Viral Video Penganiayaan, Ini Bahaya Benturan Kepala ke Tembok

Seorang anak sekolah menengah pertama (SMP) dianiaya guru dengan dibenturkan ke tembok, ini bahayanya.

oleh Umi Septia diperbarui 06 Nov 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2017, 20:00 WIB
Ilustrasi Kekerasan Pada Anak
Ilustrasi Kekerasan Pada Anak (iStock Photo)

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini beredar video penganiayaan terhadap siswa sekolah menengah pertama (SMP) di sosial media. Dalam video tersebut, seorang murid mendapat perlakuan kasar, di antaranya penamparan dan dibenturkan kepalanya ke dinding.

Menurut dokter spesialis saraf Frandy Susatia, perlakuan seseorang yang membenturkan kepala orang lain ke tembok bisa berakibat fatal.

"Yang paling umum terjadi yaitu pendarahan. Ini terjadi akibat benturan. Biasanya menyebabkan gegar otak," kata dr. Frandy saat dihubungi oleh Health-Liputan6.com pada Senin (6/11/2017).

Lebih lanjut dia menjelaskan, selain pendarahan pada otak, benturan juga bisa menyebabkan pendarahan dalam kepala. Hal ini juga bisa menyebabkan hilangnya kesadaran.

Dr. Frandy menjelaskan, akibat benturan di kepala, korban juga bisa mengalami cedera, mulai dari yang ringan hingga yang berat.

"Efek paling ringan yaitu cedera kepala ringan, kalau cedera sedang biasanya menyebabkan kehilangan kesadaran beberapa saat. Sementara, kalau cedera berat bisa menyebabkan koma," kata Frandy menekankan.

Dia menjelaskan, benturan yang keras juga bisa membuat saraf terputus yang efeknya pada pendarahan dan hilangnya kesadaran.

Dr. Frandy menyarankan untuk memberikan pertolongan pertama jika ada orang yang mengalami kejadian nahas seperti itu.

"Kalau korban tidak sadar, baringkan, jaga kondisi nafas jangan sampai tersumbat. Selain itu, hindari banyak orang yang mengelilingi korban. Usahakan bawa ke rumah sakit segera dan nantinya harus menjalani city scan," kata dr. Frandy.

Untuk pemulihan, dr. Frandy mengatakan biasanya untuk cedera ringan dan sedang membutuhkan beberapa minggu. Sementara itu, untuk cedera berat bisa membutuhkan waktu beberapa bulan.

 

Saksikan video menarik berikut :

 

Kisah siswa SMP yang dianiaya guru

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengutuk keras penganiayaan siswa oleh seorang guru bernama Ma'in di salah satu SMP di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung.

"Ini sudah masuk kategori penganiayaan berat, karena tidak sekadar ditampar, tetapi siswa pun dibenturkan kepalanya ke dinding. Diduga akibat benturan tersebut, ananda korban mengalami sakit di kepala," kata Komisioner KPAI bidang pendidikan Retno Listyarti di Jakarta, Senin (6/11/2017), dilansir dari regional Liputan6.com.

Dia menyebut penganiayaan yang terjadi di lingkungan sekolah itu dipicu hal sepele. Siswa tersebut, kata Retno, memanggil guru tanpa menyertakan kata yang sesuai di depan nama sang pengajar.

"Karena korban dianggap 'kurang ajar' dengan sengaja memanggil nama si guru tanpa menggunakan kata 'Pak'," kata dia.

Saat kekerasan pada siswa terjadi, aksi tersebut disaksikan siswanya yang lain. Rekan-rekan siswa itu, sambung dia, sempat berupaya menghentikan penganiayaan yang dilakukan gurunya, tetapi guru tersebut malah semakin emosi.

"Bahkan, terjadi juga pelemparan kursi," kata Retno.

Menurut Retno, guru tersebut sangat membahayakan keselamatan psikologis dan fisik anak-anak karena tak mampu mengontrol emosi. "Yang bersangkutan harus dievaluasi secara kepegawaian oleh dinas terkait apakah masih patut menjadi guru atau tidak," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya