Liputan6.com, Jakarta Jupe meninggal dunia akibat kanker serviks stadium IV. Pedangdut 36 tahun pertama kali divonis kanker leher rahim kira-kira tiga tahun yang lalu. Waktu itu tingkat keparahannya masih stadium II.
Beberapa bulan setelah menjalani pengobatan di Singapura, Julia Perez pulang ke Indonesia membawa kabar baik. Dia menyatakan sembuh total dari kanker serviks. Bahkan, Jupe yang ditemui awak media di acara press screening film Garuda Superhero di XXI Epicentrum pada Selasa, 6 Januari 2015 sempat berujar sudah bisa punya anak secara alamiah.
Advertisement
Baca Juga
Namun, satu tahun kemudian, Jupe diketahui kembali menjalani pengobatan di RSCM. Jupe yang pernah menikah dengan Gaston Castano mengatakan, kanker serviks yang diidapnya sudah stadium IV.
Dugaan pun muncul terkait hal itu. Di dunia medis, kemungkinan pasien kanker serviks stadium II untuk sembuh sangat besar. Begitu juga dengan Julia Perez. Kemungkinan Jupe meninggal dunia akibat kanker serviks tidak akan terjadi jika dia tidak bermimpi untuk hamil.
"Kemungkinan besar sembuh dari kanker ada. Saya menduga karena Jupe menghemat-hemat rahimnya. Seharusnya, ya sudah, mau diapakan lagi? Kalau saja rahim itu diangkat semua, tak akan bersisa sel kanker itu," kata Staf Medik Fungsional Instalasi Radioterapi Rumah Sakit Dharmais, Dr Fielda Djuita SpRad(K) Onk. Rad kepada Health Liputan6.com, Sabtu (10/6/2017)
Seperti yang pernah Jupe katakan bahwa dia bukan mengalami pengangkatan rahim, tapi proses pemindahan ovarium. "Jadi, ovarium saya diangkat sedikit ke atas. Saya akhirnya bisa punya anak secara normal," kata Jupe kala itu.
Omongan Julia Perez itu amat disayangkan oleh Fielda yang sudah lebih dari 30 tahun menangani pasien dengan kanker. Menurut dia, jangan berpikir jauh buat punya anak dulu jika sudah divonis kanker serviks, apalagi stadium II ke atas.
"Kalau sudah ada kanker, jangan disisa-sisakan. Habiskan saja, jangan pikir punya anak. Setelah dihabiskan, terapi yang benar, baru kalau sudah sembuh total menurut dokter yang menangani, dipikirkan langkah selanjutnya buat punya anak," kata Fielda menambahkan.
Fielda juga punya anak yang mengidap kanker payudara. Dia mengatakan kepada anaknya supaya membiarkan dokter mengangkat kedua payudaranya, karena memang standarnya sudah seperti itu.
"Sayangnya kalau di Indonesia, maunya itu payudara masih bagus. Mana bisa. Pasien tinggal pilih, mau panjang umur atau terlihat cakep (tapi menderita)?," kata Fielda menjelaskan.
Menurut Fielda, kemungkinan pasien kanker untuk hidup begitu besar asal cepat ditangani dan mengikuti semua prosedurnya. "Hampir semuanya bisa baik. Baik pasien yang di rumah sakit swasta maupun yang ditolong BPJS Kesehatan. Asalkan itu, tidak ada yang dihemat-hemat. Kalau memang harus diangkat, angkat saja," kata Fielda menekankan.
Inilah pesan yang ingin disampaikan Fielda kepada seluruh wanita di Indonesia. Umur memang hanya Tuhan yang tahu. Begitu juga dengan Jupe. Andai kata memang Jupe harus meninggal dunia hari ini, setidaknya dia tidak mesti merasakan sakit karena pengobatan panjang akibat kanker serviks.
"Beresin saja dulu kankernya, baru fokus untuk punya anak. Dan, percayakan sama dokter yang menanganinya," kata Fielda.
Namun, sekali lagi, semua itu telah terjadi. Julia Perez meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker serviks pada Sabtu, 10 Juni 2017 siang.