Liputan6.com, Jakarta Kasus tuberkulosis (TB) paling banyak ditemukan di daerah perkotaan. Dari peta situasi TB yang dimiliki Kementerian Kesehatan memperlihatkan dari ujung barat hingga timur Pulau Jawa memiliki beban yang berat.
"TB pada saat ini justru berkembang di daerah kumuh, daerah padat, daerah perkotaan. Dengan sanitasi yang jelek, dengan lingkungan yang tidak bersih, TB akan mudah sekali menular," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Subuh, dalam Akselerasi Menuju Indonesia Bebas Tuberkulosis pada Senin (4/12/2017) di Jakarta.
Baca Juga
Advertisement
Selain Pulau Jawa, dari peta situasi TB tersebut tampak sebagian besar provinsi di Sumatera juga ada banyak orang dengan TB. Terdapat pula kasus TB di Kalimatan dan Sulawesi, serta hanya sedikit kasus TB di Papua.
Lebih lanjut, Subuh menjelaskan bahwa TB merupakan salah satu penyakit yang menular lewat udara. Bila ada pasien TB batuk atau bersin tanpa ditutup, dia akan menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei).
Seseorang bakal terinfeksi bila menghirup udara yang mengandung percikan dahak yang menyebarkan infeksi itu. Sekali batuk saja bisa menghasilkan 3.000 percikan dahak yang mengandung kuman 0-3.500 Mycobacterium tuberculosis.
Sementara kalau bersin dapat melepaskan 4.500 - 1.000.000 bakteri penyebab TB.
Â
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Indonesia Urutan Kedua Terbanyak Penderita TB
Menurut data WHO pada 2015, Indonesia saat ini menduduki peringkat kedua tertinggi di dunia terkait masalah tuberkulosis. Kasus TB terbanyak di dunia dipegang oleh India dan ketiga adalah Republik Rakyat Tiongkok.
Diperkirakan, setiap tahunnya ada satu juta kasus TB baru di Indonesia. Namun, hanya 35 persen yang diketahui. Sisanya, atau sekitar 65 persen belum mendapatkan pengobatan atau tidak terdata.
Angka kematian TB mencapai 100 ribu per tahun atau setiap jam ada 3-4 orang meninggal karena TB.
Advertisement