Liputan6.com, Jakarta Anak laki-laki dengan berat badan yang berlebihan selama masa pubertas berisiko meninggal dunia akibat penyakit jantung.
Studi yang dilakukan University of Gothenburg di Swedia dengan melibatkan 37.600 dan dilihat perkembangan indeks massa tubuhnya selama delapan sampai 20 tahun.
Baca Juga
Studi ini dilakukan guna mengevaluasi dampak dari BMI yang tidak sesuai dengan risiko mengalami penyakit kardiovaskular di usia dewasa.
Advertisement
Peningkatan risiko terkena penyakit jantung terlihat pada anak-anak yang memiliki BMI berlebih selama massa pubertas. Sementara remaja dengan BMI normal selama pubertas "selamat" dari terkena penyakit jantung tetapi masih berisiko terkena penyakit lain.
Dengan demikian, ditarik kesimpulan bahwa BMI tidak normal selama pubertas memiliki dampak yang tidak sehat.
"Dalam studi ini, kami ingin menunjukkan bahwa peningkatan BMI selama massa pubertas sangat penting. Sementara BMI tinggi di usia delapan tidak terkait dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung," kata Jenny Kindblom dari Asosiasi Profesor di University of Gothenburg, Swedia, dikutip dari Times of India, Senin (14/11/2016)
Menurut penelitian ini, risiko terkena penyakit jantung meningkat berkali-kali lipat pada anak yang memiliki BMI tidak normal selama pubertas. Studi ini sendiri telah diterbitkan ke dalam The Lancet Diabetes and Endokrinologi.