2 Cara Pasangan Dapatkan Anak Laki-laki

Ada banyak kepercayaan keluarga yang mengharuskan pasangan harus memiliki anak laki-laki

oleh Fitri Syarifah diperbarui 17 Des 2015, 06:30 WIB
Diterbitkan 17 Des 2015, 06:30 WIB
Bayi Lebih Tanggap Suara Ibu daripada Ayah
Ilmuwan menemukan, anak laki-laki dan perempuan memiliki cara berbeda dalam menanggapi suara orangtuanya.

Liputan6.com, Jakarta Ada banyak kepercayaan keluarga yang mengharuskan pasangan harus memiliki anak laki-laki. Pada akhirnya, ada banyak mitos yang beredar seperti misalnya posisi bercinta seperti apa, makanan seperti apa yang dapat membuat pasangan mendapat anak laki-laki. 

Namun ada dua penelitian menarik yang menunjukkan, pasangan dapat memiliki anak laki-laki dengan cara sederhana. Berikut ulasannya, seperti diberitakan CNN, Kamis (17/12/2015).

1. Makan pisang

Menurut Ilmuwan dari Britain's Oxford and Exeter Universities, pisang ternyata memengaruhi jenis kelamin anak laki-laki. "Makan pisang merujuk kepada saran tradisional yang memengaruhi kemungkinan anak laki-laki," kata pemimpin studi di Exeter University, Fiona Mathews.

Studi ini melibatkan 740 wanita yang sebagian besar percaya mengonsumsi kalium tinggi dapat membantu pasangan memiliki anak laki-laki. Hasilnya cukup signifikan, lebih dari setengah wanita memiliki anak laki-laki dengan mengonsumsi pisang secara rutin.

2. Makanan sehat dan kalori tinggi

Makanan sehat berkalori tinggi juga diklaim dapat memengaruhi jenis kelamin anak laki-laki. Mathews mengatakan, wanita yang mengonsumsi sereal setiap hari, 59 persen memiliki anak laki-laki, dibandingkan dengan 43 persen yang melahirkan anak laki-laki ketika mengonsumsi semangkuk sereal setiap minggu.

Para peneliti mengatakan, asupan kalori yang lebih tinggi dapat meningkatkan peluang untuk pasangan memiliki 10 sampai 11 anak laki-laki pada setiap 20 kelahiran, tulis penelitian yang diterbitkan dalam Prosiding Royal Society.

Di lain pihak, Psikolog Seksual Zoya Amirin pada Sexpedia mengatakan, sebagian besar kepercayaan tersebut sebenarnya mitos. Sebab jenis kelamin anak ditentukan oleh sperma laki-laki yang masuk ke dalam indung telur wanita.

"Untuk bisa memiliki anak perempuan dan laki-laki, ada kondisi asam basa pada vagina yang ditentukan sperma. Jadi kalau ada pria yang menceraikan istrinya karena tidak melahirkan anak laki-laki, salahkah dia. Sebab sperma laki-laki lah yang menentukan," tegasnya.

Zoya menambahkan, bagaimanapun, memiliki anak itu kembali lagi Tuhan yang mengatur. "Jika manusia terlalu mengatur, ingin anak laki-laki atau perempuan, akan membuat hidup lebih kompleks. Anak laki-laki atau perempuan itu semuanya berkah," ujarnya.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya