Liputan6.com, Jakarta Masyarakat modern yang tinggal di kota-kota besar rasa-rasanya tak bisa dilepaskan dari ponsel pintar. Bahkan, pada beberapa orang, ponsel pintar bisa memengaruhi kejiwaan seseorang seperti disampaikan Direktur RSIJ Cempaka Putih, dr. Metta Desvini Primadona Siregar.
"Ada perilaku tertentu yang dilakukan orang saat ini dimana teknologi digital itu mempengaruhi otak kita. Misalnya ada orang yang merasa bahwa HP-nya bergetar padahal tidak," kata Metta saat Pengkajian Ramadan 2018 Muhammadiyah dalam rilis yang diterima Health-Liputan6.com, Selasa (29/5.2018).
Baca Juga
Metta juga menyebutkan ada orang-orang yang ketakutan berlebihan bila tidak memegang ponsel. Dalam istilah medis disebut nomopobhia.
Advertisement
"Orang ini akan menjadi tidak rasional ketika ketinggalan HP misalnya. Perilakunya akan sangat panik. Atau mereka itu akan selalu mengecek HP-nya secara terus menerus tidakberhenti," tutur Metta.
Â
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Efek gawai pada lainnya
Orang-orang yang kecanduan gawai menurut Metta bakal mengalami beberapa masalah keijawaa. Seperti cenderung cemas, depresi dan mengalami gangguan jiwa tertentu.
Bila anak yang sudah kecanduan gawai ini juga tak kalah mengerikan dampaknya. Anak bisa mengalami gangguan pergaulan dan belajar yang berujung pada malas belajar."Mereka juga sangat emosional, mudah marah," kata Metta.
Metta juga menyinggung orang-orang yang pergi berdoa ke Mekkah, tapi jika dilihat dari media sosial, terus menerus mengunggah aktivitasnya ke media sosial. "Semua aktivitas selalu dimasukkan ke medsos. Ini ternyata gangguan jiwa," tutur Metta.
Advertisement