Liputan6.com, Bandung Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Hasan Sadikin kembali menangani bayi kembar siam conjoined throakoomphalophagus. Kali ini bayi kembar siam itu bernama Candra Supriatna dan Canda Supriadi warga asal Kampung Pasirkunci, Desa Cipanjalu, Kelurahan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.
"Kami ingin menginformasikan bahwa kita masih merawat bayi kembar siam dengan orangtua Lili (34) dan Wasmini (32) asal Cilengkrang. Bayinya sudah dirawat dua bulan setengah," kata Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Hasan Sadikin, Nucki Nursamsi, Rabu, 20 September 2017.
Baca Juga
Candra dan Canda merupakan bayi kembar siam rujukan RSUD Soreang sebelum akhirnya dirawat di RSUP Hasan Sadikin. Tubuh keduanya menyatu di bagian dada dan bagian perut. Namun, jantung keduanya terpisah dengan rongga jantung yang lengkap.
Advertisement
Sementara berat badan keduanya mencapai 6,2 kilogram. Hanya saja, keduanya mengalami permasalahan jalan napas. "Karena itu keduanya dirawat di ruang intensif dengan bantuan alat napas," tambah Nucki.
Pihak rumah sakit juga telah memberikan tindakan rontgen toraks, USG whole abnomen dan cardiac, echocardiography, ultraonografi kepala, dan pemeriksaan laboratorium.
"Jika diizinkan akan kita usahakan lakukan tindakan pemisahaan saat usia sekitar satu tahun," terangnya.
Saksikan juga video berikut:
RSUP Hasan Sadikin Telah Bersiap
Di tempat yang sama, Ketua Tim Penanganan Bayi Kembar Siam RSUP Hasan Sadikin Sjarif Hidajat Effendi menjelaskan, pihaknya memang sudah mempersiapkan penanganan bayi Candra dan Canda.
"Sejak kehamilan enam bulan dilakukan USG di Hasan Sadikin, diketahui ibu ini akan melahirkan kembar siam. Selain kontrol ke sini ibunya juga melakukan pemeriksaan di poli kebidanan. Operasi caesar dilakukan 4 Juli 2017, lahir dengan berat 4,6 kilogram. Bagian yang menyatu mulai dari bawah leher sampai ke perut," jelas dia.
Saat ini kedua bayi masih menggunakan alat bantu pernapasan. Adapun nutrisi yang diberikan hanya bisa diberikan melalui saluran vena.
"Keadaan bayinya bagus, cuma posisinya sangat melekat. Setelah dilakukan tindakan diketahui jantung ada dua terpisah, namun ada keraguan apakah ada pembuluh yang bersatu," paparnya.
Sjarif menuturkan, tim berencana melakukan CT-Thoraks angiografi dan barium enema pada kedua bayi. Adapun keputusan pemisahan dilakukan setelah ada hasil CT-Scan angiografi.
"Rencana operasi kemudian sangat menunggu hasil CT-Scan angiografi ini. Tapi kita menunggu sampai usianya satu tahun," kata Sjarif menambahkan. (Huyogo Simbolon)
Advertisement