Saat Jatuh Cinta, Perempuan Alami Perubahan Genetik

Para ilmuwan juga menemukan, ketika jatuh cinta seorang perempuan akan menghasilkan protein yang mampu melawan virus

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 14 Jan 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2019, 21:00 WIB
Pria, Ini 6 Rahasia Buat Seorang Wanita Jatuh Cinta Pada Anda
Ingin tahu rahasia membuat seorang wanita jatuh cinta pada Anda? Simak di sini. (Foto: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Jatuh cinta tidak hanya membuat seseorang mengalami jutaan rasa. Namun bagi wanita, tubuh mereka akan menyebabkan perubahan secara genetik.

Dalam sebuah studi terbaru, para peneliti mencari tahu bagaimana jatuh cinta bisa membuat seseorang mengalami sensasi fisik seperti jantung berdebar dan pemikiran obsesif. Para ilmuwan curiga, ada perubahan mendasar pada tubuh manusia dikarenakan hal tersebut.

Mengutip Independent.co.uk pada Senin (14/1/2019), para peneliti di University of California di Los Angeles mencari tahu dampak jatuh cinta pada fungsi genom manusia. Mereka mengambil sampel darah dari 47 perempuan ketika baru memulai hubungan romantis selama dua tahun.

Tim mengamati adanya perubahan genetik pada mereka yang sedang merasa jatuh cinta. Hal ini tidak hanya berdampak pada perempuan secara psikologis, namun juga secara fisik.

"Jatuh cinta adalah salah satu pengalaman psikologis yang paling kuat dalam kehidupan manusia," tulis para peneliti seperti dilaporkan The Sunday times.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Produksi protein pencegah virus

Hubungan cinta pasangan bahagia (iStock)
Ilustrasi hubungan cinta pasangan bahagia (iStockphoto)

Mereka menemukan, jatuh cinta pada seseorang menyebabkan gen memproduksi interferon. Protein ini biasanya digunakan untuk melawan virus.

"Ini konsisten dengan tanggapan pada kekebalan bawaan terhadap infeksi virus," tulis para peneliti.

"Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perubahan fisiologis yang terkait dengan hubungan romantis dapat dilemahkan ketika hubungan tersebut matang...korelasi biologis dalam cinta mungkin mereda dengan matangnya ikatan pasangan dalam jangka panjang yang lebih stabil," tulis para ilmuwan tersebut.

Namun, belum jelas alasan di balik meningkatnya interferon. Ilmuwan memberikan kemungkinan hal ini karena tubuh menyiapkan diri untuk melakukan pembuahan. Sehingga, ada kemungkinan perbedaan tanggapan genetik pada pria ketika jatuh cinta.

Mereka mengatakan, penelitian berikutnya bisa dilakukan untuk menyelidiki apakah ada pola serupa ketika seorang pria jatuh cinta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya