Liputan6.com, Jakarta Diet bukan berarti tidak makan. Diet yang baikadalah diet yang mengurangi jumlah kalori yang masuk ke tubuh sambil tetap perhatikan nilai gizinya. "Diet tidak makan, tidak baik. Kalau ingin turun berat badan, potong kalorinya tapi gizi tak boleh berkurang," kata dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt.
Pakar diet sekaligus pemilik klinik LightHouse Indonesia ini mengatakan, sebaiknya para pelaku diet memilih makanan yang besar dan ngenyangin tapi jumlah kalorinya tidak melebihi kebutuhan dari kalori harian. Terpenting hindari tepung, gula, dan minyak.
"Makanan yang berasal dari tepung, gula, dan minyak adalah makanan yang kecilnya seupil tapi kalorinya banyak (besar)," kata Grace yang menyelesaikan pendidikan S2 Ilmu Saraf atau Perilaku di University of Tübingen, Jerman kepada Health Liputan6.com di LightHOUSE Kebayoran, Jl. Wolter Mongonsidi Nomor 75, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, ditulis Senin (19/10/2015)
Advertisement
Grace menjelaskan, jika proses pembakaran di tubuh kita lambat, sebaiknya tidak dimasukan kalori yang terlalu banyak. Jika tidak, kalori menumpuk dan akhirnya menjadi lemak, yang berpotensi menaikan bobot tubuh.
"Kalau mobil (manusia) tidak butuh bensin (kalori) yang banyak-banyak, atau proses pembakaran mobilnya lambat, dia tidak boleh sekali makan yang bensinnya gede," kata Grace.
Menyantap satu potong pizza yang tebal dengan jumlah kalori sebesar 500 kkal, jelas Grace, setara dengan makan nasi sebanyak 2,5 gelas. "Atau sama dengan mengonsumsi telur ayam kampung 10 butir," Grace menekankan.
Menurut Grace, makanan yang berasal dari tepung, gula, dan minyak adalah makanan tidak kasat mata yang ternyata jumlah kalorinya sangat besar. Maka itu, pililah yang kalorinya kecil, mengenyangkan, dan cukup gizi.