Kenali, 3 Penyebab Mata Juling pada Anak

Menurut dokter spesialis mata RS Evasari Jakarta, Gustri Kusuma Wardhani ada tiga penyebab mata juling pada anak yakni

oleh Benedikta Desideria diperbarui 31 Mei 2017, 19:00 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2017, 19:00 WIB
mata juling
Menurut dokter spesialis mata RS Evasari Jakarta, Gustri Kusuma Wardhani ada tiga penyebab mata juling pada anak yakni

Liputan6.com, Jakarta Mata juling adalah suatu kondisi karena otot mata yang terhubung ke otak tidak bekerja dengan tepat. Hal ini membuat gerakan bola mata kiri dan kanan berbeda, ada salah satu yang agak masuk ke dalam atau keluar.

Menurut dokter spesialis mata RS Evasari Jakarta, Gustri Kusuma Wardhani ada tiga penyebab mata juling pada anak yakni:

1. Keturunan

Ini adalah faktor yang berperan besar terhadap mata juling. "Ada keturunan dari orangtua, yakni ayah, karena ayah yang menurunkan kromosom ke anak," kata dokter Gustri saat ditemui di tempat praktiknya, Rabu (31/5/2017).

2. Prematur

Bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu punya risiko lebih besar mengalami mata juling.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Salah satu mata dominan

3. Salah satu mata dominan

Ada beberapa anak yang salah satu matanya dominan dalam melihat. Biasanya ditandai dengan melihat televisi dalam jarak dekat. "Jika anak saat menonton televisi senangnya dekat-dekat, coba periksakan ke dokter. Kalau dibiarkan lama-lama, mata bisa juling," tutur dokter Gustri.

Orangtua bisa mengetahui kondisi kelainan mata di tahun-tahun pertama kehidupan anak. Jika orangtua sudah melihat mata anak saat sedang merenung tidak sama arahnya, sebaiknya segera periksakan ke dokter.

"Oleh dokter spesialis mata nanti akan dilakukan evaluasi hingga anak usia dua tahun apakah benar juling atau tidak," katanya.

Jika anak memang didiagnosis mata juling, dokter spesialis mata akan melakukan operasi untuk mengatasi mata juling. Operasi sebaiknya dilakukan di bawah usia lima tahun karena ini adalah periode emas perkembangan anak.

"Jika operasi dilakukan saat anak besar, di atas tujuh tahun misalnya tidak memiliki dampak yang signifikan," kata dokter Gustri lagi.

Sesudah operasi, dokter spesialis mata akan melakukan terapi agar penglihatan anak seperti yang lainnya.

Bila mata juling pada anak dibiarkan, kualitas penglihatannya jadi terganggu. Anak jadi tidak mampu melihat hal-hal secara detail yang kemudian berdampak pada menurunnya kualitas hidup.

"Enggak tercapai kualitas hidupnya, prestasi belajarnya jadi menurun. Belum lagi, mata juling juga berpengaruh ke mental anak kan. Anak merasa beda dengan mata juling," kata dokter Gustri lagi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya