Ketika ATM Sampah Jadi `Oase` di Tengah Kota

Produksi sampah yang terus menggunung di beberapa wilayah Indonesia terus menjadi keluhan masyarakat

oleh Fitri Syarifah diperbarui 05 Agu 2015, 21:30 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2015, 21:30 WIB
Ketika ATM Sampah Jadi 'Oase' di Tengah Kota
ATM sampah. Foto: .cityofsydney

Liputan6.com, Jakarta Produksi sampah yang terus menggunung di beberapa wilayah Indonesia terus menjadi keluhan masyarakat. Satu sisi lain, sampah terbanyak ternyata berasal dari sampah rumah tangga sebanyak 53 persen, sedangkan sisanya 47 persen dari sampah industri.

Beberapa tempat sampah pun tertata rapi di sejumlah kawasan umum. Tak sedikit di antaranya memiliki tempat sampah organik dan non-organik.

Faktanya, Dinas Kebersihan DKI Jakarta mencatat, produksi sampah di DKI Jakarta terus naik dan kini diperkirakan mencapai 6.000 ton per hari. Bayangkan, dalam setahun ada sekitar 2, 2 juta ton sampah di Ibukota saja, belum dari daerah lain. 

Kesadaran membuang sampah mungkin sudah baik, tapi sampah yang bertumpuk dan tidak dikelola secara benar akhirnya juga menimbulkan penyakit.

Mengutip laman Dinas Kebersihan dan Pertamanan Denpasar, untuk mengatasi masalah sampah, Pemerintah Kota Denpasar mendapatkan hibah dari PT. Irditech Ecojos Plastindo Asia Pura Bali semacam mesin ATM yang dapat mengeluarkan uang apabila menerima sampah plastik.

Proses pilah dan olah ini diawali di Pasar Kreneng selanjutnya akan disebar di 25 lokasi dalam SOP yang jelas (RS. Wangaya, Lapangan Taman Kota, Terminal Ubung, Pasar-Pasar dan Bypass Ngurah Rai). Output dari proses ini merupakan plastic bean/retader sebagai bahan baku industri hilir.

Hal ini mungkin menarik mengingat mesin ini baru pertama kalinya ada di Indonesia. Sementara di negara maju seperti Eropa atau Australia, mesin ini kerap mengatasi masalah limbah plastik yang sulit diurai di tanah.

Di Sydney misalnya, mesin ATM sampah ini sering menyasar kawula muda agar aktif membuang sampah dengan iming-iming mendapatkan tiket menonton film atau uang. Sukses dengan sistem tersebut, mesin ini disebar di lima kota. 

Cara penggunaannya juga mudah, layaknya mesin ATM yang harus memasukkan kartu, seseorang hanya perlu memasukkan botol plastik atau kaleng ke dalam mesin. Kumpulan sampah ini akan didaur ulang oleh perusahaan khusus di bidangnya. 

Jadi ATM sampah memang berguna, ya. Jika kita semua membuang sampah pada tempatnya dan sadar untuk mengurangi sampah plastik dan kemasannya, tentunya sangat baik untuk kebersihan lingkungan, bukan?

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya