Liputan6.com, Jakarta Suntikan vitamin C sedang booming di banyak wanita untuk menjaga kecantikan wajah. Salah satu hal yang dijual, suntikan ini bisa membuat kulit lebih putih.Â
Bagi masyarakat Indonesia yang lekat dengan ciri khas kulit kuning langsat, tentu berbeda dengan etnis lain yang memiliki ciri khas warna kulit berbeda. Bahkan dalam demografis masyarakat Indonesia pun, terdapat banyak orang yang berada dalam spektrum warna kulit lainnya. Ada yang memiliki warna kulit cenderung lebih putih, sawo matang, bahkan warna kulit yang cenderung lebih gelap.
Advertisement
Baca Juga
Variasi warna kulit ini dipengaruhi oleh melanin, yang merupakan pigmen perwarna yang terdapat di rambut, kulit, dan bagian iris mata manusia. Melanin merupakan pigmen alami yang terdapat dalam tubuh dan memberikan warna cokelat tua hingga kehitaman. Zat ini yang membedakan orang berkulit cenderung lebih putih (sedikit melanin) dan yang cenderung lebih gelap (memiliki lebih banyak melanin).
Salah satu cara yang sering ditempuh untuk mendapatkan warna kulit yang lebih putih adalah dengan melakukan suntik vitamin C, yang biasanya disertai dengan gluthatione.
Padahal, pemberian vitamin C melalui injeksi tanpa indikasi medis dan pengawasan dokter sangat tidak disarankan. Tindakan ini dapat mengakibatkan berbagai efek samping bagi tubuh.
Â
Manfaat Suntik Vitamin C
Selain untuk memutihkan kulit, suntik vitamin C juga sering dikatakan dapat membuat tubuh terasa segar, sebagai versi lebih kuat dari minum suplemen vitamin C setiap hari. Padahal, sebagai komponen mikronutrien, vitamin C hanya dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit. Sisanya akan dibuang bersama zat lain dalam urine.
Memang ada beberapa manfaat yang terbukti dari suntik vitamin C, serta beberapa kondisi medis yang mengindikasikan bagi seseorang untuk mendapatkan prosedur ini. Kondisi tersebut diantaranya seperti gangguan perdarahan, defisiensi vitamin C, dan lain-lain.
Manfaat injeksi vitamin C dosis tinggi lainnya adalah sebagai salah satu kombinasi terapi kanker, yang tentunya harus dilakukan sebagai salah satu bagian dari rencana terapi di bawah pengawasan ketat dari dokter.
Penulis :Â dr. Astrid Wulan Kusumoastuti / Klik Dokter
Advertisement