Liputan6.com, Norwich - Suatu varietas baru buah tomat yang diciptakan dengan menggunakan rekayasa genetika telah menghasilkan begitu banyak zat yang berpotensi meningkatkan kesehatan, termasuk flavanol dan anthocyanin.
Tomat hasil rekayasa para peneliti Inggris ini mengandung jumlah resveratrol yang setara dengan 50 botol arak merah, atau jumlah yang sama untuk genistein—suatu zat dalam kacang kedelai yang diduga memiliki manfaat kesehatan—dalam 2,5 kilogram tahu.
Baca Juga
Seperti dilaporkan dalam Scientific American pada 2 November 2015, varietas ini tumbuh dengan pesat dan menghasilkan banyak buah. Upaya cocok tanam varietas ini dapat menghasilkan gizi dalam jumlah baku industri dengan biaya yang jauh lebih rendah daripada melakukan sintesa gizinya secara kimiawi. Atau, mendapat jumlah yang hanya sedikit dari sumber tanaman lain.
Advertisement
Varietas ini didapatkan dengan menyusupkan gen dari tanaman model Arabidopsis thaliana—disebut dengan AtMYB12—ke dalam genom pohon tomat. Gen ini mengkodekan faktor transkripsi yang melekat ke daerah penggugah pada gen yang mengkodekan berbagai enzim metabolisme.
Cathie Martin, yang memimpin John Innes Centre di Norwich, Inggris, mengatakan, “Pada Arabidopsis, faktor transkripsi MYB12 mengatur produksi flavonol…yang penting dalam perlindungan sinar ultra ungu dan persinyalan”.
Ketika AtMYB12 disusupkan ke dalam tanaman tomat, tanaman itu memicu lintasan metabolis untuk flavanol dan fenilparanoid selagi buahnya berkembang. Hal ini menyebabkan hasil metabolis yang diinginkan meningkat di dalam buah.
“Sebanyak 10% karbon dalam buah bisa menjadi flavonol. Penumpukan sebanyak ini adalah sifat khusus AtMYB12 karena ia menyasar baik metabolisme primer maupun sekunder dan meningkatkan pasokan prekursor asam amino aromatik, dan juga ATP dan pengurangan daya.”
Contoh Bioteknologi Bermanfaat Kesehatan
Dengan menambahkan gen lain—misalnya enzim yang diperlukan untuk menghasilkan resveratrol pada anggur—tanaman dapat direkayasa untuk menghasilkan zat tertentu yang diduga memiliki sejumlah manfaat gizi dan kesehatan.
“Tomat adalah sistem produksi yang menakjubkan. Jika rekayasa metabolis dibidik di akhir pertumbuhan buahnya, buah itu dapat berperan sebagai gudang penyimpan produk-produk alamiah tanpa mempengaruhi panenan,” katanya.
Bukan hanya menjadi cara yang bagus untuk menghasilkan jumlah besar gizi yang diinginkan, Martin mengatakan bahwa tomat bisa saja nantinya dijual untuk konsumsi.
“Jika zat berbeda yang direkayasa ke dalam tomat terbukti dapat melindungi terhadap penyakit kronis dalam penelitian praklinis, kami berpikir untuk mengajukan persetujuan regulator untuk penjualan secara komersial. Hal ini kami lakukan melalui jus tomat dengan anthocyanin tinggi yang telah terbukti memberikan perlindungan.”
Martin menambahkan bahwa gen AtMYB12 dapat juga direkayasa kepada buah-buah lain atau bahkan sayur-sayuran tertentu dimana produknya dapat disimipan dalam organ penyimpan, semisal pada umbi-umbian.
“Penelitian ini memberikan pengertian yang lebih baik tentang bagaimana gizi yang sehat dikendalikan secara genetika di dalam tomat, dan mungkin juga di buah-buah lain,” ujar Huw Jones, ilmuwan penelitian senior di lembaga ilmu pertanian Rothamsted Research.
Ia melanjutkan, “Ini adalah contoh bagus tentang bagaimana bioteknologi dapat memberikan manfaat kesehatan secara langsung kepada konsumen. Bukan hanya itu, karya ini akan memperluas debat tentang GMO di Uni Eropa.”
Martin sepakat bahwa peningkatan kemampuan tanaman ini untuk menghasilkan zat yang dianggap sehat dapat meningkatkan persepsi masyarakat tentang pangan yang dimodifikasi secara genetika.
“Saya kira, ketika konsumen melihat produk yang menawarkan manfaat kepada mereka, dan memang tidak dapat dihasilkan dengan cara pembiakana alamiah, mereka akan mengerti betapa besar potensi manfaat tanaman bioteknologi kepada masyarakat.” (Alx)
Advertisement