Setop Ucapkan 6 Kalimat Ini Saat Memarahi Anak

Membesarkan anak butuh kerja keras, bukan tindakan keras, jadi pastikan Anda memilih kalimat yang tepat saat memarahi anak.

oleh Yasmine diperbarui 03 Nov 2017, 06:00 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2017, 06:00 WIB
ibu-marah-pada-anak-130925b.jpg
Membesarkan anak butuh kerja keras, bukan tindakan keras, jadi pastikan Anda memilih kalimat yang tepat saat memarahi anak.

Liputan6.com, Jakarta Setiap orangtua selalu menginginkan anaknya tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Namun untuk mewujudkan impian tersebut dibutuhkan kerja keras, bukan tindakan yang keras.

Seringkali orang tua menganggap meninggikan suara atau membandingkan anak dengan dirinya, menjadi sebuah solusi terbaik. Padahal tidak.

Melansir Times of India, Jumat (3/11/2017) berikut adalah ucapan yang tak boleh dilontarkan saat memarahi anak.

1. "Saya lebih bertanggungjawab saat seusiamu"

Membandingkan anak dengan memberi contoh apa yang Anda lakukan saat kecil merupakan kesalahan terbesar. Hal ini seringkali dilakukan oleh orang tua dengan harapan anaknya menjadi lebih baik. Sikap ini hanya akan mematahkan harapan dan kepercayaan diri anak.

2. "Kenapa sih selalu salah"

Jangan menghukum anak hanya karena ia belum bisa bersikap dewasa. Setiap orang melakukan kesalahan dan ini proses belajar. Tugas orangtua adalah membimbing, bukan memaksakan kehendak.

3. "Mengapa kamu tak bisa seperti kakak/adik kamu?"

Ini adalah kesalahan fatal dengan membandingkan anak yang satu dengan yang lain. Tindakan ini akan menimbulkan permusuhan di antara kakak beradik.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 


Hindari kata-kata yang menyakitkan

Orangtua Mudah Marah? Ini Dampaknya pada Anak
Pastikan kata-kata yang Anda pilih tidak akan menyakiti perasaan anak.

4. "Kamu harus malu dengan diri sendiri"

Pernyataan ini sangat keras dan akan melukai perasaan anak. Mungkin ada anak yang memiliki sifat jahil namun tak berarti anak dapat mengatakan hal kasar seperti di atas. Ada cara yang lebih baik untuk membuat anak mengenal mana tindakan yang baik dan buruk.

5. "Kamu seperti ayah/ibumu"

Hal ini seringkali terjadi pada anak yang hidup dengan satu orang tua. Anak yang menjadi saksi dan korban perpisahan menjadi tumpuan kesalahan salah satu pihak. Sikap ini akan mengihlangan rasa hormat pada orang tuanya.

6. "Saya menyesal memiliki anak seperti kamu"

Pernyataan ini sering keluar tanpa sadar akibat ledakan emosional yang ekstrem. Tapi konsekuensinya adalah anak akan kehilangan percaya diri dan merasa tak diharapkan kehadirannya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya