Liputan6.com, Jakarta Mengunjungi dokter gigi setiap enam bulan sekali bisa menjadi kegiatan rutin yang menyenangkan apabila si kecil tidak mengalami trauma pada saat kunjungan pertama.
Trauma ini umumnya terjadi karena pada saat itu anak datang dalam kondisi sedang sakit gigi. Yang akan menimbulkan rasa sakit saat sedang ditangani. Trauma ini juga yang pada akhirnya memunculkan stigma bahwa ke dokter gigi adalah hal yang paling menakutkan.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Ketua PB PDGI, drg Farichah Hanum M. Kes, andai pada kunjungan pertama kondisi gigi dan mulut anak baik-baik saja, tidak ada lubang hanya tumbuh sedikit karang gigi, hal ini dapat mengubah persepsi mereka tentang kegiatan pergi ke dokter gigi.
"Hal ini dapat membuat anggapan bahwa ternyata ke dokter gigi tidak menyulitkan dan tidak menakutkan. Bisa disemprot-semprot giginya dengan air, kemudian bisa kumur-kumur," katanya ditulis Health Liputan6.com pada Sabtu (13/5/2017)
Malahan, kata dia, si kecil akan terbiasa, dan secara perlahan akan mengakrabkan diri dengan dokter gigi yang memeriksanya. Sehingga, ketakutan anak terhadap dokter gigi akan berkurang.
(Aida Tifany)