinyatakan sempit menggunakan DSA, maka pasien tidak jadi menjalani amputasi.

"Sehingga, ketika aliran darah terbuka, maka jaringan mendapatkan makanan lagi, dan dapat kembali sehat lagi, serta tidak jadi diamputasi," kata Bagus.

Namun, kapan harus diamputasi dan kapan kapan tidak harus dilakukan prosedur itu diukur dari derajat keparahan diabetes.

"Ketika pasien dinyatakan berada pada derajat tertentu, dan dokter ortopedi mengatakan harus diamputasi, maka DSA berguna untuk mendiagnosa dan menyelamatkan yang masih bisa diselamatkan," kata Bagus. "Tapi, apabila dia baru masuk tahap-tahap awal, busuk, dan mulai merah, kita masih bisa menyelamatkan dengan memasangkan balon atau ring ke tungkai bagian bawah," kata Bagus menambahkan.

Jadi, pemasangan ring tidak hanya dapat dilakukan bagi pasien jantung. Di kaki pun dapat dipasangkan ring. "Di tangan juga bisa. Intinya, di mana ada kebusukan, di situlah kita bisa membantunya," kata Bambang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya