Liputan6.com, Jakarta Jika tak terus dipupuk, gairah seks bisa memudar seiringnya perjalanan waktu berumah tangga. Diawali ketika pasca melahirkan, jadwal tidur bayi yang tak menentu dan rasa sakit usai melahirkan menjadi alasan awal mengapa pasutri cuti seks sesaat.
Selanjutnya ada tanggung jawab baru dalam rumah tangga dan kewalahan dalam mengurus anak. Belum lagi ditambah pekerjaan kantor dan keuangan keluarga yang semakin membengkak. Semuanya bisa menjadi alasan lain untuk cuti seks kembali. Tidur menjadi pilihan terbaik ketimbang seks.
Tanpa disadari libido atau gairah seks akan perlahan menghilang. Dan tak akan ada lagi ketertarikan satu sama lain.
Advertisement
Namun menurut sebuah penelitian, ada satu solusi agar setiap pasutri dapat menjaga gairah seks tetap membara. Yaitu dengan berbagi tanggung jawab, melansir laman TimesofIndia, Jumat (20/4/2018).
Studi yang dilakukan oleh Georgia State University menunjukkan, pasutri yang berbagi 40 hingga 60 persen tanggung jawab pengasuhan anak memiliki hubungan yang lebih bahagia dan kehidupan seks yang lebih baik.
Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa pasangan yang berbagi tanggung jawab cenderung tidak berkelahi dan memiliki hubungan dan kehidupan seksual yang 'lebih berkualitas' daripada mereka yang tidak.
Fakta ini didapat dari data yang dikumpulkan dari 487 pasangan heteroseksual (yang memiliki anak) dan mengelompokkan mereka menjadi tiga kategori - hubungan di mana perempuan mengambil alih sebagian besar tanggung jawab pengasuhan anak (setidaknya 60 persen), hubungan di mana laki-laki mengambil sebagian besar tanggung jawab dan tanggung jawab di mana para mitra membagi tanggung jawab hampir sama.
Saksikan juga video berikut ini:
Manfaat berbagi tanggung jawab
Para peneliti juga mempelajari parameter lain yang menentukan hubungan pasangan, yakni konflik, frekuensi seksual, dan kualitas kehidupan seks.
Hasilnya, mereka yang berbagi tanggung jawab memiliki kehidupan seks yang lebih baik dan memuaskan.
Menurut para ahli, berbagi tanggung jawab membuat kedua orangtua merasa 'setara' dan tidak ada yang berakhir terlalu banyak bekerja. Selain itu, banyak pasangan ingin secara jelas mendemostrasikan tanggung jawab dan lebih memilih untuk memiliki rutinitas yang terencana dan dapat diprediksi.
Advertisement